020

932 73 2
                                    

    Terhitung sudah satu minggu Nolan menetap d iruangan serba putih yang berbau obat-obatan itu, selama itu pula Ella terus menerus datang menjenguknya di saat keluarganya yang lain tidak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Terhitung sudah satu minggu Nolan menetap d iruangan serba putih yang berbau obat-obatan itu, selama itu pula Ella terus menerus datang menjenguknya di saat keluarganya yang lain tidak ada.

    Seperti saat ini, Nolan sedang duduk di balkon dengan Ella yang berada di sebelahnya, mereka berdua sama-sama diam, menikmati terpaan angin di pagi hari yang sejuk itu.

    Setelah terdiam cukup lama, Ella menghela napas, "Ella ngerasa kaya ini bukan kamu, sikap kamu selama satu bulan ini beda. Memang kamu udah berhenti ngebully Ella, tapi setiap kali Ella ada di dekat kamu, kamu biasanya bakal menghindar, tapi ini engga."

    Nolan hanya diam, membiarkan gadis itu untuk berbicara sampai selesai, Ella melanjutkan ucapannya, "Ella minta maaf kalo selama ini sikap Ella nyebelin, Ella juga suka playing victim, kalo gamau maafin juga gapapa, gara-gara Ella yang dulu suka fitnah kamu, hubungan kamu sama keluargamu jadi renggang, maaf ya.."

"Ella sadar kok, Ella ga pantes dapetin maaf, Ella harap kamu ga benci sama Ella." Gadis itu menunduk, memilin ujung bajunya.

    Nolan yang hanya diam saja membuat Ella semakin menunduk, ia menggigit bibir bawahnya gugup, "sebelum lo minta maaf juga udah gue maafin, tapi maaf, kalo lo berharap kita bisa sedeket dulu lagi, gue ga bisa." Nolan tadi diam karena sedang berdiskusi dengan Renza, ia sendiri tak tahu harus merespon bagaimana, kata-kata tadi pun juga saran dari Nuel.

    Sebenarnya, dulu Renza asli dan Ella adalah teman dekat, mereka sudah berteman sedari kecil, atau lebih tepatnya saat mereka berdua memasuki Sekolah Dasar. Saat itu Ella tak sengaja menabrak Renza, mereka berdua pun berkenalan dan menjadi teman.

    Awalnya, hubungan mereka biasa-biasa saja, semuanya berjalan lancar, namun saat memasuki bangku SMP, sikap Ella perlahan berubah. Entah apa alasannya, ia iri dengan Renza yang bisa dikatakan memiliki keluarga cemara, tidak seperti dirinya.

    Orang tuanya jarang pulang kerumah dan sering mengabaikannya serta kakaknya, dan kalaupun mereka berdua pulang, hanya akan ada keributan. Hubungan keluarganya memang sudah buruk sejak ia kecil, namun semakin ia bertambah dewasa, semakin buruk pula keadaan keluarganya.

    Ella mulai mencari perhatian dengan kedua orang tua Renza, ia selalu mencari cara agar Angga dan Putri melihat Renza sebagai orang jahat, ya dengan cara mengatakan hal yang tidak-tidak.

    Karena muak atas tuduhan tak berdasar itu, akhirnya ia benar-benar membully Ella, karena hal itu juga orang tuanya semakin percaya dengan semua omong kosong belaka yang dikatakan oleh Ella sebelumnya.

    Kembali dengan Ella, gadis itu hanya bisa mengangguk pasrah mendengar ucapan Nolan, ia juga tak bisa menuntut agar hubungan keduanya menjadi seperti dulu, mau bagaimanapun dia 'lah yang memulai semuanya sejak awal.

    Ella menghela napas dan menatap wajah damai Nolan dari samping, rambut blonde alami pemuda itu seolah-olah sedang menari-nari akibat terpaan angin, "boleh cerita?" ucapnya pelan. Nolan hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Ella.

𝐑𝐚𝐲𝐚𝐧𝐳𝐚'𝐬 𝐧𝐞𝐰 𝐥𝐢𝐟𝐞 [𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 || 𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang