SULIT MENGELAK

255 7 0
                                    

"Nggak tuh, Azora nggak tahu, lagian Azora kan bukan tipe orang yang suka ngegosip kayak mama kalau lagi kumpul sama para ibu-ibu tetangga." Jawab Azora sambil duduk di kursi meja makan.

"Lagian kok bisa sih, Abian mau nikah, emang ada yah yang mau sama dia?"

  "Hush! Kamu ini, ya jelas ada lah yang mau sama Abian, secara Abian kan ganteng, pinter, sekarang udah jadi CEO perusahaannya sendiri lagi. Perempuan mana coba yang nggak mau sama dia? Emangnya kamu nggak ada yang mau?" Cerocos Mama.

  "Dih! Apaan sih pake ngebandingin Azora sama Abian." Ucap Azora kesal.

  "Lagian ya Ma, Azora kan masih ingin fokus bekerja, ya wajarlah kalau belum punya rencana menikah secepat ini, terus bukan nggak ada yang mau sama Azora, tapi karena saking cantiknya Azora, jadi banyak yang berebut hati Azora, tapi sayangnya Azora masih fokus sama karir jadi banyak yang Azora tolak."

"Ya kenapa harus ditolak semua, kalau ada yang diterima kan lumayan kamu bisa secepatnya menikah, biar nggak ketinggalan Abian." Tutur Mama.

  "Yaelah kan Azora masih muda mah, kalau Abian kan udah ngebet pengen nikah, jadi wajar kalau nikah duluan."

  "Kok kamu nggak pake embel-embel kalau nyebut dia, pake kak, mas, atau abang gitu, biar lebih sopan, Ra." Ujar Mama.

  "Males." Jawab Azora acuh.

"Udah sana mandi, udah siang ini, tar keburu telat lho, ke acaranya Abian." Perintah Mama.

"Kan tadi Azora di suruh bantuin mama masak."
"Nggak jadi!"

         ∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Sesungguhnya Azora males banget kalau harus ikut Mama sama Papa ke acara pernikahannya si Abian, tapi karena dari tadi terus dipaksa dan diseret sama Mama, jadi mau tidak mau akhirnya Azora ikut juga. Nggak enak juga sih sama Tante Regina, kalau Azora nggak datang, soalnya dia itu tetangga yang baik banget sama Azora, nggak kayak anaknya-- si Abian, yang nyebelinnya minta ampun.

  Dan disinilah Azora sekarang, di depan rumah Tante Regina. Acara akad pernikahan si Abian memang di selenggarakan di rumahnya. Nggak tahu kenapa padahal setahu Azora kalau akad biasanya di tempatnya mempelai putri, eh ini malah sebaliknya.

  "Ayo, Azora, kita masuk temui Tante Regina." Ajak Mama sambil menuntun tangannya masuk ke dalam rumah yang sedari tadi sudah banyak orang. Mulai dari para tetangga dan mungkin kerabatnya Tante Regina juga suaminya. Azora pun menurut saja, dan berjalan bersisian dengan Mama.

  Setelah masuk ke dalam rumah, Azora dan mama pun menghampiri tante Regina yang terlihat sedang sibuk memberi instruksi pada petugas catering.

  Melihat kedatangan mereka, tante Regina pun tersenyum, dan menyudahi instruksinya kemudian menyambut mereka.

  "Wah ... Bu Mariska sama Azora akhirnya datang juga."

  Tante Regina bersalaman dengan Mama dan bercipika-cipiki, setelahnya dia juga menyalami Azora, kemudian memeluknya hangatnya. Tak lupa juga dia mencium kening dan pipi Azora, hal biasa yang dia lakukan kalau bertemu Azora sejak dirinya masih kecil. Diperlakukan demikian, membuat Azora merasa punya dua ibu.

  "Ya jelas datang dong, Mbak, masa sih rumah hadap-hadapan kita nggak dateng." Ucap Mama disertai senyuman manisnya.

  "Saya seneng deh, kalau kalian datang, apalagi kamu Azora, cantik banget hari ini, tante jadi berubah pikiran buat nggak jadi menikahkan Abian." Tante Regina mengelus lembut rambut Azora.

  "Ah tante bisa aja deh, kan Azora emang cantik setiap hari." Ucap Azora sambil memamerkan senyuman termanis yang dia punya.

  "Oh ya kenapa tante jadi berubah pikiran?"

BUKAN SALAH DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang