XXII

2.7K 180 7
                                    

~HAPPY READING~

Kringgg

Alarm berbunyi. Jam menunjukkan pukul 4.30 pagi. Zean yang terusik bangun kemudian mematikan alarm. Kemudian, ia melihat ke sampingnya dimana Marsha masih tertidur pulas tanpa mengenakan busana.

"Makasih ya udah nerima aku sepenuhnya" Gumam Zean sembari mencium kening Marsha.

"Eughh" Marsha menggeliat terusik dari tidurnya.

"Eh kebangun ya. Maaf ya" Ujar Zean.

"Gapapa Mas. Kamu udah bangun dari tadi?"

"Nggak kok aku baru bangun"

Marsha pun mengangguk. Saat ia ingin beranjak menuju kamar mandi, Ia merasakan perih dari area kewanitaannya.

"Ouchh" Ringis Marsha

"Kenapa sayang?" Tanya Zean dengan muka panik.

"Aku gapapa kok. Cuma sakit aja ini aku"

"Maafin aku ya udah buat kamu sakit. Sini kamu aku gendong aja. Mau ke kamar mandi kan?"

Marsha kembali mengangguk kemudian merentangkan tangannya tanda ingin di gendong.

Dengan sigap, Zean menggendong Marsha seperti koala dan membawanya menuju kamar mandi.

Singkat cerita, Marsha dan Zean telah selesai mandi wajib dan melaksanakan solat subuh secara berjamaah. Mereka berdua pun mengadahkan tangannya dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa.

"Ya Allah... Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ampunilah dosaku dan dosa keluarga besar dan keluarga kecilku. Ya Allah hari ini hamba bersyukur kepada Mu. Karena telah memberikan jodoh yang sangat hamba cintai. Bimbinglah hamba, agar menjadi suami yang bertanggung jawab dan menjadi ayah yang baik atas anak-anak hamba kelak. Ya Allah berkahilah selalu pernikahan hamba dengan Marsha. Semoga pernikahan kami berjalan dengan aman dan tentram serta sakinah mawadah warahmah hingga maut memisahkan kami berdua. Aamiin" Doa Zean dalam hati.

"Ya Allah... Tuhan semesta alam. Lindungilah aku, lindungilah suamiku, lindungilah seluruh keluargaku Ya Allah. Berkahilah selalu rumah tangga ku. Janganlah kau uji rumah tangga kami di luar kemampuan kami Ya Allah. Terimakasih telah memberikan hamba hamba suami yang baik dan sangat menyayangi hamba. Lindungilah kami selalu Ya Allah. Aamiin" Doa Marsha dalam hati.

Seusai berdoa, Marsha menyalimi tangan Zean dan Zean mengecup pucuk kepala Marsha.

"Makasih ya Mas udah selalu sabar ngadepin sifat aku yang kadang suka kekanak-kanakan" Ujar Marsha.

"Bukan kadang kali. Kamu kan emang masih anak-anak" Balas Zean menggoda Marsha yang kemudian dihadiahi pukulan oleh Marsha di lengannya.

"Aw... Aw... Iya maaf maaf" Ringis Zean

"Kamu mah. Orang lagi serius juga"

"Iya iya maafin aku ya. Aku juga terimakasih sama kamu udah mau nerima aku jadi suami kamu"

"Selalu sama aku ya mas, jangan pernah tinggalin aku" Ujar Marsha sambil memeluk Zean.

"Iya aku akan berusaha untuk terus sama kamu. Sampai hanya maut yang bisa memisahkan kita" Ucap Zean membalas pelukan dari Marsha

"Emm Sha, kamu kalo misalnya kita keluar dari sini gimana?" Tanya Zean

"Keluar gimana maksudnya? Jalan-jalan?" Bukannya menjawab, Marsha malah balik bertanya.

"Bukan. Kita tinggal berdua. Gak sama orang tua kita lagi"

"Ohh gitu. Aku sih terserah kamu aja enaknya gimana. Emang kita mau tinggal dimana?"

"Aku si pengennya tinggal di apartemen dulu aja  gitu. Ya jangan yang jauh-jauh lah dari sini. Biar kita juga sering main kesini. Nanti kalo kita udah ketambahan anggota keluarga lagi baru kita beli rumah sendiri"

"Aku ngikutin apa kata suami aku aja" Ujar Marsha manja.

"Ihh lucu banget sih kamu" Zean mencubit pipi Marsha karena gemas.

"Aww sakit tau"

"Hahaha iya maaf ya sini aku usapin" Zean pun mengusap lembut pipi Marsha yang tadi ia cubit.

Kini Zean dan Marsha sudah berada diperjalanan menuju Kampus mereka.

"Kamu serius mau aku anterin dulu?" Tanya Zean didalam mobil. Pasalnya Marsha meminta Zean untuk menghantarkannya dulu ke fakultasnya.

"Iya kenapa? Kamu gak mau?" Tanya Marsha.

"Bukan gitu. Tapi ntar kalo ada yang liat gimana?"

"Ya kenapa terus? Orang kita udah nikah kok biarin aja orang mau ngomong apa juga"

"Kamu gapapa? Kan dulu kamu yang minta buat jangan deket-deket"

"Ihh itukan dulu sebelum aku cinta sama kamu. Sekarang udah beda, aku udah jatuh cinta sama kamu. Aku mau nunjukin sama semua orang kalo kamu itu punya aku. Gak boleh ada yang deketin lagi. Apalagi si Indira-indira itu" Tutur Marsha.

"Ohh posesif nih ceritanya"

"Iya pokoknya awas aja kamu kalo berani ngelirik cewek lain"

"Iya mana pernah aku ngelirik-lirik cewek lain. Kan aku udah punya Marsha Lenanthea" Ucap Zean bangga.

"Ahh Zean aku malu" Marsha menyembunyikan mukanya yang memerah di lengan kekar Zean. Sedangkan Zean hanya tertawa senang melihat tingkah lucu istrinya.

TBC

Risalah Hati (ZeeSha) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang