SEMAKIN BERANI

240 4 0
                                    

  "Ehem ... kamu kan belum mandi, Ra." Abian mengambil nafas sejenak kemudian menghembuskannya perlahan.

  "Bagaimana kalau kita mandi bersama?"
   What the ...?

  Sontak Azora melotot mendengar perkataan Abian barusan. Mandi bersama? Yang bener saja, satu kamar seperti ini saja sebenarnya Azora tak sudi, apalagi ... ah sudahlah!

  "Kenapa kamu kaget? Kok melotot gitu matanya?" Abian kembali bertanya sembari menampilkan senyuman sinisnya, yang dapat Azora lihat dari pantulan cermin ini.

  Azora menormalkan kembali matanya.

  "Biasa aja kali." Sinis Azora.

  "Oh, biasa, kalau gitu mari kita mandi bersama."
   Dasar Abian gila! Mesum lagi!

  Brak!

  Azora menggebrak meja rias, kemudian berdiri, dan spontan Abian pun terperanjat. Haha ... kaget kan rasain! Siapa suruh main-main sama seorang Azora Zafrina Rexa.

  "Ngarep banget sih, pengen gue mandi sama lo, lo pikir gue sudi apa? Jadi orang kok mesum banget. Manusia batu yang sok alim kayak lo, ternyata punya pikiran mesum. Ck, ck ... nggak nyangka gue." Cerca Azora, sambil melayangkan tatapan tajam ke arah cermin yang menampilkan gambar Abian, yang juga tengah menatap ke arahnya. Maksudnya ke arah cermin.

  Kalau gini berasa Azora lagi marahin cermin kan. Maaf ya cermin, kamu udah Azora omelin, habisnya kamu pake nangkep gambar suami Azora yang nggak ada akhlak itu sih.
  Suami?

  Ngapain Azora nganggep dia suami ya? Tapi kan dia emang udah jadi suami Azora. Tapi kan Azora nggak suka, tapi kan ... ah, apaan sih Azora, bikin puyeng aja.

  "Kan saya cuma nawarin, lagian kalau saya punya pikiran mesum sama kamu, ya nggak papa dong, toh kita sudah menikah, kamu istri saya, apa salahnya? Oh iya, jangan katain saya manusia batu ya, kualat kamu ngatain suami seperti itu, jadi perempuan kok bar-bar banget. Oh, ya jangan sampai meja rias itu rusak ya, karena saya nggak mau ganti rugi karena ulah kamu itu."

  Elah, nih orang bisa nyerocos juga ternyata.
  Selesai memberi ceramah, Abian berlalu menuju kamar mandi, dan tak lama kemudian suara air terdengar bergemericik.

~

~

  Azora terdiam memperhatikan ranjang berukuran besar di hadapannya. Mau menaikinya tapi sayang sama bunga-bunga mawar merah yang bertabur membentuk love di tengah ranjang.

  Aroma terapi yang tercium semenjak Azora memasuki ruangan ini, masih setia menguar. Tak ada lilin yang turut menghiasi ruangan yang biasanya akan menambah kesan romantis.

  Jika saja ini adalah pernikahannya dengan laki-laki yang Azora cintai, mungkin saja Azora akan sangat bahagia berada di kamar hotel ini. Namun, yang Azora rasakan malah sebaliknya. Miris, ya itu yang tengah Azora rasakan.

  "Ngapain kamu berdiri terus di situ?" Tanya si manusia antagonis yang baru keluar dari kamar mandi, sambil mengeringkan rambutnya yang basah. Untung saja dia sudah berpakaian, kalau tidak? Kalau tidak bakalan Azora cabik-cabik dengan pisau, kebetulan di kamar ini ada pisau buah.

  "Suka-suka gue dong." Azora memutuskan untuk duduk di tepi ranjang sembari memainkan bunga-bunga mawar yang bertebaran di tengah ranjang.

  Abian berjalan mendekat ke arah Azora, eh maksud Azora ke arah ranjang. Jangan berpikir yang aneh-aneh ya.

  Selanjutnya Abian menaiki ranjang dan langsung saja membuang-buang bunga mawar yang bertaburan ini ke lantai. Huh! Dasar nggak berperi-kebungaan.

  "Ngapain kamu masih duduk di sini, minggir sana, saya mau tidur. Kamu bisa tidur di sofa ataupun di lantai, saya nggak peduli." Ketus Abian sambil mengibaskan tangannya, mengusir Azora.

BUKAN SALAH DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang