20

986 44 1
                                    

Gala dan Shilla baru kembali ke rumah setelah langit sudah berubah menjadi gelap.

"Senang banget keliatannya" ucap Wandi ketika Shilla membuka pintu.

"Hehe" Shilla yang tadinya tertawa, lalu tersenyum malu.

"Selamat malam om" sapa Gala lalu menurunkan Shilla.

"Malam"

"Uncle daritadi?"

"Baru setengah jam, uncle akan disini sebelum ke bandara"

"Daddy sudah akan tiba?"

"Besok pagii"

"Yeeyy!!" Shilla memeluk Wandi bahagia.

"Jangan melompat Shilla"

"Hehe, Shilla ikut"

"No, big no"

"Ck why?"

"Uncle akan ke bandara mungkin jam 3 atau 4, lebih baik kamu istirahat"

"But uncle.."

"Tunggu saja daddy di rumah, oke?"

"Hm baiklah"

"Ya sudah, naiklah istirahat"

Shilla mengangguk

"Sini gua bantu" Gala langsung menggendong Shilla. "Ke atas dulu om"

Wandi mengangguk bersamaan dengan ponselnya yang berdering.

"Ada apa?"
"Hm baiklah, aku akan kesana"

"Bii!!"

"Iya tuan

"Aku akan pergi dulu, tolong jaga Shilla"

"Baik tuan"


Di dalam kamar, setelah Gala menurunkan Shilla, keduanya terdiam sesaat.

"Mmm makasih" Shilla membuka pembicaraan

Gala mengangguk

"Ya udah, pulang sana"

Gala menghela nafasnya "Shil"

"Hm?"

"Gue gak tenang"

"Kenapa?"

"Gue boleh egois?"

Shilla terdiam ia tahu arah pembicaraan Gala selanjutnya.

"I know that I may seem to be rushing you. But I can't sleep well until I know that I have a chance. Hearing the news that your father won't be getting married should be enough for me, right? Because that means there's a chance, right?" 

"But apparently it's not enough, hm I'm really selfish if I force you, I also realize that I've been bad to you before and I think my efforts now to get your attention and love back must be difficult"

Shilla hanya diam, masih menunggu ucapan Gala selanjutnya.

"Gue..... balik. Rest well!"

"Gal.."

"Ya?"

"I'm not sure about this, but I'm still afraid"

"It's oke, jangan buru-buru ambil keputusan Shil, gua masih bisa nunggu"

Shilla menunduk karena ragu, tangannya sedikit berkeringat. Usaha, kepeduliaan Gala, dan rasa sayang Gala memang terlihat. Tapi, apakah itu menjamin jika Gala memang sudah berpihak padanya di kehidupan ini. Bukan Gala lah yang membunuhnya, hanya Monica.

Tolong

Dirinya sangat bingung

Tangannya sudah sedingin es

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang