JIKA NANTI

88 2 0
                                    

"Selamat malam, Mona." Sapa Abian ramah.

"Selamat malam, Abian." Balas Mona, lalu mengeryit memandang Azora.

  "Ini siapa?"

  "Kenalkan ini Azora, istriku." Abian memperkenalkan Azora kepada Mona.

  Wajah Mona seketika berubah masam.

Namun Azora dengan ramahnya tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

  "Saya Azora, Mbak."

"Mona." Mona menjabat tangan Azora dan memaksakan senyuman.

  "Kalau begitu aku pesan dulu. Kalian mau makan apa?"

"Terserah, apa saja boleh." Ucap Abian dan Azora serentak, lalu keduanya tertawa bersama.

  "Kalian kompak sekali, sih? Jadi iri, deh." Ledek Mona.

  "Kebetulan saja kok, Mbak." Sahut Azora.

Mona pun memesan beberapa menu makanan dan juga minuman .

"Sambil menunggu makanannya datang, kita bisa mulai." Ujar Mona.

  "Iya, aku sudah mencari saksi kunci dari kejadian itu, dan ...."

  "Reksa?" Ucap Azora pelan dengan mata yang memandang lurus ke depan, tepat pada sosok seorang lelaki yang baru saja datang.

   Abian berhenti bicara saat Azora menyebut nama Reksa, dia sontak menatap Azora yang tengah melongo lalu mengikuti arah pandangan wanita itu. Dan tercengang saat melihat seseorang yang tidak asing baginya.

  "Damar?" Kata Abian.

  Azora dan Abian seketika saling pandang dengan raut terkejut. Mona yang tak tahu menahu hanya bisa terbengong-bengong.

  "Jadi Reksa itu Damar?" Abian mengeraskan rahangnya.

"Berengsek!!!"

  Tanpa tedeng aling-aling, Abian beranjak dan bergegas menghampiri Damar yang sedang berbincang dengan seseorang.

  "Mas!" Azora yang panik langsung mengejar Abian.

  Abian spontan melayangkan pukulan ke wajah Damar, membuat lelaki itu terhuyung dan hampir jatuh. Semua orang terperanjat melihat aksinya itu.

  Beberapa orang berusaha memegangi Abian dan membantu Damar.

  "Jadi selama ini kamu orangnya? Belum cukup kamu merebut Lashira kekasihku. Dasar bajingan!" Hardik Abian sambil berusaha melepaskan diri dari orang-orang yang memeganginya.

  "Jaga sikapmu! Ini tempat umum." Damar memperingatkan dengan dingin.

  "Kenapa? Kamu malu kalau orang-orang tahu jika kamu pria menyedihkan yang bisanya cuma merebut milik orang lain, iya?" Sambung Abian dengan nada mengejek.

  "Mas, sudah. Ayo kita pergi!" Azora berusaha menarik Abian agar menyudahi semua ini, tapi lelaki itu masih belum puas.

  "Aku peringatkan, jangan coba-coba mengganggu istriku lagi. karena aku nggak akan tinggal diam." Imbuh Abian dengan nada mengancam dan bergegas menarik Azora pergi. Dia bahkan membatalkan makan malamnya dengan Mona begitu saja.

  Damar mengepalkan tangannya dengan kuat sambil tersenyum sinis.

  "Kamu akan menyesali perbuatanmu ini." Batin Damar.

  Dia juga bergegas pergi dari restoran itu dengan perasaan geram bercampur malu.

  Abian masih belum bisa menghilangkan kekesalan dalam hatinya, dia benar-benar geram pada Damar. Bahkan setelah tiba di rumah, dia masih saja menggerutu dan mengumpat lelaki itu.

BUKAN SALAH DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang