PERMINTAAN MAAF

128 4 0
                                    

   "Haa? Bantu apa?" Abian menautkan kedua alisnya.

  "Mendampingiku saat aku menggugat cerai Damar."

"Tapi, Lashira ...." Ucapan Abian terputus karena waiters tadi kembali dengan secangkir espresso panas.

  "Ini pesanannya, silakan." Ujar si waiters sembari meletakkan cangkir espresso itu ke hadapan Abian.

  "Terima kasih."

"Kalau Mbaknya mau pesan minum apa?" Waiters itu beralih kepada Lashira.

"Enggak, nanti saja." Jawab Lashira.

"Kalau begitu saya permisi." Waiters itu bergegas pergi.

"Abian aku mohon bantu aku." Lanjut Lashira dengan wajah memelas.

  Abian kembali menghela napas, sejujurnya dia berat menerima tawaran Lashira tapi dia sendiri tak tega melihat mantan kekasihnya itu menderita. Mendadak hati Abian dilema, dia merasa semakin galau.

  "Abian? mau, ya? Aku janji setelah semuanya selesai, aku nggak akan mengusikmu lagi." Bujuk Lashira sambil memegang erat lengan Abian.

Abian semakin bingung dengan perasaannya, dia dilema akan keputusan yang harus dia ambil. tapi Abian tak tega melihat Lashira sedih.

  "Baiklah aku akan membantumu." Sahut Abian meski sedikit ragu apakah keputusannya ini benar atau tidak?

  "Terima kasih, Abian." Lashira kembali memeluk Abian.

"Aku ingin bertemu istrimu, aku ingin memberi selamat dan juga permintaan maafku."

"Sebaiknya nggak usah! Itu bukan ide yang bagus."

"Ayolah, Abian. Aku hanya ingin kenal lebih dekat meskipun minggu lalu sempat bertemu di sini. Aku ingin minta maaf padanya dan mengucapkan selamat karena bisa menikah denganmu." Rengek Lashira.

  "Lashira ...." Abian sedikit keberatan mendengar ucapan Lashira itu.

  "Abian, boleh ya?"

"Baiklah."

  Lashira tersenyum penuh arti di dalam pelukan Abian.

Keduanya pun memutuskan untuk pergi meninggalkan restoran itu, bahkan Abian pun tak sempat meminum espresso yang dia pesan tadi karena Lashira mendesaknya untuk segera bertemu dengan Azora.

~

~

  Regina dan Azora yang sedang memasak makan siang terkejut karena Abian pulang bersama Lashira. Regina langsung memasang wajah masam, wanita paruh baya itu ingin menunjukkan bahwa dia tidak menyukai kehadiran mantan kekasih putranya itu. Tapi dengan tidak tahu malunya Lashira menyapa Regina sambil tersenyum manis.

  "Hai, Tante. Rasanya sudah lama sekali kita nggak bertemu."

"Tante malah berharap nggak pernah bertemu dengan kamu lagi." Sahut Regina ketus.

  "Ma ...!" Tegur Abian yang merasa tak enak dengan Lashira.

"Enggak apa-apa, Abian. Aku bisa mengerti, kok." Lashira memaksakan senyuman.

  "Mau apa kamu ke sini?" Tanya Regina tanpa basa-basi.

"Ma, jangan kasar begitu!" Abian kembali menegur Mama. Tapi wanita paruh baya itu tak peduli.

  "Aku hanya ingin meminta maaf dengan istri Abian dan mengucapkan selamat. Aku nggak ada maksud lain kok, Tan." Jawab Lashira, dia memasang wajah lugu.

  Regina memutar bola matanya, lalu berseru. "Alah, alasan!"

  "Ma ...!" Lagi-lagi Abian menegur sikap kasar Regina terhadap Lashira.

BUKAN SALAH DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang