"Ayo, My Primrose."
Uluran tangan dari suaminya segera Sephora raih, untuk membantu dirinya keluar dari mobil setelah pintunya terbuka. Long dress hitam bertali satu yang dikenakannya cukup membuat gerak-gerik tubuh terbatas. Menyadari hal tersebut, Sagion pun membawa tangan istrinya agar mereka berjalan bergandengan.
Pasangan ini kompak memakai busana hitam-hitam sesuai dari dresscode birthday party-nya, black and white. Kemeja hitam dan rambut yang disisir kebelakang membuat penampilan Sagion sangat manly. Sedangkan Sephora memilih menggulung rambutnya menjadi low bun dengan beberapa helai rambut yang di sisihkan di bagian samping.
Benar-benar terlihat serasi.
Menurut informasi yang Sephora dapatkan dari suaminya, Arjun atau sering disapa Jun itu merupakan pria yang menikahi putri dari seorang mentri keuangan.
"Siapa sih namanya istrinya Jun?" Sephora bertanya begitu menginjakkan langkah pertama di ballroom super mewah ini.
"Bairen, sayang. Tadi kan aku udah kasih tau, lupa?"
"Namanya cukup asing soalnya," jawabnya. Ia lalu meraih kado yang dibawa dalam paper bag. "Aku aja sini yang bawa kadonya."
"Iya, kita cari Jun dulu."
"Tunggu!"
Belum saja Sagion mengambil langkah, tapi Sephora segera menahan lengannya.
"Itu, Bairen?" Sepasang mata Sephora tertuju pada seorang perempuan bergaun putih yang mengembung di bagian bawahnya. Tentu terlihat sangat mencolok di tengah-tengah keramaian.
Sagion mengangguk, "Iya."
"Wah! She's so pretty, ya?"
Menjatuhkan atensinya, Sagion memandang sejenak wajah istrinya yang sedang terpukau akan kecantikan wanita lain yang malam ini sedang menjadi tokoh utama acara tersebut.
"But you're pretty too, Sepho. You're the prettiest girl i've ever seen."
Mendengus, Sephora menggelengkan kepala. Ia terkekeh kecil. Tau sekali jika belakangan ini Sagion sering mengeluarkan kata-kata manisnya. "Ternyata jago gombal juga ya kamu?"
"Masa dianggap gombalan? Denger ya, yang cantik emang banyak tapi yang menarik di mata aku cuman kamu."
Tertawa, Sephora kini bisa melihat keseriusan di wajah Sagion. "Aku harus percaya jangan?"
"Harus."
"Oke."
Merasa harus segera menyelesaikan drama dadakan, mereka pun lanjut berjalan ke tengah-tengah ruangan. Namun rupanya celotehan gombal itu tidak benar-benar selesai. Sagion masih getol menggoda Sephora sampai perempuan itu hampir tersandung kakinya sendiri karena asyik tertawa. Sagion sigap menahan.
Iya, bukannya kesal, Sephora lebih ke menikmatinya.
"Wei, Ion!"
Seruan cukup nyaring membuat kedua orang yang bergandengan diiringi guyonan jadi terhenti sesaat. Sagion menoleh ke belakang di ikuti Sephora. Ah, rupanya itu adalah Kyu dan keluarga kecilnya.
"Oh, Bro." Sagion bersalaman ala bapak-bapak terlebih dulu dengan sohibnya.
"Ah, akhirnya lo ngga dateng sendiri lagi ya kalau ada undangan acara begini. Udah ada gandengannya sekarang. Congrats, congrats," ujar Kyu sambil menepuk-nepuk pundak Sagion.
Namun dengan cepat Sagion menghindari pukulan tersebut. "Yang ulang tahun istrinya Jun, kenapa malah gue yang dikasih selamat?"
Kyu pun tertawa. "Udah ada istri masih aja cepet emosian," cibirnya, lalu ia menatap perempuan yang ada di samping Sagion. "Malam, Sephora. Kenalin ini istri saya, Jissa namanya. Dan yang ini Anelis, anak pertama kita yang umurnya udah satu tahun setengah."