[23] Birthday Plans

11 3 0
                                    

Hampir dua hari tidak berkomunikasi dengan Bintang, pemuda itu tiba-tiba menghubunginya di jam yang sudah menunjukkan lewat tengah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir dua hari tidak berkomunikasi dengan Bintang, pemuda itu tiba-tiba menghubunginya di jam yang sudah menunjukkan lewat tengah malam.

Ileana menatap sejenak layar ponselnya, ia merasa jantungnya berpacu dengan cepat. "Halo?" panggilnya pelan.

"Gue gak bisa tidur, Na,"  keluh Bintang di seberang sana. "Maaf karena ganggu lo di jam segini ..."

Sebenarnya, Ileana juga tidak pernah bisa tidur dengan tenang semenjak mendengar penuturan Raiden tentang kematiannya. "Gakpapa, Bin, lagian aku juga belum tidur," balas Ileana sembari merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Ileana bisa mendengar deru napas berat Bintang. "Na, teleponnya jangan dimatiin ya," pinta Bintang terdengar seperti seorang anak yang takut ditinggal tidur sendiri oleh ibunya.

Gadis itu refleks mengangguk meski tahu Bintang tidak bisa melihatnya. "Iya, gak aku matiin.

"Sampai pagi jangan dimatiin."

"Iyaa Bintang, mau aku nyanyiin sekalian biar cepat tidur?" tukas Ileana karena merasa Bintang tidak mempercayai ucapannya.

"Iya."

Tidak percaya, padahal dia hanya bercanda tetapi ditanggapi serius oleh pemuda itu. Entah sisi Bintang mana lagi yang ia dapatkan malam ini.

Meskipun begitu, Ileana tidak ingin berharap lebih lagi. Bisa saja sebelumnya Bintang menghubungi yang lainnya lebih dulu dan kebetulan hanya dia yang merimanya.

"Mau request lagu gak?" tanya Ileana basa basi.

"Terserah, Na."

"Nina bobo mau?"

"Apapun asal lo yang nyanyi."

Ileana menyungging senyum. Jujur saja, jawaban Bintang membuatnya ingin berteriak, tetapi ia mencoba menahannya karena sudah larut malam. Bisa-bisa, tetangganya ikut bangun karena salah tingkahnya.

Tidak sadar, pipinya merah merona, untung saja tidak ada yang melihatnya. Ileana menyanyikan banyak lagu, mulai dari lagu anak kecil sampai lagu yang menggambarkan hatinya.

Ileana berhenti bernyanyi, dia lupa ingin memastikan sesuatu pada Bintang. "Annora bilang kamu gak pernah ngajak dia ke core festival, Bin. Itu beneran?" tanyanya.

"Bin?"

"Bintang?"

Ileana mendengus, ternyata pemuda itu sudah tertidur. Sedikit kesal tetapi juga merasa lega karena suaranya membuat Bintang bisa tertidur.

Sekarang, ia juga harus tidur karena besok akan menjadi hari yang melelahkan. Sesuai janjinya, Ileana membiarkan sambungan telepon mereka tetap terhubung.

•✮°───⋆⋅۝⋅⋆───°✮•

Upacara bendera sudah dimulai lima belas menit yang lalu. Matahari memang belum berada di atas kepala tetapi sudah terasa terik. Apalagi kepala sekolah memberikan amanat yang sangat lama membuat siswa-siswi banyak yang mengeluh.

Lintas Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang