11

3.8K 179 1
                                    

"Jaga ucapanmu!"

Monica tersenyum miring mendengarnya.

"Kupikir membiarkanmu tinggal disini akan memberikanmu etika dalam bertindak. Namun sepertinya buah jatuh tak jauh dari pohonnya"

Shilla mengerutkan keningnya karena bingung mendengar ucapan Samuel.

"Memang jika seseorang berasal dari kasta rendah. Entah itu sikap ataupun sifatnya memang akan selalu rendah"

Sakit

Tapi mengapa Samuel merendahkannya seperti ini? Apa kesalahan yang ia buat?

"Mengapa kau menyakiti Via di sekolah? Kau mempermalukan ku!"

Cih, ternyata masalah itu, pikir Shilla.

"Tidak kah kau tahu, kau ini sekarang membawa margaku! Melakukan perbuatan tak senonoh seperti itu membuat namaku tercoreng di masyarakat"

Shilla terkekeh mendengarnya "Hahaha oh my God. Kejadiannya seminggu yang lalu dan kalian masih membicarakannya? Via tak apa-apa. Aku tak menyakitinya"

"Tak menyakitinya?"

"Ya! Justru sebaliknya, dia yang menyakitiku!"

"Jangan memutar balikkan fakta!" ucap Monica.

"Kau menindasnya! Apa kau pikir mental Via aman akan hal itu?"

"Mental? Hahahaha" Shilla tertawa mendengar ucapan Samuel. Apa ia tak salah dengar?

Plak

Kini tamparan dari Samuel membuat Shilla menggeleng pelan sambil tersenyum. Air matanya kini berhasil lolos.

"Kau tertawa? Kau senang karena menindas orang lain? Perbuatan rendahmu itu sangat memalukan!"

"Akan lebih baik jika kau mengecek cctv disana lalu menamparku tuan Samuel"

"Dasar tak tahu diri. Kau ini hanya menumpang disini! Kau harusnya bersyukur Daniel ingin merawatmu. Bukannya berterima kasih tapi malah membuat malu!"

"Ya! Terima kasih! Tapi terima kasih itu untuk daddy karena sudah merawatku. Aku tak perlu persetujuan darimu tuan Samuel. Anda tak ada hak untuk saya!"

"Om. Aku pikir Daniel sangat salah merawat anak ini. Dia bahkan tak menunjukkan sikap menghormatinya. Tak heran jika om membencinya"

"Sudah kukatakan pada Daniel untuk membiarkannya. Anak ini bahkan bukan anaknya"

Hati Shilla teriris mendengar itu semua. Berdiri disini hanya membuat dirinya tersakiti.

"Mau kemana kau ha?! Kau harus meminta maaf pada Via"

"Maaf tuan. Tapi saya tak akan meminta maaf jika memang bukan kesalahan saya!" Shilla pun keluar membiarkan Monica masih terus memanggilnya.

"Nona ingin pergi?"

Shilla mengangguk lalu masuk ke dalam mobil.

"Nona, saya akan mengantar-"

"Tidak perlu"

"Tapi nona.."

Shilla langsung masuk tanpa mendengarkan ucapan Pandi, ia tahu Pandi akan ditegur oleh Wandi tapi ia benar-benar butuh sendiri.

Di dalam mobil Shilla hanya terus menangis. Ia melajukan mobilnya menjauh dari rumah. Kemana saja asal tak bertemu dengan mereka.

"Daddy. Shilla sakit mendengarnya" ucapnya gemetar.

Ia tak akan memberitahukan Daniel masalah ini, ia tak ingin Daniel terganggu dengan masalah tersebut. Daniel harus bisa disana agar pernikahannya dengan Monica tak terlaksana.

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang