XXI

3.3K 213 5
                                    

~HAPPY READING~

Tok... Tok... Tok...

Suara pintu kamar Zean diketuk oleh Shani.

"Zean, Marsha turun dulu makan malam" Panggil Shani

Marsha yang terusik, perlahan membuka matanya. Ia terkejut dengan posisi ia bangun dengan tangan memeluk lelaki disampingnya. Beruntung lelaki tersebut tidak terbangun. Jika Iya, ia akan merasa sangat malu. Akan tetapi, Marsha tidak langsung melepaskan pelukan tersebut. Karena ia merasa sangat nyaman dengan posisinya saat ini

"Zee, Marsha" 

"Iya Mah, Nanti kita turun" Balas Marsha dari dalam kamar.

Kemudian, dengan hati-hati namun dengan jantung yang berdeber-debar, ia menggeser tangan dan tubuhnya guna melepas pelukannya dengan tubuh Zean. Lalu, Marsha menuju ke kamar Mandi untuk mencuci muka.

Setelah selesai, Ia kembali ke kasur untuk membangunkan Zean.

"Zee... Bangun udah malem ini. Makan dulu yuk"

"Eughh bentar dulu ya" 

"Ayo bangun udah di tungguin di bawah"

"Yaudah iya iya" Zean mengambil posisi duduk untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.

"Cuci muka dulu baru kita turun ke bawah"

Zean menggangguk kemudian beranjak menuju kamar mandi. 

"Udah nih. Yuk" Ujar Zean saat keluar dari kamar mandi.

"Yuk" Balas Marsha kemudian ia menggenggam tangan Zean kemudian turun berdua.

"Hai Pah, Mah, Bun" Sapa Zean dan Marsha kompak.

"Hai sayang" Balas Melody dan Shani.

"Gandeng aja terus tangannya kayak mau nyebrang aja" Goda Gracio sedangkan sang empu hanya bisa terkekeh.

"Ohh orang tua doang yang di sapa. Adiknya nggak nih?" Cibir Christy.

"Sejak kapan ada kamu, Toy?"

"Dari zaman dinosaurus. Nyebelin banget sih punya abang"

"Dih ngambek. Malu tuh sama Freya. Dia aja anteng-anteng aja" Balas Zean. Christy memutar bola matanya malas sedangkan Freya melihat keributan adik kakak ini hanya bisa terkekeh.

"Udah ga usah berantem. Gak baik berantem di depan makanan" Ucap Shani

"Makan aja yuk" Melody menambahkan.

Akhirnya mereka semua berkumpul dan makan bersama di meja makan dengan khidmat tanpa ada suara kecuali suara detingan sendok dan piring.

"Freya, kamu senang gak tinggal disini?" Tanya Gracio saat selesai makan.

"Seneng kok Pah. Disini semua orang sayang sama Freya, padahal Freya kan orang asing yah di rumah ini" balas Freya.

"Jangan ngomong gitu, Frey. Kamu bukan orang asing di rumah ini. Kamu kan dari dulu udah suka main kesini sama aku sama Kitty" Ujar Zean.

Freya tersenyum dan mengangguk.

"Bang Zee gak pernah berubah ya. Sikapnya yang dewasa dan menenangkan. Andai aja dia belum nikah" Batin Freya.

"Bener Frey. Kamu udah Mamah anggap kayak saudara sendiri kok. Ayah Ibu kamu kan sahabat Mamah sama Papah juga. Jadi jangan ngerasa kamu orang asing ya" Ujar Shani

"Iya Makasih ya Mah, Pah, Bang Zee, Christy Kak Marsha, Bunda Melody udah mau sayang sama aku"

"Sama-sama sayang" Balas Shani kembali.

Kemudian mereka semua kembali bercengkerama hangat. Mereka semua berkumpul dan bercanda tawa layaknya sebuah keluarga besar.

Keesokan Harinya. Hari ini Zean dan Marsha tidak ada kegiatan kuliah. Mereka berdua lebih memilih menetap di dalam kamar dengan posisi Tubuh Zean bersandar di sofa sembari memainkan handphonenya dengan kepala Marsha yang berada di dada bidang milik Zean dan tangan memeluk erat pinggang Marsha.

"Zean" Panggil Marsha sambil mendongakkan kepalanya melihat ke arah Zean.

"Hmm" Dibalas deheman oleh Zean tanpa memalingkan pandangannya.

"Ish kamu mah. Liat sini dong kalo dipanggil" Rengek Marsha.

Zean pun menaruh handphonenya di nakas sebelah sofa, dan mengalihkan pandangannya menatap teduh wajah cantik Marsha.

"Ada apa sih?"

Cup

Tiba-tiba Marsha mencium bibir Zean. Zean yang mendapatkan serangan tersebut terkejut dan tersenyum.

"Ih apaan nih main cium-cium aja. Modus aja kamu" Ucap Zean.

"Emang kenapa kalo modus sama suami sendiri? Gak boleh?"

"Boleh kok boleh" Ujar Zean sambil mengusap lembut kepala Marsha.

"Zee, kamu tau gak?" Tanya Marsha lagi.

"Apa?"

"Kamu berhasil"

"Berhasil kenapa?" Tanya Zean.

"Berhasil ngebuat aku jatuh cinta sama kamu"

Mendengar hal itu, seketika senyum bahagia mengembang di wajah Zean. Momen ini lah yang ia tunggu-tunggu. Saat Marsha mengatakan bahwa dirinya sudah mencintainya.

"Kamu berhasil ngebuat aku nyaman sama kamu. Maafin sikap aku yang dulu ya. Aku gak mau ngehindar lagi kalo aku udah bener-bener jatuh cinta sama kamu"

"Aku sayang sama kamu Zean. Makasih udah datang dihidupku ya. Aku minta maaf sama sikap aku yang dulu"

"Iya aku gapapa kok. Aku suka sama kamu dengan versi yang mana pun. Makasih ya udah kamu udah bisa bales cinta aku. Aku bahagia banget" Ujar Zean dengan senyum yang terus mengembang.

Setelah itu, mereka berdua saling menatap dan tanpa sadar memajukan kepala mereka berdua. Kemudian...

Cup

Bibir mereka berdua mengalami penyatuan. Yang awalnya hanya sekedar mencium, lama kelamaan menjadi lumatan terbawa suasana.

"Ahh" Desah Marsha akibat Zean sekarang mencium leher putih milik Marsha.

"M-Maaf maaf aku kelepasan" Ucap Zean saat dirinya tersadar.

"Ngga apa-apa ko lanjutin aja Zee. Ini kan hak kamu"

"Kamu yakin?"

"Insya Allah yakin Mas"

"Apa? Kamu panggil aku apa tadi?"

"Mas. Kenapa? Kamu gak suka?"

"Suka kok apapun kamu panggil aku, aku suka"

Kemudian Mereka pun melanjutkan aktivitas suami istri tersebut.

TBC

Risalah Hati (ZeeSha) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang