Riki menghembuskan napas. "Baiklah. Aku harus pastikan kamu bahagia, tapi jika nggak, aku akan memaksamu meninggalkan lelaki itu."
"Wow, Mas lagi mengancam aku?" Ledek Azora.
"Ra, aku nggak bisa maafkan diriku sendiri jika sampai kamu sedih apalagi terluka, aku sudah berjanji akan selalu menjagamu. Makanya aku kesal banget saat tahu kamu nikah begini tanpa sepengetahuanku."
"Terima kasih, ya, Mas. Aku beruntung banget bisa punya sahabat seperti saudara. Selamanya kita best friend, sekali lagi aku minta maaf." Ucap Azora.
Riki tersenyum getir. "Iya, sahabat rasa saudara. Baiklah, kalau begitu aku pulang."
"Mas, benar-benar nggak mau masuk dulu? Kenalan sama mertuaku."
"Lain kali saja. Aku pulang ya, baik-baik di sini dan kabari aku kalau terjadi sesuatu denganmu." Sahut Riki sambil mengusap lembut puncak kepala Azora. Dan semua itu disaksikan oleh Abian yang masih setia mengintip dari balik jendela.
"Iya, Mas. Hati-hati di jalan."
Riki melesatkan mobilnya meninggalkan rumah Abian, Azora melambaikan tangan sambil tersenyum sampai mobil Riki menghilang di balik mobil lain, baru dia berjalan masuk dan begitu sampai di teras ...
Byuuuurrr ....
Abian tiba-tiba menyiramkan seember air kepada Azora sehingga wanita itu basah kuyup.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa menyiram ku?" Sungut Azora.
"Astaghfirullah, Abian! Apa-apaan kamu ini?" Tanya Regina heboh saat melihat Azora berdiri di teras dengan basah kuyup.
Dia baru saja di pegang pria lain, aku nggak mau dia membawa penyakit ke dalam rumah." Jawab Abian seenaknya.
Azora tercengang mendengar jawaban suaminya itu.
"Kamu pikir Mas Riki itu virus apa?"
"Dia bisa lebih berbahaya dari virus." Sahut Abian dan segera pergi dari hadapan Regina dan Azora.
Regina geleng-geleng kepala melihat tingkah putranya itu, sambil tersenyum, dia sepertinya menyadari sesuatu.
"Mama akan ambilkan kamu handuk, tunggu sebentar."
Azora benar-benar kesal dengan ulah Abian. Dia tak habis pikir dengan sikap suaminya yang antagonis itu, terkadang dingin, kasar tapi terkadang konyol dan kekanak-kanakan.
Sungguh aneh!
Azora sudah berganti pakaian dan menyesap teh hangat buatan Regina di meja makan, sejujurnya dia masih kesal kepada Abian, tapi belum sempat melampiaskan kekesalannya, lelaki itu sudah kembali pergi ke rumah Fardhan saat Azora masih di dalam kamar mandi.
"Azora, maafkan kelakuan Abian, ya? Dia memang begitu kalau lagi cemburu." Ujar Regina sambil tersenyum penuh arti.
Azora terkesiap mendengar ucapan mertuanya itu. Mama ini bicara apa?"
"Memangnya kamu nggak sadar kalau dia sebenarnya menyukaimu dan cemburu dengan sahabatmu itu?" Tanya Regina.
Azora tersenyum kecut sambil menggelengkan kepalanya.
"Itu perasaan Mama saja. Dia masih mencintai Lashira jadi mana mungkin dia menyukaiku apalagi cemburu."
"Azora, mungkin masa lalu masih menghantuinya, tapi Mama yakin sebenarnya Abian sudah menyimpan rasa untukmu. Dia hanya butuh waktu untuk menyakinkan dirinya, sebab dia pernah sangat terluka karena cinta. Jadi Mama mohon kamu bersabar sedikit lagi sampai dia benar-benar menyadari perasaannya kepadamu." Ucap Regina penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN SALAH DI JODOHKAN
RomanceAzora Zafrina Rexa biasa di sapa Azora diajak orang tuanya untuk menghadiri akad nikah anak sahabat dari kedua orang tuanya. Azora mencoba menolak menghadiri acara anak sahabat dari kedua orang tuanya itu yang bernama Abiansyah Radcliffe Warden, yan...