018

924 100 2
                                    

    Ruang inap yang ditempati oleh Renza kini kacau balau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Ruang inap yang ditempati oleh Renza kini kacau balau. Saat terbangun Renza melihat banyak orang berada diruangan itu, membuatnya panik dan mengamuk secara brutal, ia bahkan melukai Shaka dan Fani yang hendak menenangkannya.

    Dokter dan suster dengan tergesa-gesa memasuki ruangan Renza, empat suster memegangi masing-masing kaki dan tangan Renza untuk menahan pergerakannya, dokter segera menyuntikkan obat penenang, membuat Renza kembali menutup matanya.

"Kenapa?" tanya Angga.

    Dokter menghela napas, "maaf, tuan. Saya harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait kondisi tuan muda Renza untuk mengetahui penyebab tuan muda Renza mengamuk barusan, dan untuk tuan muda Shaka dan nyonya muda Fani, mari ikuti saya untuk mengobati luka kalian. Permisi."

    Dokter tersebut pamit, dengan Fani dan Shaka mengekori dari belakang. Sementara empat suster tadi mulai membereskan ruangan yang terlihat seperti kapal pecah akibat amukan Renza.

*****

    Renza mengerjapkan matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang memasuki netranya. Kini yang ada di ruangan itu hanya kedua orangtuanya dan saudaranya, anggota keluarga yang lain sudah pulang karena ada urusan mendadak dan juga mereka tahu sepertinya Renza mengamuk karena banyaknya orang di sana.

Renza duduk dan menyandarkan punggungnya di kepala kasur, ia menatap lorang-orang yang berada d iruangan itu.

    Putri berdiri dan duduk di sebelah ranjang Renza, ia mengelus pelan punggung tangan Renza, "Renza, bisa dengar mama?" Renza menoleh, menatap Putri dengan tatapan kosong, Putri melihat tatapan itu, sangat berbeda dengan tatapan mata Renza biasanya.

    Shaka mendekat kearah Renza dan memeluk kakaknya dari samping, mendusel-duselkan kepalanya di bahu Renza. Namun Renza hanya diam, menatap Shaka dengan tatapan kosong. Shaka melepaskan pelukannya, menatap Renza bingung. Biasanya Renza akan langsung mengelus kepalanya jika Shaka seperti tadi.

    Shaka mengguncangkan pelan lengan Renza, berniat untuk mengembalikan kesadaran Renza, namun Renza tetap tak bergeming. Tak lama dokter yang kemarin memeriksa Renza datang, dibelakangnya juga ada dokter lain yang mereka tak tahu pasti apa guna dokter itu.

    Dokter yang kemarin memeriksa Renza atau sebut saja dokter Roman, segera memeriksa kondisi Renza, "kondisi tuan muda Renza sudah membaik, sebaiknya pola makannya tetap dijaga."

    Roman bergeser, mempersilakan dokter berusia 38 tahun itu untuk memeriksa kondisi Renza lebih lanjut, namanya dokter Ahmad. Ahmad menatap anggota keluarga Renza, "maaf tuan dan nyonya, bisakah kalian keluar sebentar? Saya ingin memeriksa kondisi taun muda Renza." ucapnya dengan sopan.

    Anggota keluarga Renza mengangguk dan keluar dari ruang rawat Renza, menyisakan kedua dokter berbeda profesi itu untuk memeriksa kondisi Renza secara menyeluruh.

𝐑𝐚𝐲𝐚𝐧𝐳𝐚'𝐬 𝐧𝐞𝐰 𝐥𝐢𝐟𝐞 [𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 || 𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang