“So it’s not gonna be easy. It’s going to be really hard; we’re gonna have to work at this everyday, but I want to do that because I want you. I want all of you, forever, everyday. You and me... everyday.”
—Nicholas Sparks—“Tote bagnya mau aku bawain nggak?” tanya Atzel, matanya memindai Althea yang berjalan hanya beberapa senti di depannya. Tangannya spontan menopang punggung sang istri saat ia hampir oleng karena membawa terlalu banyak beban. “Bukannya aku meragukan tenaga kamu, cuma tasnya emang overload, Tee.”
Althea tampak setuju, tapi masih tak mau mengalui. “Tapi Atzel udah bawa ransel. Terus kalau kemana-mana kan selalu kamu yang bawa beban paling berat. Aku cuma kebagian enaknya aja.”
“Emang udah kodratnya juga. Ini aku bukan lagi seksis ya, don’t misunderstood me. Sini biar aku yang bawa. Kamu bawa tote bag yang kecil aja. Itu juga terhitungnya kerja sama, dan lebih aman juga. Kalau kamu keseleo kan lebih repot,” katanya sambil mengambil tote bags yang Althea tenteng.
Tanpa berniat mendebat apalagi menolak, Althea dengan sukarela memberikan tote bag itu. Dia mengatakan beberapa hal yang membuat Atzel tertawa, bahkan pura-pura menopang punggungnya saat dia tiba-tiba berlari ke belakamh dan berjalan dengan langkah riang. “Ada orang yang pernah menyalahpahami kamu ya Tzel?”
“Hah?”
“Itu, yang seksis itu. Kayaknya kamu cuma mau offer hand aja, cuna cara penyampaian kamu terdengar sangat cautious,” tutup Althea. Tatapannya terpatri pada Atzel, sekarang dia tidak lagi berjalan di belakang pria itu. Berjalan di samping Atzel terasa lebih nyaman.
“Pernah. Dulu banget tapi. Enam tahun lalu. Temen-temen kuliahku itu baik dan pinter-pinter. Cuma kadang ada aja yang bisa dijadiin bahan debat. Padahal ya emamg desain tubuh pria dan wanita itu pada hakekatnya emang berbeda. Toss aside all those gender equality, we talk about human body from biological aspect. Orang yang ngomong emang American sih; kita tahu lah ya mereka gimana.”
Senyum penuh makna yang Atzel goreskan sontak membuat Althea tertawa kecil. Dia tahu kalau istrinya memang kurang suka pada pola pikir orang-orang Amerika ekstremis. Meskipun Althea memang tidak pernah secara terang-terangan bilang kalau dia kurang suka, tapi caranya bicara tiap kali topik itu tercetus selalu tampak jelas. Althea memang sosok yang unik, tapi bukan berarti sulit dipahami. Setidaknya bagi Atzel.
Ketika pertama kali melihat Althea, Atzel benar-benar tak bisa melepaskan pandangan dari sosok cantik di hadapannya. Perlu beberapa saat untuk mendistraksi pikiran sebelum fokusnya kembali berakhir pada Althea yang berdiri di luar lapangan sambil menyemangati Adimas dengan antusias. Saat itu Atzel sempat mengira kalau tipe idealnya adalah perempuan introvert berambut bob lurus dengan kulit cerah dan agak heboh; ternyata saat Althea kembali hadir dengan rambut panjang dan kulih agak gelap karena terlalu banyak terpapar sinar matahari, pemuda itu tetap menyukainya. Atzel mengagumi bukan saja penampilan fisiknya yang menawan, tapi pribadi Althea yang menurutnya justru lebih cantik daripada keseluruhan eksistensi yang tampak secara kasat mata. Intinya, bagi Atzel yang sejak awal sudah jatuh cinta, Althea merupakan manusia dengan komposisi paling sempurna.
“Althea?” panggil Atzel. “Tolong pass me karpetnya dong.”
Althea tidak menoleh. Dia sedang berjongkok sambil mengeluarkan makanan dari tote bag. Ketika sedang fokus, Althea memang sulit diajak bicara.
“Tee?” sekali lagi Atzel memanggil istrinya. Tapi wanita itu tetap tidak bergeming. Padahal mereka hanya terpaut jarak dua meter. Atzel tidak mau meninggikan suara karena itu bakal memberi kesan kalau dirinya sedang marah. Alhasil, dia memilih untuk mengambil sendiri barang yang dicari. Tapi, sebelum membawa karpet itu pergi, Atzel sengaja menghampiri Althea, mengecup puncak kepalanya, lalu bergegas pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Fanfiction[ON GOING] Living like a salmon. Althea and Atzel kick on the wedding life with a very small thing in common. In searching for true love, trust, and comfort, will the two people find peace in each other company? March 1 2024