004

2.5K 197 0
                                    

    Renza memasuki area kantin dan memesan makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renza memasuki area kantin dan memesan makanan. Setelah mendapat apa yang ia mau, ia membawa makanannya kearah bangku di pojok kantin karena hanya itu satu-satunya bangku yang tersisa.

Ia kembali mendapat tatapan tak terbaca oleh murid-murid di dekitarnya, namun ia tak peduli, toh selagi ga merugikan dia ya buat apa diurusin? Renza memilih untuk makan dengan tenang tanpa menghiraukan keadaan disekitarnya, hingga terdengar suara langkah kaki

Tap
Tap
Tap

Kantin yang awalnya sangat berisik seketika menjadi sunyi karena kedatangan geng yang terkenal dengan paras rupawan dan sikap cool-nya itu yang memasuki area kantin.

Renza masih diam dan tetap menikmati bakso yang ia pesan. Tak lama, ia merasa seperti ada beberapa orang yang berdiri di ujung meja yang ia tempati, ia melirik dari sudut matanya dan kembali acuh.

"Kami boleh gabung?" Renza mengangkat wajahnya, menatap orang-orang itu tak minat, namun ia mengangguk pelan, mengizinkan mereka duduk bersamanya. Ada tujuh orang, enam laki-laki dan satunya lagi perempuan, mungkin adik dari salah satu laki-laki ini.

"Nama lo siapa? Gw baru liat lo di sini," Renza mengalihkan atensinya kearah remaja yang bertanya kepadanya, Renza melihat name tag-nya sekilas.

"Renza," Renza menjawab dengan acuh tak acuh, ia sedang dalam mode malas tingkat maksimal.

"Kenalin gw Sebastian Abimanyu. Yang di sebelah kiri gw namanya Erlangga Abraham Emrick. Di kiri Elang namanya Matthew Giovan Gerald. Cewe itu namanya Jesslyn Pratama, adik dari Aldrich Pratama Putra dan Arthur Pratama Putra. Dan yang duduk disebelah lo, namanya Kai Rivandra Zaferinno."

Orang yang mengaku bernama sebastian, mengoceh panjang lebar, mengenalkan teman-temannya. Renza hanya diam dan memperhatikan, setelah selesai, ia mengangguk tanda mengerti.

Tak lama, pesanan para mereka pun datang, meja mereka sunyi karena etika untuk diam ketika sedang makan. Mereka makan dengan khidmat, hingga seseorang menggebrak meja mereka.

"Lo udah bikin Andreas masuk rs! Belagu banget lo!" Pramana Yudono, Renza membaca sekilas nama pemuda itu.

Kantin menjadi sunyi lagi, menatap kearah Renza yang saat ini sedang dicekik oleh Pramana. Murid-murid di sana hanya diam dan tak ada niat membantu, lumayan, dapat menonton drama real life secara gratis.

Renza tak bergeming, justru ia menatap remeh orang yang sedang mencekiknya ini. Melihat tatapan remeh Renza, Pramana semakin emosi dan semakin mempererat cekikannya.

Renza yang merasa mulai kehilangan nafas pun meninju perut Pramana, membuatnya mundur beberapa langkah akibat pukulannya. Ia terduduk di lantai, pukulan Renza terasa seperti sebuah hantaman batu besar.

𝐑𝐚𝐲𝐚𝐧𝐳𝐚'𝐬 𝐧𝐞𝐰 𝐥𝐢𝐟𝐞 [𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 || 𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang