BEST FRIEND

104 3 0
                                    

   Lashira mendekati Abian dan Fardhan, dia langsung berakting sedih.

  "Aku turut berdukacita ya Fardhan. Aku kaget banget saat dapat kabar, Tante rahmini meninggal."

  "Terima kasih, ya, Lashira." Balas Fardhan.

"Bagaimana pun juga, aku sudah kenal baik dengan Tante Rahmini. Kabar ini benar-benar membuat aku sedih." Ujar Lashira penuh drama sambil mengusap air mata di pipinya.

"Doa kan Mama agar jalannya lapang dan diampuni dosa-dosanya." Pinta Fardhan.

"Iya, itu pasti, Dhan." Lashira menggenggam erat tangan Fardhan, berharap Abian cemburu.

  Tapi tentu saja Abian tak bereaksi apapun, dia tahu Lashira dan Fardhan juga bersahabat, apa yang Lashira lakukan itu adalah hal wajar sebagai dukungan moral.

  Lashira melirik Abian yang berdiri di sampingnya dan hendak menyapa lelaki itu tepat di saat Azora datang dan menyerobot berdiri di antara keduanya. Jadilah Lashira gagal mendekati Abian, dan jelas membuatnya kesal minta ampun.

  Karena sedang berada di keramaian, Lashira memilih untuk menjaga sikapnya dan tak ingin berkelakuan impulsif, dia tak mau orang-orang bergunjing tentangnya.

  Fardhan terkesiap melihat mereka bertiga, dia memandang Abian dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan tiba-tiba Fardhan mendapatkan ide untuk menyelamatkan Abian dan Azora dari suasana tak mengenakkan ini sebelum Lashira melakukan hal-hal buruk. Sebab dia tahu, wanita itu masih mengharapkan Abian.

  Fardhan pun mengirim pesan ke ponsel Abian melalui aplikasi berwarna hijau itu.

  'ABIAN, MAAF. SEBAIKNYA KAMU AJAK ISTRIMU PULANG. SEPERTINYA DIA NGGAK NYAMAN KARENA ADA LASHIRA. KAMU BISA DATANG LAGI NANTI.'

  "Bro, kami pulang dulu, ya. Sekali lagi, kami turut berdukacita, yang sabar." Abian pamit setelah membaca pesan singkat dari Fardhan, dia paham betul maksud sahabatnya itu.

  "Iya, terima kasih, ya."

  Abian dan Azora hanya membalasnya dengan tersenyum, kemudian bergegas pergi. Sedangkan wajah Lashira berubah masam, rasanya ingin sekali dia melarang Abian pulang, tapi itu tidak mungkin dia lakukan sekarang.

~

~

Di perjalanan pulang, Azora langsung mengirim pesan kepada Riki, bahwa dia sedang di jalan menuju rumah. Azora juga meminta agar Riki langsung menemuinya di rumah Abian saja.

  Abian melirik Azora yang duduk di sampingnya, hatinya sedari tadi bertanya. "Siapa Mas Riki?" Batin Abian.

  Tapi Abian terlalu gengsi untuk bertanya.

"Jangan main ponsel di jalan! Berbahaya!" Ujar Abian dingin.

  Akhirnya kata-kata ini yang keluar dari mulutnya.

  "Iya, ini sudah selesai kok." Azora menyimpan ponselnya.

  "Tadi lagi kirim pesan."

"Ke siapa?" Abian bertanya lagi dengan nada dingin tapi dengan rasa ingin tahu.

  "Ke Mas Riki." Jawab Azora polos.

"Mas Riki lagi? Sebenarnya siapa sih orang itu?" Batin Abian.

Tapi seolah mendengar isi hatinya, Azora menjelaskan siapa Riki, meski si manusia antagonis ini tak bertanya.

  "Mas Riki itu sahabat aku dari kecil rumahnya di belakang rumah kita bersebelahan dengan rumah Bella. Kami tumbuh besar bersama dan sekarang dia mau datang ke rumah setelah menyelesaikan pendidikannya di luar negeri." Ujar Azora panjang lebar.

BUKAN SALAH DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang