Bab 5 Upin Ipin👶👶

7 2 0
                                    

"Upin dan Ipin inilah dia kembar tak identik itu biasa"
-Enzo & Darren

Zea dan Nola sedang duduk di pinggir lapangan sembari melihat segerombolan anak laki-laki sedang bermain bola. Saat ini kelas Zea sedang pelajaran olahraga, tetapi dikarenakan guru olahraga nya izin jadi mereka berolahraga secara mandiri.

Terlihat anak laki-laki kelas Zea begitu lihainya menedang dan mengoper benda berbentuk bulat tersebut, keringat mengucur dari dahi mereka, namun hal tersebut tak menyurutkan semangat mereka dalam bermain bola.

"Jago ya Upin Ipin main bolanya," komentar Nola, membuat Zea kebingungan.

"Upin Ipin?" tanya Zea heran,pasalnya tak ada anak kembar di kelasnya dan tak ada juga yang botak seperti Upin Ipin.

"Ouh lo pasti belum tau ya, jadi si Enzo dan Darren tuh di juluki Upin Ipin di kelas." Nola memberikan penjelasan kepada Zea.

"Mereka saudaraan?" tanya Zea yang dibalas anggukan Nola.

"Tetapi mereka gak mirip sama sekali, mereka kembar gak identik ya?" tanya Zea lagi yang dibalas anggukan oleh Nola.

Arah pandang Zea jatuh pada dua orang cowok tersebut, jika sekilas mereka memang mirip. "Pantas saja sama-sama ngeselin, ternyata kembar," batin Zea.

###

Kini sudah satu minggu Zea disini, namun ia belum mendapatkan informasi mengenai anak Niko, Zea melirik ke arah bangku di sampingnya dan di depannya yang masih kosong, Zea merasa bersyukur mereka tidak masuk hari ini, setidaknya ia bisa merasakan ketenangan. Guru pun memasuki kelas, semua siswa mengucapkan salam kepada guru. Saat Pak Wira hendak menjelaskan tentang pembelajaran hari ini tiba-tiba saja dia orang laki-laki mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum pak Wira ganteng maaf kami telat," ucap mereka berbarengan.

"Dasar Upin Ipin telat pun barengan," celetuk Beno yang berhasil membuat gelak tawa di kelas. Pak Wira mempersilahkan Enzo dan Darren untuk duduk.

Zea mendengus ketenangan yang ia dambakan sirna sudah.

"Ren minjam pena lo dong," ucap Enzo.

"Gue juga gak punya pena, Zea minjam pena dong," ucap Darren.

Dengan rasa sedikit tidak rela Zea memberikan penanya ke Enzo dan Darren. Saat Enzo hendak mengambil pena, tanpa sengaja ia kembali melihat notifikasi di HP Zea yang berisi 'nanti kita bahas mengenai anak Niko ya nona' Enzo kembali merasa heran mengapa 'om Dani' selalu membahas mengenai anak Niko, 'apakah dia mau dijodohkan dengan anak si Niko itu ya, kasihan sekali mana masih muda malah dijodohkan," pikir Enzo.

"Eh lo jadi gak pinjam pena kalau gak yaudah gue simpan lagi." Enzo tersadar dari lamunannya segera mengambil pena tersebut sembari mengucapkan terima kasih.

Bel sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu, seluruh siswa-siswi berhamburan menuju kendaraan masing-masing.

"Gue bareng lo ya Zo," ucap Darren.

"Tumben lo mau bareng gue, motor lo mana?" tanya Enzo.

"Di bengkel, makanya tadi pagi gue telat juga, biasanya kan gue always on time," jawab Darren yang dibalas anggukan.

Fake Love (ENS) BSPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang