Sore nya Ve bangun dari tidur nyenyak nya, ia melihat sekeliling yang ternyata ia sudah berada didalam kamar.
"Capek banget badan gw, mana laper lagi" ucap nya turun dari ranjang lalu berjalan keluar kamar
Ia ingin menuju dapur mencari benda apa saja yang penting bisa dimakan agar perut nya terisi.
Belum sampai ia tiba di tempat tujuan nya Eza dihadang oleh dua manusia curut didepan nya.
"Kenapa dihalangin? gw mau lewat kampret!" kesal nya berkacak pinggang"Lo mau kemana hah?!" garang Karel menatap sinis Eza
"Ke dapur lah! minggir!" dorong nya tak kuat menggeser posisi mereka
"Ngapain?!" tanya Reksa menyipitkan matanya
"Gw laper! pengen makan! lo mau gw mati kelaperan apa!" bentak nya sudah tak tahan dengan cacing cacing diperutnya
Karel dengan sigap langsung menggandeng tangan Eza untuk duduk di sofa, sang empu berusaha menolak nya namun ia kalah tenaga dengan Karel yang berotot itu.
Ia pun hanya pasrah sambil menunggu apa yang akan dilakukan abang nya ini selanjutnya.
"Makanan datang!!" seru Areksa membawa satu nampan penuh berbagai macam makananAreksa meletakan nampan itu dengan hati hati di meja, sementara Ive mengerutkan keningnya heran dengan tingkah laku mereka yang tumben sekali perhatian dengan nya.
"Kesambet apaan nih sampe kayak gini?" curiga nya menatap mereka bergantian
Karel dan Areksa pun ikut duduk disamping Ve yang tengah menatap mereka dengan pandangan aneh.
"Demi apa kalian jangan buat gw bingung gini dong!" kesal nya dibuat pusing dengan tingkah mereka yang sangat aneh
"Kita gini karena pengen ponakan kita sehat sehat yakan Sa!?" ucap nya diangguki semangat Areksa
"Ponakan apaan sih!? kalian ini ngomongin apa?" kesal nya mengerutkan keningnya bingung
"Tadi kan lo pingsan, terus di periksa dokter katanya.." gantung nya mengembangkan senyuman nya lebar
"Lo hamil" bisik nya tepat ditelinga Ve membuat nya mendelik kaget
"Ah jangan bercanda gini dong! nggak lucu tau ngerjain gw kayak gini!" ucap nya menggeleng tak percaya
"Lah siapa yang bercanda coba! lo liat wajah gw baik baik! apa ada raut bercanda?" sahur Karel menunjuk wajah nya sendiri
Ive benar benar memperhatikan wajah Karel, memang apa yang dikatakannya benar karena hanya ada wajah serius yang terlihat dimatanya.
"Jadi bener kalo gw hamil sekarang?" gumam nya menunjuk dirinya sendiri dengan pandangan tak percaya
"Iya, sumpah kita nggak bohong!" ucap Areksa meyakinkan Ive
"Aaa..!!! gw mau jadi ibu bang!" jerit nya bahagia bahkan hampir melompat dari sofa, untung nya mereka dengan cepat memegangi adik nya yang banyak tingkah ini
"Buset jangan salton gila! nanti anak lo yang di dalam ikut salto malah mirip Ronaldo!" kesal Karel menggeleng kepala nya pelan
"Yang lain udah tau kalo gw hamil?" tanya nya mengangkat alis nya satu
"Udah kok, mereka lagi keluar makanya lo dititipin sama kita" ujar Areksa diangguki Karel
"Bang gw kebelakang dulu" ucap Ve melenggang pergi
Ia ingin menelpon Dava untuk memberitahukan kabar gembira ini.
Tut..
Tut...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA [END]
Teen Fiction"Aku kira hari-hariku akan terasa bahagia setelah aku menyelesaikannya. Namun, untuk tersenyum saja rasanya sangat berat untuk ku lakukan. Air mata terus menerus menghujani pipi ku. Tangan ku enggan menghapusnya. Biarkan lah setiap tetesannya menjad...