Ileana mengambil tisu dari saku bajunya, bukannya hanya air matanya yang keluar tetapi juga ingusnya.
Suara Annora dan Keisha terdengar semakin dekat, Ileana mengambil napas panjang lalu mengembuskannya dengan pelan.
"Lo masih di sini?" tanya Annora sembari memeluk seragam olahraganya.
"Iya, sengaja nunggu kalian. Tadi aku denger banyak suara kakel cowok di bawah tangga," jawab Ileana berbohong.
Annora terdiam sejenak memperhatikan kemudian mengangguk pelan. "Ayo," ajaknya.
Ketiganya pun menuruni tangga bersama-sama menuju ruang ganti. Ileana hanya ikut untuk menemani.
"Kemarin Bintang pergi ngejar kamu, Na. Pulang-pulang dia basah kuyup," ucap Keisha di depan cermin merapikan rambutnya.
Perkataan Keisha mengundang banyak pertanyaan dalam benak Ileana. Untuk apa pemuda itu mengejarnya sampai rela basah kuyup.
Padahal dia berpamitan dengan baik, tidak mereog karena merasa cemburu. Apa karena matanya memerah setelah keluar dari kamar mandi kemarin? Dan Bintang merasa kasihan karena hal itu?
"Jadi gimana? Kalian ketemu?" imbuhnya memandang gadis itu yang masih diam membisu.
"Ha ... enggak," jawab Ileana sembari menggelengkan kepala.
"Padahal gue udah ngebayangin kalian saling peluk di bawah air hujan kayak di drakor, terus jadian dan happy ending," sambung Annora panjang lebar.
"Apaan sih, Ra. Itu kayaknya hal yang gak mungkin, lagian Bintang juga gak suka sama aku."
Annora melipat baju seragamnya. "Menurut perhatian gue nih ya, Na, gue ngerasa Bintang itu banyak berubah, kepedulian dia dulu dan sekarang ke lo itu beda banget. Misalkan nih ya waktu Raiden ngajak lo pulang, gue bisa ngerasain kalau dia itu lagi cemburu, buktinya waktu itu dia maksa lo untuk pulang bareng dia. Padahal dulu dia gak seposesif itu."
Mendengar penuturan Annora yang begitu panjang membuat hati Ileana bimbang tetapi mengingat ucapan Bintang tadi membuat Ileana tidak ingin berharap apapun lagi.
Beberapa menit mengganti baju seragam di kamar mandi, ketiganya pun kembali ke kelas untuk menyimpan pakaian dan berakhir di lapangan sekolah.
Ileana duduk di sebuah kursi kayu yang berada di pinggir lapangan, memperhatikan teman-temannya yang sedang melakukan pemanasan.
Guru olahraga terlihat menjelaskan sesuatu, beberapa menit kemudian pria paruh baya itu pergi meninggalkan para muridnya. Barisan dibubarkan.
Para sahabatnya datang menghampiri tak terkecuali Bintang, ekspresi pemuda itu selalu terlihat datar. Seperti tidak terjadi apapun diantara mereka setelah apa yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Nih." Ileana menyodorkan air mineral kemasan pada Annora dan satunya lagi pada Jaygar, ia sengaja membelikannya untuk mereka agar sedikit berguna sebagai sahabat.
"Tau gini, gue mending tadi gak minjem baju," ucap Alteza sembari mengambil botol yang berisi air mineral itu dari Jaygar.
Annora mengangguk setuju. "Nambah beban aja!" timpalnya.
Keisha menyodorkan tangannya pada Ileana, mengajak gadis itu untuk kembali ke kelas.
"Gak jadi olga?" tanya Ileana memastikan.
"Iya, itu Pak Kumis nyuruh belajar sendiri, katanya dia mau pergi. Ngeselin banget gak sih!" dengus Annora.
"Mending mana, jamkos atau olahraga?" tanya Jaygar yang dihadiahi senyuman manis dari Annora, gadis itu kemudian melingkarkan satu tangannya pada bahu Jaygar yang lebih tinggi darinya.
"Hehe, jamkos dongs!"
Di pertengahan jalan menuju kelas, Bintang memberitahu yang lainnya untuk pergi ke toilet sebentar.
"Oh ya Jay, maaf ya waktu itu kamu jadi ikut basah gara-gara aku," ujar Ileana membuka suaranya setelah kepergian Bintang.
Sebenarnya dia sedikit malu berhadapan dengan Jaygar, pemuda itu menjadi saksi kesedihannya. Apalagi dia tidak sempat berterima kasih dan melongos pergi begitu saja saat diantar pulang.
Sangat tidak etis sekali!
"Iya santai aja, sekarang kamu udah beneran sehat kan?" balas Jaygar yang hanya diangguki Ileana.
"Kak Keisha, dipanggil sama ketos," ujar seorang adik kelas yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Keisha mengangguk mengikuti arah gadis berkuncir kuda itu.
Sesampainya di kelas, Ileana duduk di bangkunya diikuti Annora, gadis itu merasa kesepian duduk di bangku sendirian. Tak berselang lama, teman kelas mereka yang lain datang meramaikan suasana kelas.
Ileana membuka ranselnya mengeluarkan kotak bekal yang diberikan oleh mamanya pagi tadi. Tetapi, sekarang dia masih tidak berselera untuk makan takut makannya basi, diapun menawarkan pada ketiga temannya.
"Suapin!" ucap Annora dengan manja dan tanpa rasa malu.
Dengan senang hati Ileana mengiyakan menyodorkan sendok yang berisi nasi serta lauk pauk kearah mulut sahabatnya itu.
"Kalian juga mau?" tanya Ileana menyadari dua temannya yang duduk di belakang memperhatikan kegiatannya dan Annora.
Keduanya mengangguk setuju. "Ihh Jay, secara gak langsung kita udah ciuman loh, dan lo juga ciuman sama Alteza!" seru Annora setelah Ileana selesai menyuapi dua bocah itu.
"Lagi Mama," pinta Alteza membuat Ileana bergidik geli dipanggil dengan sebutan mama. "Sekarang Mama gue ada tiga," imbuhnya sembari mengunyah.
"Bagi satu dong, Al," sambung Jaygar.
"Ini yang matiin lampu siapa sih? Gelap banget," celetuk Annora.
Hubungan mereka mungkin sudah berada di tahap sahabat adalah saudara, ketiganya sama sekali tidak jijik dengan makan memakai satu sendok bergiliran.
"Suapan terakhir untuk Jaygar, aa ..." suruh Ileana mengikuti perannya sebagai ibu.
Tanpa disadari, Bintang sudah berada di dalam kelas dan hanya berdiri di samping bangku Ileana karena kursinya diduduki oleh Annora.
"Tau gak sih," ucap Annora berhasil mengundang perhatian yang lainnya.
"Tadikan gue masak nasi goreng terus tambahin garamnya kebanyakan eh gak taunya jadi asing," imbuhnya sembari berdiri ingin keluar dari bangku Bintang.Ileana yang duduk di pinggir segera memberikan gadis itu jalan untuk keluar. Matanya tidak sengaja bertatapan dengan Bintang, Ileana dengan cepat membuang wajahnya ke arah lain.
"Lo habis kemana?" tanya Annora melipat kedua tangannya di depan dada berdiri di depan Bintang melontarkan tatapan tajamnya.
"Tadikan gue bilang pergi ke toilet," jawab Bintang memutar bola matanya malas. "Minggir!"
"Tapi kok bau asap rokok!" balas Annora tidak mengindahkan seruan Bintang dan malah mendengus mencium aroma pemuda itu. "Lo ngerokok ya?!" tudingnya.
Bintang mendorong tubuh Annora kesamping agar menjauh darinya kemudian duduk di bangkunya tanpa rasa bersalah. "Bukan urusan lo."
Ileana merapikan kotak bekalnya, menyimpannya dikolong mejanya. Berusaha tidak peduli dengan percakapan Bintang dan Annora.
"Lagi ngomongin apa? Kok keliatan serius banget?" tanya Keisha yang baru datang memandang teman-temannya dengan lekat.
Alteza bangun dari duduknya, mengajak Keisha untuk keluar dari kelas. "Disini panas, Sha. Ngadem di luar yuk."
"Bentar, Al," ucap Keisha melepaskan tangan Alteza yang menariknya. "Hidung lo berdarah, Bin!" ucapnya khawatir melihat kondisi Bintang.
• To be continued •

KAMU SEDANG MEMBACA
Lintas Waktu
Science Fiction[Romance, fantasy] "Terus mengulang waktu tidak akan membuatmu maju!" ____ Setelah lulus sma baru beberapa bulan, Ileana Electra tiba-tiba terseret arus waktu, ia mengalami hal diluar logika. Mengulang dan melompati waktu membuatnya muak dan lelah. ...