12

3.8K 143 3
                                    

"Shilla bersamamu?"

"Hm"

"Baiklah"

"Kupikir kau tak akan melacaknya"

"Memang tidak. Hanya menduga"

"Lantas, nomorku?"

Wandi berdecak kecil. Sial.

"Maafkan aku.. Aku hanya antisipasi jadi mengambilnya di ponsel Shilla"

"Baiklah kumaafkan meski kelakuan om tidak sopan"

"Hubungi aku jika Shilla kenapa-kenapa"

"Dia aman bersamaku"

"Tidak ada yang tahu"

"Om meragukan ku? Om Daniel bahkan sudah mengijinkan ku un-"

"Daniel tahu Shilla sekarang bersamamu?"

"Tidak, aku belum selesai. Om Daniel mengijinkan ku menjaganya"

"Oh oke"

Tut

Wandi mengakhiri panggilan secara sepihak. Dia sebenarnya sedikit takut Daniel menghubunginya. Apa yang akan dia katakan?

Namun detik berikutnya ponselnya berdering.

Daniel menghubunginya

Wandi menghela nafasnya terlebih dahulu.

"Ha-"

"Mana Ashilla? Ponselnya tak dapat dihubungi, ku cek CCTV dia tak ada di rumah. Apa dia di kamarnya?"

"Cctv? Apa bos sudah mengeceknya?" batin Wandi.

"Wandi!"

"Bos, Shilla tak ada di kamarnya"

"Lalu? Dan kau di rumah. Jadi Ashilla pergi tanpa dirimu?"

"Ya dia.."

"Kemana? Bersama siapa? Dia tak mengabariku"

"Bos! Tenanglah huh.. Gak anak gak bapak sama aja kalau lagi khawatir"
"Shilla pergi bersama Gala"

"Gala?"
"Kemana?"

"Aku tak tahu"

"Tapi bukannya Shilla tak suka? Mengapa ia pergi bersamanya"

"Aku juga tak tahu"

"Baiklah"

"Oke"

"Aku merasa khawatir. Kau yakin dia baik-baik saja?"

Wandi terdiam. Haruskah ia memberitahu Daniel?

"Wandi!"

"Ya bos! Dia baik-baik saja. Mungkin saja karena tugas kuliah. Bukannya Shilla pasti aman bersama Gala?"

"Ya kupikir dia akan aman. Hanya saja, Shilla terlihat membenci Gala jadi aku hanya tak menyangka dia pergi bersamanya"

"Bos tak perlu khawatir. Cukup fokus disana dan memenangkan kerja sama bersama Mr. Richard"

"Hm"

"Ya sudah. Bos lanjutkan pekerjaan bos saja. Nanti aku beritahu Shilla ketika ia di rumah"

"Baiklah"

Panggilan mereka berakhir membuat Wandi bernafas lega. Tuk pertama kalinya ia berbohong ke Daniel. Rasanya seperti ditodongkan senjata tepat di dadanya.

"Dia harus fokus disana. Selagi mereka tak melukai Shilla" ucapnya lalu keluar dari rumah.


Gala sendiri keluar dari kamar setelah Wandi menutup panggilan mereka.

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang