MALAIKAT PENOLONG YANG SEBENARNYA

91 2 0
                                    

  "Aku akan membunuhmu, dasar biadab!" Teriak Abian emosi.

  "Abian, sudah, Abian. Tahan emosimu!" Fardhan berusaha menenangkan Abian.

  "Sebaiknya kamu tenangkan istrimu."

  Dengan napas yang memburu dan tatapan penuh kilatan kemarahan, Abian menjauh dari Damar yang sudah babak belur lalu mendekati Azora yang masih terisak-isak.

  "Jangan takut lagi." Abian memeluk Azora, membiarkan wanita itu menumpahkan air mata di dadanya.

  "Aku akan menghubungi polisi." Cetus Fardhan.

~

~

Lashira yang baru pulang terheran-heran melihat banyak mobil terparkir di depan rumah Regina, dua dari empat mobil itu tidak asing baginya dan dua orang bodyguard yang terkapar di teras.

  "Ada apa ini? Kenapa mobil Fardhan dan mas Damar ada di sini? Apa jangan-jangan ...." Lashira mulai resah dan mencoba menerka-nerka apa yang sedang terjadi.

  Sementara itu Abian dan Riki berusaha menenangkan Azora yang masih terisak dan gemetaran, memberikan wanita itu minum dan menghiburnya. Abian sedang menghubungi ambulans dan pihak yang berwajib, mengabaikan Damar yang tergolek tak sadarkan diri.

  Namun Damar Reksa tetaplah seorang Damar Reksa, dia tak akan sudi menerima kekalahan begitu saja tanpa perlawanan hingga titik darah penghabisan. Tak ada yang menyadari dia hanya pura-pura pingsan demi mengelabui semua orang dan begitu mereka lengah, dia bergerak cepat meraih pistol yang dia letakkan di atas meja hias tadi.

  Fardhan yang sempat melihatnya berniat mencegah, tapi kalah cepat. Damar pun mengacungkan pistol ke arah Fardhan lalu menembaknya, membuat lelaki itu roboh seketika.

  "Fardhan!" Teriak Abian.

  Abian bergerak ingin menolong Fardhan, tapi urung sebab kali ini Damar mengacungkan pistol ke arahnya.

  "Berhenti di sana!"

Semua orang seketika tercekam serta membeliak tegang sambil menelan ludah, sangat tak menyangka Damar akan bertindak segila ini.

  Azora yang ketakutan semakin terisak, Riki segera melindungi wanita itu di belakang badannya.

  "Apa yang kamu lakukan, berengsek? Kenapa kamu menembaknya?" Sergah Abian.

  Damar menyeringai licik. "Karena dia mau sok jadi pahlawan."

"Dasar biadab, kamu lebih mengerikan dari pada iblis."

  "Banyak bacot! Matilah kamu!"

  "Jangan."

  "Lashira?"

Semua orang terkejut melihat kehadiran Lashira.

"Mas, aku mohon jangan lakukan itu!" Lashira memohon. Dia sempat melirik Abian sebelum mendekati Damar.

  "Lashira ... Lashira. Ternyata kamu lebih bodoh dari seekor keledai. Dia sudah mengabaikanmu, tapi kamu masih saja membelanya." Cibir Damar yang masih menodongkan pistolnya ke Abian.

  "Bukan itu, mas. Aku hanya nggak ingin ayah dari bayiku menjadi seorang pembunuh."

  Damar spontan mengalihkan pandangannya ke Lashira dan terperangah.

  "Kamu hamil?"

"Iya." Jawab Lashira.

  Melihat Damar lengah, Abian memanfaatkan situasi, dia bergerak cepat dan berusaha merebut pistol dari tangan lelaki licik itu, sehingga terjadi aksi rebut-rebutan.

BUKAN SALAH DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang