[22]

16 3 0
                                    

Di tempat paling tinggi di gedung sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat paling tinggi di gedung sekolah. Tepatnya di atas rooftop, Bintang berdiam diri menikmati semilir angin yang menyejukkan wajah.

Memikirkan tentang mesin waktu yang menjadi lebih parah dari sebelumnya membuat Bintang tidak berselera melakukan apapun.

Bintang tenggelam dalam laut pikiran yang tak kunjung surut, ditambah lagi dengan kedatangan Raiden di kantin tadi membuatnya merasa kesal. Entah apa alasannya, ia merasa membenci pemuda itu.

Arrgh!

Teriak Bintang menendang tembok pembatas rooftop. "Apa yang salah? Padahal tinggal selangkah lagi!" teriaknya kesal.

Bintang melihat ke atas langit yang berwarna biru cerah, sama sekali tidak menggambarkan perasaannya saat ini. Ia menghela napas dalam-dalam. "Bunda ... Bintang rindu ..." lirihnya.

Tidak banyak kenangan manis yang ia miliki dengan sang ibu, namun ia rela menjadi tempat pelampiasan disaat ibunya mengalami depresi. Asalkan Bintang bisa melihat ibunya hidup kembali, itu sudah cukup.

Naif memang, tapi apa salahnya untuk mencoba? Setelah masalah yang menimpanya tidak membuat semangat Bintang pudar.

Dia akan tetap berusaha sampai ia benar-benar bisa mewujudkan tujuannya untuk kembali ke masa lalu. Tidak akan membiarkan ibunya bertemu dengan sang ayah.

Bintang akan merubah takdirnya meskipun harus menentang hukum semesta. Hal yang tidak mungkin dan tidak masuk akal bagi orang, apakah dirinya bisa mewujudkannya?

"Kalau dia bisa, gue juga pasti bisa!" ucapnya menyemangati diri.

•✮°───⋆⋅۝⋅⋆───°✮•

Ileana melewati lorong sekolah yang senggang, dia sengaja untuk menunggu lebih sepi dan menyuruh teman-temannya pulang lebih dulu karena ia memiliki janji dengan seseorang.

Sedangkan Bintang tidak pernah berada di kelas hingga bel masuk berbunyi. Entah pergi kemana pemuda itu, Ileana mengkhawatirkannya.

Dia menghentikan langkah ketika melihat dua insan bercakap yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Meski tidak mendengar percakapan mereka, Ileana menebak keduanya sedang beradu argumen.

Ileana membatalkan niatnya, ia berbalik arah berpura-pura tidak melihat kejadian tersebut.

"Tunggu Ileana!" teriak Raiden. Pemuda itu berlari kecil mengejar Ileana dan mengabaikan Ersya yang berusaha menghentikan dirinya.

"Kamu nyuruh aku buat nunggu disini tapi kenapa malah balik lagi?" tanya Raiden dengan napas memburu, ia menyesuaikan langkahnya dengan Ileana.

Agar tak mengundang banyak pertanyaan dan kecurigaan dari teman-temannya, Ileana mengirimkan pesan pada Raiden untuk menunggunya di depan ruang bk saja yang berada jauh dari kelasnya.

Lintas Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang