18

1.4K 70 3
                                    

"Shil" Fikar menahan tangan Shilla sebelum Shilla beranjak.

"What?"

"Gue perlu bicara"

"Iya apa"

"Gak disini"

"Yaudah gak usah"

"Ini tentang video itu"

Shilla menatap Fikar sebentar lalu mengangguk.

"Dimana?"

"Rooftop gedung ini aja gimana?"

Shilla mengangguk, lalu Fikar pun keluar kelas lebih dulu.

"Si Fikar kenapa?"

Shilla menghendikkan bahunya.

"Gak jelas tu anak. Eh mau langsung pulang?"

"Mmm mau ke sesuatu tempat dulu sih"

"Hmmmm mau kemana tuuhh"

"Kantin"

"Oh hehehe.. Bilang kantin aja apa susahnya"

Shilla tersenyum tipis.

"Oh iya hampir gue lupa nanyain ke elo"

"What?"

"Kemarin lo ke Belanda disusul Gala kan?"

Shilla mengerutkan keningnya, darimana Gisel tahu?

"Hehe gue yang bilangin kalau lo Belanda, tau-tau langsung keluar kelas dia"

"Ohhh..."

"Hehee lo gak marah kan?"

"Dikit sih"

"Gala ngapain emang?"

Ingatan Gala ketika di kamar kembali terputar di kepala Shilla. Daniel mengatakan jika kerja samanya berhasil, dan itu berarti ia bisa bebas dari Monica. Lalu apakah itu juga berarti jika Gala mendapatkan kesempatan itu?

Melihat Shilla terdiam membuat Gisel ragu sendiri. "Mm Shil kalau masih belum jelas, gak usah dijelasin sih hehe"

"Sorry yah, gue belum bisa ceritain"

"No prob, selagi lu masih ada niatan cerita sihh" ucap Gisel lalu memberi senyum mengejek

"Of course"

"Yaudah, kabarin kalau udah jadi pokoknya"

"Jadi apa?"

"Jadian"

"Ih gak mungkin kalau itu"

"Ihh bisa lah Shill.. Lo gak lihat sekarang Gala berubah ke elo? Meski gue gak tau sih dia sikapnya ke lo gimana, tapi dengan susulin lo ke Belanda, gue yakin pasti Gala udah berubah kan ke elo? Kan kan?"

Shilla mengangguk ragu

"Nnahhh!!!"

"Udah ah ayo pulang"

"Let's go"

Di depan kelas, Shilla dan Gisel berpisah. Melihat Gisel sudah jauh, Shilla melangkahkan kakinya menuju rooftop gedung kelas mereka yang berada di lantai 5.

Sesampainya disana, ia melihat Fikar berdiri menatap langit?

"Kenapa?"

Fikar menoleh

"Gimana keadaan lo?"

Shilla berdecih. "Apa peduli lo sama gue"

"Gue minta maaf"

"Maaf?"

"Hm.. Gue minta maaf, gue udah kasar ke elo malam itu, gue berbuat sesuatu yang salah ke elo, dan gara-gara gue lo jadi bahan olok-olok oleh anak-anak, dan gue justru main aman karena muka gue gak keliatan"

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang