VII

3.5K 187 0
                                        

~HAPPY READING~

"Loh pak kita kenapa berhenti?" Tanya Marsha yang kebingungan. Pasalnya sekarang mobil taksinya kini berhenti di sebuah pantai yang Marsha tidak tau dimana.

"Turun saja dulu" Balas supir tersebut yang kemudian membuka pintu.

"Suaranya kayak kenal" Batin Marsha. Kemudian ia turun dari dalam taksi.

Marsha dibuat kagum dan tercengang dengan keindahan pemandangan pantai. Air laut yang biru, pasir berwarna putih, dan angin pantai yang sejuk dan memberikan ketenangan.

"Silahkan mbak bisa menenangkan diri terlebih dahulu" Ujar sang supir yang kini sedang duduk didepan mobil taksinya.

Tanpa membalas, Marsha pun berjalan menuju pantai tersebut. Ia melepas sepatu dan kaos kaki yang ia kenakan. Ia menikmati kakinya yang kini bersentuhan dengan pasir pantai. Ia menikmati indahnya pantai ditambah dengan angin pantai yang menghembus.

Kini dirinya sudah lebih tenang. Ia sudah sedikit melupakan kesedihan yang baru saja terjadi.

"Sha"

Marsha yang merasa terpanggil, membalikkan badannya. Ia melihat sosok supir taksi tersebut kini berdiri di hadapannya. Ia melihat mata sang supir yang menatap teduh kearah dirinya. Entah kenapa Marsha merasa ia pernah merasakan tatapan tersebut.

"A-ada ya pak?" Jawab Marsha terbata-bata.

Melihat muka Marsha yang kebingungan, sang supir terkekeh dan kemudian melepaskan topi dan masker yang ia kenakan.

"Ze-zean?"

Ya, supir tersebut adalah Zean yang menyamar.

"Kok? Kok bisa?" Tanya Marsha yang masih tidak percaya. Zean hanya tersenyum.

FLASHBACK ON

"Halo Zee?" Ucap Jinan selaku Ibu dari Aldo yang menelpon Zean. Orang tua Zean dan Aldo sudah sangat dekat karena memang Zean dan Aldo sudah bersahabat dari kecil.

"Ya Tante Jinan. Ada apa ya?" Jawab Zee.

"Marsha kayaknya lagi berantem sama Aldo. Kamu tau?"

"Ohh Marsha lagi disana Tan?"

"Iya, mending kamu kesini deh"

"Iya Tan aku kesana" Balas Zean kemudian menutup telponnya.

Zean pun bangkit dari tempat duduknya dan segara mengambil kunci motornya dan pergi menunju rumah Aldo.

Sebelum sampai di rumah Aldo, Zean memberhentikan motornya dan menitipkannya di sebuah bengkel langganannya tak jauh dari rumah Aldo. Kemudian Zean memberhentikan sebuah mobil taksi.

"Permisi pak. Boleh tidak kalo saya izin menyamar jadi supir taksi ini? Ini saya bayar" Ucap Zean sambil memberikan 5 lembar uang berwarna merah.

"Boleh mas, boleh kok"

Kemudian Zean berganti penampilan menjadi seorang supir taksi. Tak lupa ia menggenakan topi dan masker agar tidak dikenali Marsha.

Ia pun menancap gas bergerak ke arah rumah Aldo. Saat ingin sampai, entah sebuah kebetulan atau bukan. Marsha memberhentikan dan naik ke dalam taksi yang dikendarai Zean.

FLASHBACK END

"Terus lu ngapain ngajak gw kesini?"

"Ini adalah pantai kesukaan gw dan keluarga gw. Belum banyak orang yang tau ada pantai disini. Jadi, masih asri dan bersih banget"

"Gw suka aja disini. Suasananya menenangkan banget. Cocok buat kalo lagi banyak masalah" Jawab Zean sambil menatap air laut.

Marsha mendengarkan penjelasan Zean dengan seksama. Memang benar apa yang dikatakan Zean. Suasana pantai yang menenangkan membuat hatinya kini lebih membaik.

"Kita duduk disana yuk. Sambil nunggu sunset sore" Ucap Zean.

Marsha pun mengangguk. Lalu, mereka menuju tempat ya g dimaksud Zean dan duduk disana menikmati langit sore yang indah dan melihat sunset berwarna oranye kekuningan yang amat sangat bagus.

"Gimana lu suka gak gw bawa kesini?" Tanya Zean.

"Suka kok" Balas Marsha.

Zean merasa senang karena sudah membuat istrinya lebih tenang. Ia merasa kasihan karena selama perjalanan kesini, Marsha tampak sedih dan murung. Ia juga melihat Marsha beberapa kali menumpahkan air matanya. Namun, kini ia melihat Marsha sudah membaik. Walaupun sikapnya kepada Zean masih dingin dan cuek.

Zean tidak terlalu memperdulikan hal itu. Mereka pun menikmati semua pemandangan yang indah. Hanya Zean dan Marsha tanpa ada orang lain.

TBC

Risalah Hati (ZeeSha) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang