7

5.5K 246 1
                                    

Shilla memandangi langit-langit kamar Gala. Sudah pukul 9 dan sudah 30 menit yang lalu dirinya bangun.

"Lagi dan lagi, bahkan ini lebih dari kata salah" gumamnya.

Shilla sadar dan mengingat semua yang terjadi semalam. Ia seharusnya tak mengikuti kemauan hatinya, ia harusnya bisa menolak dan mengikuti pikirannya.

Gala yang membunuhnya

Dan ia meminta dihidupkan kembali dan tak ingin mengenal Gala

Tapi semuanya tak berjalan sesuai keinginannya

Semakin ia menjauhi Gala, lelaki tersebut justru mendekatinya. Bahkan kejadian semalam tak mungkin Gala melakukannya dengan tak sadar.

Jika itu di kehidupan sebelumnya, maka Shilla akan senang karena first kiss nya diambil oleh orang yang ia suka, ia cintai, yang ia idam-idamkan. Tapi kini, ia takut dirinya kembali jatuh pada Gala. Meski sekarang tak ada tanda jika Gala akan membunuhnya namun itu masih ada dua bulan lagi, masih ada kemungkinan sesuatu yang akan membuatnya mati di tangan Gala.

Jika dirinya lebih dekat dengan Gala sekarang, maka kematiannya bisa saja terjadi lebih cepat. Tidak, itu tak boleh terjadi. Pernikahan Daniel dan Monica bahkan belum dipastikan batal. Ia ingin membantu Daniel berbicara dengan Samuel tapi Samuel bahkan tak sudi melihat wajahnya.

"Apa yang harus kulakukan" ucapnya lalu menutup wajahnya.

Ceklek

Pintu terbuka membuat Shilla membangunkan dirinya.

"Udah baikan?"

Shilla menghela nafasnya lalu beranjak dari kasur. Ia harus pergi.

"Tunggu" Gala menahan lengan Shilla.

"Apa?"

"Semalam-"

"Anggap aja itu gak pernah terjadi" Shilla mengerti maksud Gala. "Gue mabuk dan gue nyesel ciuman sama orang jahat kayak lo"

"Oh ya? Bukannya lo harusnya senang? Karena lo suka sama gue"

"Gak usah kepd an. Bukannya gue pernah bilang itu dulu? Gue udah gak suka sama lo"

Gala terkekeh pelan "Lo gak usah bohong Shil"

"Sialan! Dengar Gala Pratama. Meski gue mabuk semalam tapi semua yang gue bilang itu benar"

"Gue benci"
"Gue benci sama lo! Dan gue menyesal pernah jatuh cinta sama lo!"

Teriak Shilla membuat Gala diam dan melihat kepergian Shilla.

"Lo gak benci sama gue Ashilla" ucap Gala lalu tersenyum miring.


Shilla membaringkan dirinya setelah mandi. Nada dering ponselnya membuatnya beranjak mengambilnya.

"Halo?"

"Gimana keadaan lo? Sumpah gue mabuk berat sialan. Lo aman kan?"

"Aman aman"

"Serius? Gala bawa lo pulang dengan selamat kan?"

"Hm"

"Oke lah... Serius lo gak mau datang nanti malam?"

"Nggak Sel sorry"

"No prob cintaa"

"Happy birthday to you, happy life and kurangin mabuk lo haha"

"Hahaha thank u thank u"

"Hahaha"

"Gue seneng banget sore nanti gak masuk. Prof tau aja de kalau gue mau siap-siap buat acara gue hahaha"

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang