"Tangan wanita itu udah bergelayut manja di tangan Abian. Wah, tangannya mulai aktif ya, jadi pengen jambak rambutnya.
Dengan ekspresi tak sukanya, Abian menepis tangan itu. Wah, manusia antagonis pinter juga.
"Dia tetangga saya." Lirih Abian tapi masih bisa Azora denger.
Hmm ... bagus ya giliran cewek yang nanya. Dia ngakunya tetangga, lah tadi, kak Erlan tanya, langsung semangat memperkenalkan diri sebagai suami. Belum pernah ngerasain mukanya di lempar pakai sepatu kali.
Bukannya Azora cemburu ya, itu sih nggak mungkin banget. Yang Azora khawatirin takut ada orang resto yang denger pengakuan Abian sama wanita gila ini. Mau ditaruh di mana muka Azora kalau mereka tahu Azora nggak dianggap sama suami.
"Ooh ... tetangga, kok bisa ada di sini makan berdua sama kamu?" Kepo banget ya nih orang gila. Jadi pengen tinju mukanya yang berlapiskan make up tebal plus bibirnya yang seperti berdarah-darah karena saking merahnya. Beneran udah mirip cabe-cabean.
"Iya, dia kelaparan, jadi saya ajak dia ke sini, dari pada nanti jadi busung lapar." Si manusia antagonis bener-bener nggak ada akhlak ya. Sebelas dua belas sama wanita gila ini.
"Kelaparan? Pasti dia orang miskin ya, sampai bisa kelaparan gitu, pantes aja gayanya kampungan." Cibir si wanita gila itu sambil kembali memandang rendah ke Azora.
"Heh, gue emang miskin, tapi nggak kampungan ya, liat dong, siapa yang lebih kampungan.
Gayanya udah kayak telanjang aja bangga." Azora balas mencibir. Jelas dong, Azora nggak terima dikatain sama dia.
"Lo tuh bener-bener ya!" Wanita gila ini berdiri sambil berkacak pinggang, menatap jengkel ke arah Azora. Matanya udh kayak mau copot aja.
"Apa!" Azora ikut berdiri, dan menggebrak meja. Tatapan tak kalah sengitnya, Azora layangkan padanya. Biar dia tahu kalau seorang Azora Zafrina Rexa nggak bakalan takut sama cewek modelan kayak dia.
Aksi Azora yang menggebrak meja sontak membuat beberapa pengunjung lain memandang ke arah mereka. Ada juga dari mereka yang sengaja mengabadikannya di ponsel. Entah difoto atau divideo, Azora nggak peduli, mau di viralin juga Azora lebih nggak peduli.
Abian ikut berdiri dan beralih ke tengah-tengah antara Azora dan wanita gila itu.
"Sudah, sudah, apa-apaan kalian ini, mengganggu pengunjung saja."
Abian meminta maaf pada para pengunjung dan sempat memohon agar kejadian tadi jangan di sebarkan di sosial media. Pasti si manusia antagonis takut kalau restonya viral bukan karena sesuatu yang baik, tapi justru sebaliknya.
Azora duduk kembali dan berniat menghabiskan makanan yang tersisa, meski rasa jengkel juga masih bercokol di hati. Si wanita gila juga ikutan duduk dengan tampang kesalnya. Setelah Abian duduk, wanita gila itu kembali melingkarkan tangannya di lengan Abian.
Kali ini Azora nggak akan peduli. Lagi pula apa urusannya dengan Azora, memang sih Azora istri Abian, tapi kan istri karena jadi pengantin pengganti. Jadi sama sekali nggak ada rasa cemburu.
Untuk yang kedua kalinya Abian menepis tangan gatel wanita gila itu. Lalu menatap tajam ke arah Azora kemudian beralih menatap ke arah wanita gila itu dengan tatapan ... kesal.
"Sebenarnya kamu mau ngapain ke sini?" Tanya Abian ke wanita gila yang tadi dia panggil Las. Las siapa ya? Sinting kah? Wkwkwk.
Roman-romannya sih Abian kayak nggak suka dengan wanita ini, tapi lihat aja nanti apa yang bakal mereka bicarakan. Telinga Azora senantiasa terpasang buat ngedengerin obrolan mereka. Eh, ya pasti terpasang dong ya, emang biasanya kuping Azora bisa di copot pasang?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH DI JODOHKAN
RomantikAzora Zafrina Rexa biasa di sapa Azora diajak orang tuanya untuk menghadiri akad nikah anak sahabat dari kedua orang tuanya. Azora mencoba menolak menghadiri acara anak sahabat dari kedua orang tuanya itu yang bernama Abiansyah Radcliffe Warden, yan...