4

8.9K 400 4
                                        

Shilla membuka matanya dan mendapati dirinya tertidur di sebuah kamar.... kamar asing!.

"Sialan, gue dimana" umpatnya lalu melihat dirinya.

"Huft" Shilla bernafas lega, aman.

"Gue dimana? Tunggu, terakhir itu gue... Anjing Gala sialan" Shilla beranjak dan keluar kamar.

"Gala anji-" teriakannya berhenti ketika Gala tepat di depan pintu setelah ia membukanya.

"Yaa. Kenapa?" jawab Gala lembut.

Hati Shilla berdesir. Ia sangat menginginkan hal itu dulu. Tunggu, ya dulu. Ingatlah Shilla dia yang membuatmu mati.

"Anjing lo" Shilla mendorong Gala namun tak berefek pada Gala. "Ngapain lo bawa gue kesini ha? Dasar brengsek" Shilla kembali mendorong Gala dan memukul dada Gala.

"Stop it" Gala menghentikan pukulan Shilla dengan menahan kedua tangan Shilla.

"Lepasin anjing"

"Berhenti Shilla"

Shilla berhenti lalu kembali masuk ke kamar. "Mana kunci mobil gue?"

"Lo mau kemana? Ini udah jam 2"

"Gue mau balik"

"Lo gila? Gak akan gue kasih"

Shilla menghela nafasnya, ia tak tahu apa yang terjadi dengan pria di hadapannya ini. Ia sudah sangat muak melihat Gala.

"Oke" Shilla lalu mengambil ponselnya.

"Ngapain lo"

Shilla tak menjawab, ia sedang memesan taksi online. Setelah mendapatkannya, Shilla berlari keluar setelah mengambil tasnya.

"Shilla!"

Gala mengejar Shilla namun Shilla sudah lebih dulu membuka pintu apartemen Gala. Shilla berlari menuju lift dan meninggalkan apartemen Gala. Ia tak peduli jika sudah larut, ia harus menghindari Gala bagaimana pun caranya agar nyawanya aman untuk memastikan kebahagiaan daddynya.

Gala sendiri memegang kunci mobil Shilla sembari terkekeh. "Cewek gila emang"

"Halo Ron, ikutin cewek yang gue bawa tadi, pastikan dia tiba di tujuannya, kalau ada sesuatu yang mencurigakan cepet hubungin gue. Dan satu lagi, kirim alamat tujuan cewek itu" ucapnya pada seseorang di telponnya.

"Baik siap bos"

Gala lalu membaringkan dirinya dan tak lama kemudian diapun terlelap.

Shilla sendiri menangis di dalam mobil membuat sopir sesekali melihatnya.

"Ini salah, aku gak boleh deket-deket sama Gala. Sakit banget Tuhan rasanya benci sama orang yang dicintai sebelumnya" batinnya.

"Maaf mbak, apa ada sesuatu?"

"Tidak ada apa-apa pak"

"Maaf mbak jika saya mungkin ikut campur. Meski umur saya mungkin hanya 30an sekarang, tapi jika mbak punya masalah sama suami atau pacar mbak, sebaiknya mbak bicarain baik-baik"

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang