Bab 14

4 1 0
                                    

Gesekan sepatu dan lantai menjadi pengisi kesunyian tempat ini. Seorang pemuda berbaju kaos coklat dengan jaket denim berjalan menuju sebuah meja di salah satu restoran ini. Setelah sampai di tempat tujuan ia langsung saja duduk di tempat tersebut.

"Sorry lo jadi nunggu lama," ucap pemuda itu.

"Santai aja, gak lama banget kok," ucap Wanita itu.

"Tuh udah gue pesenin minum kesukaan lo," timpal wanita itu. Pemuda tersebut hanya mengangguk saja.

"Gue gak mau lagi ngejalain rencana lo." Wanita itu menoleh ke arah luar.

"Kenapa?" tanya pemuda itu.

"Sama aja gue ikut andil dalam ngebahayain diri lo," ucap Wanita itu.

"Gue sudah siap dengan resiko yang ada," ucap Pemuda itu.

"Gue yang gak siap dengan resiko nya, gue gak siap kehilangan lo," ucap wanita itu.

" Tetapi ini keputusan yang gue ambil," kata pemuda itu.

"Begitu juga gue, ini keputusan gue." wanita itu beranjak pergi meninggalkan pemuda itu sendirian. Pemuda itu hanya bisa berdecak.

###

Enzo sedang sibuk memilih minuman yang akan ia beli. Setelah itu, ia beranjak menuju rak cemilan, ia mengambil beberapa snack keripik kentang. Setelah selesai berbelanja ia menuju ke motornya.

Ia melihat seseorang yang ia kenal, Enzo mendekati wanita itu.

"Eh Zea, lo nungguin siapa?" tanya Enzo.

"Kepo sih lo," jawab Zea.

"Ye gue tanya baik-baik loh," ucap Enzo.

Dering HP Zea berbunyi, ia langsung saja mengangkat teleponnya.

"Loh jadi om gak bisa jemput aku? Jadi aku ngojek online ya." Zea mematikan sambungan telepon nya.

"Mau gue anter?" tanya Enzo.

"Gak, gue bisa pulang sendiri," ucap Zea

"Yakin  lo? di sini sulit nyari ojek online loh," kata Enzo.

"Mau hujan loh ini." Enzo meyakinkan Zea.

Karena melihat cuaca yang sudah sangat mendung, Zea mengiyakan ajakan Enzo. Di perjalanan Enzo dan Zea tak bersuara sama sekali. Gerimis mulai turun, Enzo mempercepat laju motornya, sehingga ia sampai di rumah Zea yang cukup mewah.

"Makasih ya," ucap Zea.

"Iya sama-sama," jawab Enzo.

"Gue pulang dulu ya, bye." Enzo melajukan motornya menembus rintik hujan yang mulai deras.

Enzo sampai di rumah dengan keadaan basah kuyup, karena hina  sangat deras.

"Buset beli cemilan tapi lama banget," ucap Darren.

"Lo gak lihat ini hujan sekarang." Darren menaiki tangga buru-buru.

Sampainya di kamar Enzo langsung saja membersihkan diri, setelah selesai semua ia merebahkan dirinya. Ia lalu membuka HPnya terlihat ada beberapa notif di whatsapp nya, ia menscroll semua chat yang ada hingga ia berhenti di satu chat setelah membacanya ia merasa sedikit emosi. Ia melempar HP tersebut di sebelah nya.

Enzo menatap langit-langit itu, raut sedih tergambar jelas di wajahnya. Enzo pun menghembuskan nafasnya berkali-kali. Untuk menghilangkan rasa kesalnya, ia memilih untuk menidurkan dirinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dua tiga ayam goreng
Selamat berpuasa geng

Salam kece

Tertanda author keren

Fake Love (ENS) BSPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang