5

6.6K 328 0
                                    

Shilla menutup mulutnya karena menguap. Ia menahan kantuknya karena takut Gala membawanya ke apartemennya lagi. Ban mobilnya pecah dan sekarang mereka sedang menunggu montir kenalan Gala datang membawa ban untuk mereka.

"Lama banget temen lo"

"Tidur aja kalau lo ngantuk"

"Gak mau, nanti lo culik gue lagi"

"Nggak Shilla"

"Gue gak percaya"

"Gue janji Shil" ucap Gala lembut membuat kedua mata mereka bertemu sampai Shilla memutuskannya terlebih dahulu.

Seberapapun usaha Shilla untuk tidak tertidur, itu hanya sia-sia karena sekarang dirinya sudah tertidur pulas di mobil.

Gala meliriknya sesekali sembari menyetir mobil. Gala benar-benar membawa Shilla pulang ke rumah.

peep peep

Tak ada yang membuka pagar membuat Gala turun dan mencoba membuka pagar kayu nan tinggi tersebut.

"Terkunci"

Ia melihat mobil Shilla sejenak.

"Gue udah janji bawa dia pulang, ck gak ada pilihan"

Gala kembali masuk ke mobil dan membawanya menuju apartemennya.

----

Setelah meletakkan Shilla di kasur, Gala memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu dan bersiap untuk tidur.

"Nggak" gumam Shilla membuat Gala yang tadinya ingin keluar kamar kembali menutup kembali pintu tersebut.

"Shil?"

"Nggak dad"
"Jangan tinggalin Shilla"

Shilla mulai menggeleng khawatir dan berkeringat. Gala yang panik pun mendekatinya.

"Sakit dad" Shilla mulai mengeluarkan air matanya.

"Hei hei, Shill" Gala menyederkan dirinya  dan memeluk Shilla lalu mengusap pelan punggung Shilla.

"Sakit dad hiks"

Gala hanya bisa mengusap keringat dan air mata yang ada di wajah Shilla.

"Hiks hiks, sa-sakit..."

"Apa yang sakit Shil?"

Shilla menggeleng "Gue benci sama lo hiks"

"Sakit"
"Gue benci"
"Benci sama lo Gal"

Kalimat terakhir Shilla membuat Gala menunduk. Dia tak salah dengar, Shilla menyebut namanya, namun dengan kata benci?

Gala kembali mengusap air mata Shilla. Ucapan Shilla ia kesampingkan terlebih dahulu. Yang terpenting, Shilla harus tenang.

15 menit kemudian, Shilla sudah kembali terlelap.

"Apa dia sering gitu? Dia mimpi? Kalau mimpi, kenapa sampai bawa-bawa nama gue segala, dia takut apa? Sakit apa yang ia rasakan? Dan kenapa dia benci sama gue"

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkelana dalam pikiran Gala sembari mengelus kepala Shilla. Gala menunduk melihat nafas Shilla yang teratur. Gala tersenyum tipis lalu memejamkan matanya pula.


Shilla membuka matanya perlahan, bau harum maskulin tertangkap di indra penciuman Shilla. Mata Shilla membulat sempurna ketika melihat dirinya di pelukan seseorang dan dia juga memeluk orang tersebut, lelaki tersebut.

Shilla mendongak pelan untuk melihat orang tersebut "Sialan, beneran dia" batinnya.

Shilla membangunkan dirinya dan melepas dirinya dari Gala.

Ashilla's ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang