13

3.4K 147 2
                                    

Dengan cepat Roni keluar dari tempat tersebut sebelum ada yang mengenalinya.

"Lo?! Hahahaha" Shilla terkekeh melihat lelaki di depannya.
"Wait. Mana temen gue?"

"Gue usir"

"Hahaha kenapa? Lo cemburu?"

"Ya gue cemburu"

"LO.GAK.ADA.HAK.UNTUK.ITU"

"Emang"

Shilla hanya terkekeh, ia sudah sangat lelah berurusan dengan lelaki ini.

"Gue benci sama lo, gue benci sama lo!" ucap Shilla lalu mengambil botol di tangan orang sampingnya dan meminumnya.

Dengan kasar ia meminumnya lalu keluar dari dance floor. Ia ingin pulang, tempat ini sudah tak menarik karena kedatangan Gala.

"Shilla tunggu" Tahan Gala sebelum Shilla melangkah jauh.

"Apa?"

"Pulang bareng gue"

"Nggak"

"Shilla"

"Lepas Gal! Bukannya gue udah bilang, stop peduliin gue!" Shilla menghempas tangan Gala dengan kuat lalu beralih ke toilet.

Di toilet ia memandangi dirinya, wajah orang mabuk pada umumnya.

Seseorang keluar dari bilik toilet membuatnya terkejut.

Fikar?

Dan seorang perempuan asing yang lalu pergi setelah membelai pipi Fikar.

Shilla tersenyum miring lalu ingin pergi.

"Shil"

"What?"

Bukannya berbicara, Fikar justru mendekati Shilla dan membuat Shilla mundur hingga mengenai ujung westafel.

"Gue gak mau main Fikar" ucap Shilla lalu menahan tangan Fikar yang ingin menyentuh wajahnya.

"Why? Main bisa buat pikiran lo lega Shil"

"Tapi gue gak mau"

"Kenapa? Lo butuh tempat mewah dari ini?" bisik Fikar lalu mencium pipi Shilla.

Shilla mendorong Fikar agar menjauh. "Fikar, jangan gini. Lo mabuk"

"Lo juga mabuk Shil"

"Gue masih sadar buat gak nurutin mau lo"

"Ayolah Shil" Fikar kembali mendekatkan dirinya dan memeluk pinggang Shilla.

"Nggak Fikar" Shilla kembali mendorong Fikar.

Fikar tersenyum miring lalu tangannya mengelus pelan pipi Shilla. Melihat Shilla terbuai ia mulai mencium leher Shilla yang sudah menjadi targetnya sedari tadi.

"Agh Fikarr~"

"Ya? Lo suka kan?"

Shilla menggeleng. Ia benci saat dirinya di bawah pengaruh alkohol.

"Nggak Fik.. Ahhh" Shilla kembali mendesah ketika Fikar mengisap lehernya kuat.

Shilla merasakan tangan Fikar kini menyentuh pahanya membuat Shilla merinding dan membuatnya sadar.

"Fikar!" Shilla mendorong Fikar, menatap Fikar yang menatapnya nafsu.

Fikar menarik tangan Shilla keluar dari toilet.

"Nggak Fikar, gue gak mau main"

"Ck lo suka kan Shil? Gak usah ngelak dan ikutin aja nafsu lo"

"Nggak, gue gak mau!" Shilla berusaha melepas tangannya.

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang