IV

2.8K 184 0
                                    

~HAPPY READING~

"OKE GAPAPA LU BELOM NERIMA GW SEBAGAI SUAMI LU. GW TERIMA. TAPI COBA DEH, KITA JALANIN DULU. SEENGGAKNYA UNTUK ORANG TUA LU. DEMI ALMARHUM BOKAP LU"

Merasa dirinya penuh emosi, Zean mencoba mengatur nafasnya dan meredam emosinya.

"Sorry Sha. Gw gak bermaksud bentak lu" Ucap Zean pun merasa bersalah karena telah berbicara dengan nada tinggi kepada Marsha.

Kemudian Zean berjongkok dihadapan Marsha yang masih menangis.

"Sha, gw tau emang lu masih cinta sama Aldo. Lu mau balik lagi ngejar-ngejar Aldo terserah, gw gak akan ngekang lu. gw tau cinta gak bisa dipaksain"

"Tapi gw cuma minta satu Sha dari lu. Kasih gw kesempatan buat numbuhin Cinta di hati lu. Walaupun akhirnya lu balik lagi sama Aldo, bebas, gw gak akan larang. Tapi saat lu tersakiti, inget Sha, ada gw, buat tempat lu kembali" Zean mengatakan hal itu tulus dari dalam hatinya.

"Sekarang kita pulang ya. Udah mau gelap" Ajak Zean.

Marsha yang masih menenggelamkan wajahnya di lututnya itu hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Sha, ayo pulang. Kasian bunda lu udah nungguin di rumah"

Mendengar hal itu, Marsha kemudian menegakkan wajahnya dan menghapus air matanya. Lalu, ia berdiri dan berjalan meninggalkan Zean.

"Maafin Zean ya, Yah" Batin Zean kemudian pergi menyusul Marsha.

Kini mobil Zean sudah berada di depan rumahnya. Zean melihat Marsha yang kini sedang tertidur. Mungkin efek kecapean akibat menangis.

"Ca, bangun yuk. Udah sampe nih" Ujar Zean mencoba membangunkan Marsha.

Tapi usahanya sia-sia. Tidak ada tanda-tanda Marsha akan bangun dari tidurnya. Ia justru merubah posisinya agar semakin nyaman.

Akhirnya, Zean memilih untuk menggendong Marsha masuk ke dalam rumah.

Tok
Tok
Tok

Dengan susah payah, Zean mengetok pintu rumahnya.

"Ya ampun Zean" Ucap Melody yang membukakan pintu.

"Maaf ya Bun. Zean udah lancang menggendong Marsha"

"Apaan sih kamu. Kalian kan suami istri jadi sah-sah aja dong" Jawab Melody

"Yaudah Bun. Zean ke kamar dulu ya"

"Iya iya, hati-hati ya Zee"

Zean pun berjalan menuju kamarnya dengan keadaan masih mengendong Marsha. Sesampainya dikamar Zean langsung merebahkan tubuh Marsha di kasurnya.

Setelah itu, Zean masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membersihkan badannya. Setelah mandi dan ganti baju, Zean pun turun dari kamarnya.

"Bun Mel, Mamah Papah belum pulang?" Tanya Zean sambil menuruni tangga.

"Kata Mamah kamu, mereka nginep dulu disana 3 hari"

Zean hanya membulatkan bibirnya dan mengangguk.

"Emang mamah kamu belum ngabarin kamu?"

"Ga tau sih Bun, soalnya HP Zean mati tadi"

"Ohh gitu"

"Eh kalian gimana tadi jalan-jalannya? Seneng?"

"Seneng kok Bun" Jawab Zean yang kemudian mengambil posisi duduk di dekat Melody.

"Kok Marsha sampe ketiduran gitu?"

"Ya mungkin Marsha kecapean kali Bun. Soalnya tadi dia seneng banget kayaknya" Bohong Zean.

"Maaf ya Bun. Zean harus bohong sama Bunda" Batin Zean.

"Alhamdulillah bunda seneng dengernya. Alm. Ayahnya Marsha juga pasti seneng melihatnya. Kamu makan gih. Kamu pasti belum makan kan?" Zean hanya menggelengkan kepalanya.

"Sana kamu makan dulu. Bunda udah masak tadi"

"Bunda udah makan?"

"Udah tadi sebelum kalian pulang"

"Yaudah Zean makan dulu ya Bun"

"Iya sayang"

Zean pun mengambil piring dan mulai mengambil nasi serta lauk kemudian memakannya.

Selesai makan, ia mencuci piringnya dan ingin kembali ke kamar.

"Bun, Zean ke kamar duluan ya"

"Iya Zee bentar lagi juga bunda tidur kok"

"Selamat malam Bunda"

"Selamat malam sayang"

Zean pun berjalan menuju kamarnya. Ia melihat Marsha yang masih terlelap.

"Kasian Marsha. Gw tidur di kamar tamu aja deh"

Zean pun mengambil handphonenya dan keluar dari kamarnya sendiri. Dalam perjalanan, Zean menyalakan Handphonenya dan menelpon Aldo.

"Halo do"

"..."

"Besok bisa ketemu? Ada yang mau gw omongin"

"..."

"Nanti gw shareloc ya"

"..."

"Oke makasih ya maaf ganggu waktu istirahat lu"

"..."

Tut..

Setelah mematikan telponnya dan sampai di kamar tamu, Zean langsung merebahkan tubuhnya dan langsung pergi ke alam mimpi.

TBC

Risalah Hati (ZeeSha) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang