Chapter 18

316 67 23
                                    

Heya~

I will be slightly inactive but let's see for how long I can hold my self up. Hehehe

❄️
❄️
❄️

“I couldn’t have dreamed you into existence because I didn’t even know I needed you. You must have been sent to me.”
—Kamand Kojouri—

Selalu ada beberapa malam ketika dirinya dan Althea tidak bisa tidur sama sekali. Meskipun lelah dan kantuk yang bercampur sangat mungkin membuat siapapun cenderung emosional, tapi melihat istrinya bolak-balik ke kamar mandi karena muntah justru membuat Atzel punya persepsi lain. Ini bukan hal yang mudah. Tapi dibandingkan segala macam kesulitan fisik dan mental yang harus Althea lalui selama mengandung, menyeduh air hangat dan menyiapkan makanan hanyalah hal kecil yang bisa Atzel tawarkan. Lagipula bayi yang berada di kandungan Althea saat ini juga merupakan anaknya; calon anak mereka sudah sangat demanding bahkan sejak dalam kandungan.

Malam ini pun sama seperti beberapa malam sebelumnya. Meskipun usia kehamilan Althea sudah masuk minggu ke-12, tapi morning sicknessnya masih tetap parah. Istrinya masih sering muntah dan craving makanan-makanan aneh. Althea pernah terbangun tengah malam dan menangis karena merasa sangat mual. Dia sama sekali tidak membangunkan Atzel—merasa tidak enak karena sudah menyita lebih banyak waktu istirahatnya. Tetapi, seolah punya radar khusus, Atzel akan terbangun dan segera menghampiri Althea untuk menenangkan atau sekadar menemaninya begadang. Di kantor dia akan lelah; tapi kata kakak iparnya ini adalah seni awal menjadi orang tua. Dan Atzel tidak mau mengeluhkan hal itu.

“Sayang? Are you okay? Mau aku buatin teh hangat atau ginger honey?” tanya Atzel sembari mengurut tengkuk Althea. Istrinya kelihatan frustasi alih-alih lelah. Tidak bisa dipungkiri, fase ini memang cukup melelahkan terutama untuk Althea.

“Mau es campur. Bayinya mau yang seger-seger,” ucap Althea dengan muka memelas.

“Hah? Mana ada yang jual es campur di UK?” respon Atzel cukup bisa dipahami. Apalagi ini tengah malam, dan udara juga lumayan sejuk. Ditambah, Althea juga bukanlah penggemar minuman dingin.

Sambil membaringkan diri di kasur dan membungkus tubuhnya dengan selimut, Althea kembali mengatakan, “Kita bisa bikin. Tapi aku agak lemas sekarang; mungkin karena barusan muntah. Aku bakal nyoba makan agak bamyak setelah ini; tapi pingin es campur. Kita punya sirup dan peach kan di kulkas? Tinggal tambahin beberapa bahan lagi aja.”

“Tapi aku nggak bisa—” Atzel memotong kalimatnya sendiri dan selama beberapa saat hanya mengamati wajah Althea. Meskipun sering begadang dan kelimpumgan, tapi aura Althea tampak semakin jernih dan dia justru jadi semakin cantik. “Okay, aku coba buat ya. Selain itu kamu pingin apa lagi?”

“Pempek sepertinya enak.”

Itu gimana cara bikinnya?!

“Oh, kita nggak punya bahannya. Mungkin siang aja. Tapi seingatku, Mbak Alya itu suka jualan pempek. Apa kita tanya aja sama beliau sekarang ya?” tanya Althea. Hal itu sontak membuat mulut Atzel menganga.

Seberapa sering Althea membuatkan makanan yang tidak dijual di UK untuk dirinya? Sangat sering sampai Atzel kehilangan kemampuan berhitung. Hal yang harus dia lakukan saat ini hanya menbuat es campur—relatif lebih mudah ketimbang memasak ayam serundeng atau rendang tanpa bumbu instan. Meskipun bayi memang ada di perut ibu, tapi sejatinya hamil itu harus ditanggung berdua. Intinya, Atzel tidak mau membiarkan Althea menanggung lelah sendiri.

Tapi pempek itu persoalan lain. Atzel tidak bisa membuatnya. Benar-benar tidak bisa. Sehingga satu-satunya cara memang hanya menghubungi Mbak Alya. Tapi ini masih pukul dua dini hari. Panggilan darinya hanya akan mengganggu Mbak Alya dan keluarga. Situasi saat ini benar-benar rumit. Atzel dihadapkan dengan sejumlah tapi yang membuatnya semakin kehilangan korelasi. Hingga pada akhirnya, dia menyerah dan memutuskan untuk menghubungi Mbak Alya. Panggilan diangkat, pempek dibuat, dan Atzel akan membawa pesanan langsung tanpa perantara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang