" Sakitnya ditinggalkan seseorang menuju keabadian tidak ada obatnya "
~ZeaOrang-orang yang ada di sana mulai beranjak pergi menyisakan tiga orang saja. Seorang wanita yang masih menangis memeluk nisan tersebut dan dua orang pria.
"Kita pulang ya sayang," ucap Pria parubaya disebelahnya
"Gak mau Pa, aku mau nemenin Mama," ucap wanita itu.
Setelah beberapa lama di sana pria parubaya tersebut menuntun sang anak menuju mobilnya diikuti oleh seorang pria.
" Pa aku gak terima yang bunuh Mama bebas gitu aja, seharusnya Mama masih ada sama kita disini," ucap wanita itu sembari terisak
"Tenang ya sayang Papa akan mencari tau siapa yang sudah membunuh Mama kamu," ucap Pria parubaya itu.
" Dani kamu segera cari informasi tentang pembunuh istri saya, saya tidak terima atas semua yang telah ia lakukan," ucap pria parubaya itu.
"Baik Pak," ucap Dani
####
Kini Zea sedang berada di kamarnya sembari memandangi foto Mamanya, di dalam foto tersebut terlihat senyum indah sang ibu yang sedang memeluknya dari belakang terlihat begitu bahagia.
Sebelum Mamanya meninggal hidup Zea terasa begitu sempurna memiliki orang tua yang memberikan limpahan kasih sayang dan dilimpahi harta kekayaan membuat ia enggan untuk memiliki pasangan, namun kini hidupnya terasa hancur ketika orang yang ia cintai pergi meninggalkan dirinya.
Zea terus mengingat kenangan-kenangan indah bersama Mamanya, mereka yang selalu pergi bersama kemanapun, bercerita mengenai apapun yang Zea lakukan di sekolah dan hal lainnya.
Di sisi lain seorang pria parubaya sedang berbincang dengan seseorang yang lebih muda dari dirinya, dari raut wajahnya perbincangan itu tampak sangat serius.
" Apa yang bakal bapak lakukan kepada pembunuh istri bapak?" tanya Dani
"Aku bakal balas dendam, aku tak Terima ia melampiaskan kekesalannya padaku ke istri ku." Sejenak Gilang berpikir.
"Aku punya ide, tapi yang bisa melakukan ini semua hanya putriku," ucap Gilang membuat Dani mengerutkan keningnya.
Gilang menceritakan seluruh rencananya pada Dani, Dani pun mulai memahami rencana yang akan dilakukan oleh Gilang. Dani rasa Zea akan menyetujui rencana Gilang tanpa babibu karena Zea merupakan tipe manusia pendendam, ia tak akan menerima jika miliknya di ganggu oleh orang lain tentu sifat itu diturunkan dari Ayahnya.
" Sekarang pulang lah, besok aku harap informasi tadi sudah aku dapatkan," ucap Gilang, Dani pun beranjak pergi meninggalkan ruangan Gilang.
Gilang berjalan menuju kamar putrinya. Terlihat sang putri yang masih menangisi mamanya, ia pun memeluk putrinya.
"Gimana Pa, apa yang bakal Papa lakukan kepada orang sudah membunuh Mama?" tanya Zea.
"Tenang sayang Papa sudah punya rencana, tetapi rencana ini hanya kamu yang bisa melakukan nya," ucap Gilang
"Aku siap melaksanakan nya Pa," ucap Zea tanpa ragu.
"Jadi rencananya Papa akan balas dendam melalui anak Niko, kita akan merenggut anak kesayangan seperti ia merenggut Mamamu, yang Papa tau ia memiliki seorang anak yang seusiamu, kini Dani sedang mencari identitas anak Niko jika ia telah mendapatkan identitas tersebut maka Papa akan memindahkanmu ke sekolah tempat anak Niko berada." Zea mengangguk pertanda ia paham dengan rencana ayahnya.
###
Gilang dan Zea sedang berbincang di taman belakang rumahnya, saat asyik berbincang datanglah Dani membawa map yang berisikan informasi mengenai anak Niko.
"Ini informasi yang bapak minta, maaf Pak ternyata Niko sangat merahasiakan identitas anaknya sehingga saya hanya bisa mendapatkan informasi mengenai sekolah dan kelasnya saja pak," ucap Dani, Gilang membuka isi map tersebut lalu meminta Dani untuk membacakan apa saja yang ia dapatkan.
" Anak Niko bersekolah di SMA Merah Putih pak, anaknya berjenis kelamin laki-laki Pak dan ia merupakan murid kelas 11 untuk nama anaknya sendiri saya tidak menemukannya Pak, Niko sangat merahasiakannya sampai-sampai ia tidak menyelipkan nama belakangnya pada anaknya, karena setelah saya cek kesana tidak ada nama anak yang menggunakan nama belakang Niko, tetapi di data sekolah disebutkan bahwa Niko tercatat sebagai wali murid salah satu siswa di sana tetapi tidak menunjukkan nama anaknya, sepertinya kepala sekolah SMA itu sudah dibayar Niko agar tutup mulut mengenai identitas anaknya, saya sudah mencoba membayarnya tetapi tetap saja ia tidak mau membuka suara Pak." Dani menjelaskan semua data yang ia temukan, Gilang hanya mengangguk saja.
"Bagaimana sayang apakah kamu bersedia melakukan rencana Papa?" tanya Gilang lagi
" Bersedia Pa,biar aku masuk sekolah di sana dulu seiring waktuberjalan kita akan mendapatkan informasi mengenai anaknya Niko," ucap Zea tanpa ragu.
"Sekarang kamu daftarkan Zea di SMA merah putih, kalau bisa buat ia sekelas dengan anaknya bayar berapa pun yang mereka minta," perintah Gilang, Dani mengangguk dan berlalu pergi.
###
Pagi ini Zea sudah siap dengan seragam sekolahnya, mulai hari ini ia resmi menjadi siswi SMA Merah Putih. Ia berjalan menuju mobil yang telah di siapkan oleh Dani.
"Aku pamit pergi dulu ya Pa, Assalamu'alaikum." Zea menyalami tangan Papanya lalu masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil hanya ada keheningan, Zea memang pendiam bahkan ia sanggup tidak berbicara seharian, Dani yang sudah paham dengan sikap putri bosnya itu memilih diam saja. Sejujurnya Zea sangat malas untuk berada di lingkungan baru, ia tidak suka beradaptasi dengan orang-orang baru, baginya itu sangat melelahkan.
Kini Zea sudah memasuki area sekolah SMA Merah Putih, arah pandang Zea mengitari sekolah ini, sekolah ini bukanlah sekolah elit seperti di film-film atau novel-novel yang biasa ia baca.
Zea dan Dani menelusuri koridor SMA Merah Putih menuju ruang kepala sekolah, saat sedang perjalanan ia tak sengaja di tabrak oleh seseorang.
"Sorry gak sengaja," ucap Siswa tersebut, Zea mendengus penuh kesal.
"Apa perlu saya beri pelajaran Nak?" bisik Dani yang dibalas gelengan oleh Zea.
" Lo punya mata kan?" bentak Zea.
"Kan gue udah minta maaf, baper amat lo jadi orang," ucap siswa tersebut.
"Susah ngomong sama orang gila kek lo, ayo om kita pergi saja," ucap Zea.
" Btw lo anak baru ya, kok gue baru ngelihat wajah lo," ucap siswa tersebut yang tak di gubris oleh Zea.
" Bukan urusan lo!" bentak Zea.
"Kenalin gue-" Tanpa memperdulikan siswa tersebut Zea segera memasuki ruang kepala sekolah.
"Kok gue gak asing ya sama muka cewek tadi,pernah ketemu dimana ya," ucap siswa tersebut di dalam hatinya. Ia pun mengedikkan bahunya lalu berjalan menuju ke kelasnya.
Demikian pula dengan Zea yang sudah memasuki ruang kepala sekolah, Zea merasa tidak asing dengan cowok tadi, mukanya begitu familiar di mata Zea.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dua tiga kucing berlari
Jangan lupa like dan komen disiniSalam kece
Tertanda author keren
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love (ENS) BSP
Ficção AdolescenteCinta itu hanya genjutsu yang berkamuflase dalam kata bahagia ~Fake Love~ sebagian orang mengira cinta itu sebuah ketulusan tetapi tidak bagi mereka, bagi mereka cinta hanya sebuah kesakitan. Berada di lingkaran kepalsuan membuat kehidupan 3 remaja...