Abian dibantu oleh Azora, membaringkan Regina di atas ranjang dan membetulkan posisi tidurnya, sementara Lashira hanya berdiri memandangi Regina dengan tatapan yang tak terbaca.
Azora hendak keluar mengambil air minum, tapi Regina menahan lengannya.
"Mau kemana?" Tanya Regina dengan suara yang lemah.
"Ambil air minum untuk Mama." Jawab Azora.
"Enggak usah! Kamu di sini saja temani Mama, biar Abian yang ambilkan."
"Biar aku yang ambil." Abian langsung beranjak ke dapur.
Regina menarik Azora agar duduk di sisi ranjang.
"Mama mohon jangan pergi ke mana-mana! Temani Mama, ya, Azora?" Pinta Regina penuh harap.
Azora mengangguk. "Iya, Ma. Aku nggak akan kemana-mana."
Lashira hanya memutar bola matanya melihat interaksi menantu dan mertua itu, tentu dia merasa tak suka.
Tak lama kemudian, Abian pun kembali ke kamar Regina dengan segelas air putih hangat.
"Ini, diminum dulu, Ma."
Abian membantu Regina duduk dan meminum air putih yang dia bawakan.
"Sudah, Abian." Regina kembali berbaring setelah selesai minum.
"Bagaimana, apa dada Mama masih sakit? Mungkin Mama butuh penanganan khusus." Tanya Abian.
"Enggak usah! Sudah agak mendingan kok. Sekarang Mama mau istirahat, tapi di temani Azora." Ujar Regina sambil memegang tangan Azora.
"Ya sudah, Mama beristirahatlah. Aku dan Lashira akan keluar." Sahut Abian.
Abian segera mengajak Lashira keluar dari kamar Regina dan menutup pintu.
Setelah kepergian Abian dan Azora, Regina pun bangkit lalu duduk di atas ranjang. Azora sampai terkejut melihat aksi mertuanya itu, bukankah barusan dia mengeluh sakit, tapi sekarang ....
"Mama ...?" Azora menatap penuh tanya.
"Mama hanya pura-pura saja agar kamu nggak jadi pergi." Bisik Regina.
Azora tercengang mendengar pernyataan mertuanya itu, dia sungguh tak menyangka ini semua hanya sandiwara.
"Kamu ini gimana, sih? Ada ular mau masuk ke rumah kok dibiarkan? Mama kan sudah bilang, kamu harus menjauhkan Abian dari wanita itu. Kenapa kamu malah pergi dan meninggalkan mereka?" Regina mengomeli Azora.
"Maaf, Ma. Aku ...."
"Sudahlah! sekarang kamu keluar, dan buat wanita itu secepatnya angkat kaki dari rumah ini. Mama nggak suka dia ada di sini. Kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?"
"Aku harus mengusirnya?"
"Kalau kamu mengusirnya dengan cara yang biasa, dia pasti nggak jera dan akan kembali lagi. Harus dengan cara halus dan elegan." Ujar Regina.
"Maksudnya gimana, Ma?"
"Regina menghembuskan napas. "Kamu ini polos sekali."
"Mesra-mesraan dengan Abian dihadapannya dan sindir dia secara halus, buat dia nggak berkutik. Pokoknya sampai dia angkat kaki dari sini!" Imbuh Regina antusias.
"Aku harus melakukannya? Tapi ...." Azora ragu, dia tentu canggung kalau harus bermesraan dengan Abian meskipun lelaki itu suaminya.
"Iya, sudah cepat sana! Sebelum ular itu mematuk suamimu."
"Ba-baik, Ma." Azora pun bergegas keluar dari kamar Regina dan bersiap untuk memulai aksinya walaupun dengan berat hati.
Dia memang kesal melihat Lashira dekat dengan Abian, tapi dia juga tak bisa semudah itu bersandiwara pura-pura mesra dengan si manusia antagonis yang dingin itu. Tapi dia tetap harus melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH DI JODOHKAN
RomanceAzora Zafrina Rexa biasa di sapa Azora diajak orang tuanya untuk menghadiri akad nikah anak sahabat dari kedua orang tuanya. Azora mencoba menolak menghadiri acara anak sahabat dari kedua orang tuanya itu yang bernama Abiansyah Radcliffe Warden, yan...