GODAAN

130 3 0
                                    

  Bukan cuma kepada Papanya, Mamanya itu juga bersikap seolah tak berperasaan kepada semua orang, dan sekarang Fardhan paham, itu cara Mama melampiaskan rasa sakit hatinya.

  Fardhan meremas surat itu dengan perasaan geram, bertahun-tahun dia tak mengetahui apapun yang terjadi, dia terlalu tak acuh dengan semua yang dia lihat terlebih terhadap perasaan Mamanya.

  "Maafkan aku, Ma. Aku nggak tahu Mama menyimpan semua ini. Kenapa aku harus mengetahuinya di saat Mama telah tiada." Tangis Fardhan pecah, dia menyesal karena tidak peka dengan kesedihan Mama selama ini.

~

~

  Abian yang baru selesai mandi segera bergabung bersama Regina dan Azora di meja makan, hari ini dia pulang agak telat karena ada kasus yang harus dia tangani. Saat duduk di dekat Azora, dia menghirup aroma wangi. Abian tersenyum senang karena Azora memakai parfum pemberiannya.

  "Kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Regina.
  Raut wajah Abian sontak berubah datar.

  "Enggak, siapa yang senyum-senyum sendiri?"
"Kesambet kali ini anak." Ledek Regina.

  Abian tak membalas, dia pura-pura sibuk meminta Azora mengambilkan nasi dan lauk untuknya.

  "Sepertinya rumah yang di depan itu sudah ada penghuninya, ya ,Ma? Aku lihat lampunya sudah menyala." Cecar Abian sambil menyendokkan makanan ke dalam mulut.

  Regina dan Azora terdiam lalu saling pandang.
"I-iya." Jawab Regina gugup.

  Sedangkan Azora lebih memilih untuk diam dengan jantung yang berdebar.

  "Kalau begitu kita bisa menyapa tetangga baru, sekalian berkenalan." Ujar Abian.

  "Ah, nggak usah repot-repot. Biar aku saja yang menyapa kalian." Sela Lashira yang tiba-tiba sudah berjalan mendekati mereka.

Abian dan Azora serta Regina terkejut dengan kedatangan mendadak wanita itu.

  "Lashira? Kamu?" Abian mengeryit heran.
  "Iya, sekarang kita bertetangga. Aku yang tinggal di rumah itu." Sahut Lashira.

  "Hee, wanita nggak punya sopan santun! Masuk rumah orang nggak permisi, menyelonong saja!" Sungut Regina kesal.

  "Tadi aku sudah panggil, tapi nggak ada yang menyahut. Jadi aku masuk saja." Kilah Lashira.
  "Alasan!!! Sekarang sebaiknya kamu pergi dari sini, jangan membuat selera makan kami hilang!"

  "Ma, jangan kasar begitu, dong!" Abian memperingatkan Regina.

  "Abian, wanita ini pasti punya rencana licik, makanya dia tinggal di dekat rumah kita." Ujar Regina penuh emosi.

  "Mama, sudahlah." Azora mengusap pundak Regina berusaha menenangkan mertuanya, meski dia sendiri pun merasa kesal.

  "Ma, aku nggak ada tempat tinggal lagi. Suamiku sudah mengusirku dari rumah, dan orang tuaku juga sudah mencampakkan aku. Makanya aku pindah ke sini karena sudah mengenal Abian dan Mama, aku takut kalau tinggal di tempat yang nggak aku kenal orang-orangnya. Karena sekarang aku sendirian." Ucap Lashira sambil terisak sedih.

  Abian merasa iba, tapi tidak dengan Regina dan Azora. Mereka tahu ini pasti hanya sandiwara Lashira.

  "Tapi kalau kalian nggak suka aku ada di sini, aku akan pergi." Lashira pun berlari keluar sambil menangis.

  Abian pun semakin iba melihat mantan kekasihnya itu.

"Abian, biarkan dia! Kalau nggak ada yang peduli, dia pasti akan pergi dari sini. Yang penting kamu jangan tergoda lagi dengannya." Pinta Regina.

BUKAN SALAH DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang