Renza memasuki area hutan yang tertulis di buku misterius yang ia temukan saat itu. Terhitung sudah tiga bulan semenjak ia menemukan buku itu dan ia baru pergi kehutan ini, ia merasa bahwa ia tak bisa menundanya lebih lama lagi.
Setelah mencari cukup lama, akhirnya Renza menemukan gubuk tua yang dimaksud. Gubuk itu terlihat menyeramkan, letaknya benar-benar terpelosok didalam hutan.
Saat ini sedang siang hari namun hanya sedikit cahaya yang menyinari, pohon disini sangat besar dan rindang, membuat cahaya matahari terhalang oleh banyaknya dedaunan pohon-pohon tersebut.
Renza merasakan perasaannya tak enak sejak awal ia diperjalanan menuju hutan ini, namun ia mengabaikan hal tersebut, berpikir bahwa itu hanyalah khayalannya semata karena terlalu sering menonton film bergenre horror.
Membuka pintu gubuk itu, melihat sekeliling, Renza mengernyit heran. Dari luar gubuk ini nampak sangat rapuh, bagai dilempar batu kerikil saja akan langsung hancur lebur, namun di dalam justru terlihat rapi dan bersih. Tak ada satu pun debu yang menempel ketika ia menggesekkan jarinya di atas meja, seolah gubuk ini memang telah disiapkan dengan sedemikian rupa hanya untuk menyambut kedatangannya.
Renza mulai menelusuri setiap sudut gubuk itu, namun tak menemukan hal yang sekiranya bisa ia jadikan petunjuk. Merasa tertipu, Renza mendengus, seharusnya dari awal ia tak mempercayai buku itu, ia sekarang terlihat seperti orang bodoh yang tengah menghitung jumlah butiran pasir yang ada di padang pasir.
Saat hendak berjalan keluar, netranya tak sengaja menangkap benda berwarna perak yang agak memantulkan cahaya, Renza mendekat, ia berjongkok untuk mengambil benda itu, sebuah kunci. "kunci?" batin Renza bertanya-tanya, "mungkin ada yang aku lewatkan."
Renza kembali mengecek setiap inci dari gubuk tua tersebut, memastikan tak ada setitikpun celah yang terlewatnya. Saat sedang membongkar tumpukan buku, Renza menemukan sebuah brankas berukuran sedang.
Renza mengambil brankas itu, terdapat rantai yang terlilit disisi-sisi brankas itu, dengan sebuah gembok berwarna hitam yang menghubungkan rantai-rantai itu. Renza mencoba membuka gembok itu dengan kunci yang tadi ia temukan, dan ternyata berhasil.
Namun masih terlalu awal untuk senang, karena masih ada yang harus ia cari lagi, yaitu password untuk membuka brankas itu seutuhnya.
Ada secarik kertas yang terselip di brankas itu, dikertas itu terdapat petunjuk, bertuliskan:
1. Ada di pegunungan, namun tidak ada di hutan, ada di langit namun tidak ada di bumi.
2. Koin.
3. Cerah namun gelap, bersinar namun samar.Renza membaca kalimat itu berulangkali, hingga akhirnya ia dapat memahami konteks dari teka-teki ini.
Dimulai dari yang pertama, 'ada di pegunungan, namun tidak ada di hutan, ada di langit namun tidak ada di bumi' membaca lamat-lamat kalimat itu, kemudian dia mengangguk paham, jawabannya adalah huruf G.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐲𝐚𝐧𝐳𝐚'𝐬 𝐧𝐞𝐰 𝐥𝐢𝐟𝐞 [𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 || 𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠]
Mystery / Thrillerִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ Transmigrasi, memiliki konsep di mana jiwa seseorang berpindah ke raga yang berbeda. Rayanza Bagaskara, merupakan salah seorang pemuda yang tidak sengaja mengalami nasib di lu...