XXIII

2.6K 178 1
                                    

~HAPPY READING~

Saat sampai di kampus, Zean melaksanakan permintaan Marsha untuk mengantarkannya ke fakultas hukum kampus. Selama perjalanan, Marsha terus menggandeng tangan Zean. Dan selama perjalanan, tidak sedikit mahasiswa maupun mahasiswi lain yang bergosip tentang kedekatan mereka.

"Itu Zean?"

"Siapa itu yang digandengnya?"

"Yahh udah punya pacar. NT deh"

Begitulah kira-kira pergosipan mahasiswa disana melihat Zean dan Marsha.

"Sha, kamu serius mau begini terus? Gak enak diliat yang lain" Ujar Zean.

"Udah sih gak usah peduliin orang-orang" balas Marsha.

"Iya iya" Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan posisi yang sama.

Sesampainya didepan kelas

"Aku masuk dulu ya"

"Iya kamu belajar yang bener ya. Ntar kalo udah selesai kabarin aku"

"bye" Saat Zean akan pergi, Marsha terlebih dahulu menahan tangan Zean.

"Kenapa?"

Secara mengejutkan dan tiba-tiba, Marsha menyambar bibir Zean dan melumatnya. Dan Zean dengan senang hati membalas.

"Nakal banget si. Main nyosor aja. Ini masih area kampus loh" Ujar Zean sedangkan Marsha hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ehem yang udah sah. Main nyosor nyosor ae ya"

Zean dan Marsha terkejut, dan melihat ke arah sumber suara.

"Eh Kak Indah" Ujar Marsha cengengesan.

"Udah gapapa lanjut aja aku masuk kok" Indah pun beranjak masuk ke dalam kelas.

"Kamu juga masuk gih. Aku juga mau ke kelas"

"Iya nanti jangan lupa jemput aku ya"

"Iya nanti aku jemput kamu"

Setelahnya, Marsha masuk ke dalam kelasnya dan berkumpul bersama sahabat-sahabatnya. Sedangkan, Zean berlenggang pergi menuju ke fakultasnya.

"Eh guys gw mau ke toilet dulu ya" Ucap Marsha kepada sahabatnya.

"Mau ditemenin gak?" Tanya Indah.

"Ga usah gw bisa sendiri"

"Hati-hati Sha" Ujar Ashel sedikit teriak karena Marsha sudah berjalan pergi.

Usai dari toilet, tiba-tiba tangan Marsha di tarik oleh seseorang.

"Eh eh apa nih?" Kaget Marsha

"Diem lu ikut gw"

"In-indira?" Gumam Marsha mencoba memberontak namun tenanganya tak cukup dibandingkan Indira.

Indira terus menarik tangan Marsha hingga sampai di sebuah taman belakang kampus. Ia menghempaskan tangan Marsha, yang membuat Marsha jatuh tersungkur.

"Awww" Rintih Marsha.

"Maksud lu apaan?"

"Maksud apa?"

"Maksud lu apaan. Gandeng-gandeng tangan pacar gw"

"Siapa? Zean? Emang Zean pacar lu?"

"Iya, kenapa? Zean itu calon pacar gw. Ga usah kegatelan jadi cewek"

"Eh harusnya lu ngaca. Masih calon pacar aja bangga. Lu tuh yang kegatelan sama suami orang"

"Suami?"

"Iya gw sama Zean itu udah nikah. Sah secara agama maupun negara"

"Alah jangan boong deh lu. Lagian Zean mana mau sama lu. Pasti lu ngapa-ngapain dia kan. Ohh atau jangan-jangan lu hamil di luar nikah ya?"

"Heh jaga omongan lo. Gw sama Zean nikah itu karena perjodohan. Bukan karena aneh-aneh"

"Halah ga usah ngelak deh lo. Ternyata emang bener ya, lu itu cuma cewek murahan"

Merasa dirinya di rendahkan, emosi Marsha semakin meluap. Dengan sadar, ia mendorong tubuh Indira.

"Heh maksud lu apaan ngomong gitu?"

Indira yang tidak terima, ingin melayangkan tangannya dengan tujuan menampar Marsha. Namun, tiba-tiba tangannya tertahan.

"Ze-zean?"

Zean datang tepat waktu. Ia berhasil menggagalkan rencana Indira untuk menyakiti Marsha. Ia kemudian menghempaskan tangan Indira.

"Mau ngapain lu?" Tanya Zean dingin.

"Ng-nggak aku gak ngapa-ngapain"

"Terus lu dari tadi ngerendahin istri gw maksudnya apa?"

"Jadi kalian beneran udah nikah?"

"Iya kami sudah menikah. Dia, Alzean Putra Harlan suami sah dari Marsha Lenanthea" Bukan Zean yang menjawab melainkan Marsha. Dia mengucapkan kalimat itu dengan lantang.

Kemudian, Marsha menarik tangan Zean dan pergi dari taman tersebut meninggalkan Indira yang terdiam mematung.

"Hey hey" Panggil Zean

"Udah ya jangan nangis. Ada aku kok kamu tenang aja" Ucap Zean mencoba menenangkan Marsha.

"Aku gak suka aja dia ngomong yang nggak-nggak tentang aku sama kamu" Balas Marsha sedikit emosi

"Udah ya jangan dipikirin. Kan tadi kamu yang bilang ga usah peduli sama omongan orang-orang. Mereka gak tau apa-apa tentang kita. Kita yang ngejalanin hubungan ini, bukan mereka" Tambah Zean sambil membawa tubuh Marsha ke dalam dekapannya.

Marsha yang berada di pelukan Zean perlahan-lahan merasakan kenyamanan yang membuat dirinya lebih tenang.

"Udah tenang?" Tanya Zean disela-sela pelukannya.

Marsha membalas dengan anggukan.

"Yaudah kita pulang aja yuk"

"Emm mau jalan-jalan dulu" Balas Marsha

"Kamu mau kemana emangnya?"

"Ke Mall aja yuk" Jawab Marsha antusias.

"Oke let's go"

Zean dan Marsha berjalan bergandengan tangan menuju parkiran mobil. Zean memutuskan untuk izin dari kelas untuk membawa Marsha jalan-jalan.

TBC

Risalah Hati (ZeeSha) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang