"Semakin lama kian banyak hal mengejutkan yang datang"
-Fake loveZea dan Mega berada di rooftop sekolah, mereka berbincang-bincang banyak hal. Zea hendak menceritakan mengenai stick note yang sering ia dapatkan beberapa hari ini.
"Mec gue mau cerita nih," ucap Zea.
"Cerita apa? Cerita aja lah jangan sungkan gue siap mendengarkan semuanya," jawab Meca.
"Jadi gini beberapa hari ini gue sering dapat stick note berisi pesan-pesan gitu, tetapi gue gak tau siapa yang ngirimnya dan tujuan dia ngirimin gue stick note," ucap Zea.
"Ada yang suka ya sama lo," ledek Meca
"Eh bukan-bukan, isinya tuh kek petunjuk gitu." Zea menyodorkan beberapa lembar stick note. Meca segera membaca semua pesan-pesan itu, ia pun mengerutkan dahinya.
"Lo lagi nyari seseorang kah?" tanya Meca, Zea melupakan sesuatu, ia lupa jika ia belum menceritakan maksud ia pindah ke sekolah ini.
"Jadi gini Mec, gue pindah ke sekolah ini memiliki sebuah tujuan yaitu mencari anak yang sudah membunuh nyokap gue. Gue pengen balas dendam sama anaknya," ucap Zea, Meca menggangu menandakan ia mengerti.
"Berarti maksud cewek ini mau bantuin lo ya, cuman dia gak bisa ngomong langsung ke lo, btw lo udah dapat petunjuk mengenai anak dari musuh lo?" tanya Meca.
"Sudah Mec, sekarang gue lagi nyari cowok yang pake kalung dengan liontin berbentuk bulan sabit dan permata biru di tengah nya," ucap Zea.
"Kok gue kayak pernah lihat ya di siapa gitu gue lupa," ucap Meca.
"Coba lo ingat-ingat lagi." Saat mereka sedang membicarakan mengenai anak Niko tiba-tiba saja ada bunyi kaleng jatuh atensi Zea dan Meca beralih ke arah kaleng tersebut.
Zea berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Ia melihat wanita berjaket hijau itu lagi. Zea yakin ia mendengar semua pembicaraannya dengan Meca, namun sayang Zea kehilangan jejak lagi.
***
Kelas XI IPS1 saat ini sedang jam kosong, semua anak sibuk dengan aktivitas masing-masing. Anak laki-laki sudah keluar kelas untuk bermain bola, sedangkan yang cewek sibuk dengan kegiatannya masing-masing di kelas, ada yang sedang ghibah, yang belajar, main HP dan lainnya.
Saat Zea sedang mencoret-coret bukunya, tiba-tiba saja seseorang datang ke meja nya. Ia duduk di bangku milik Enzo.
"Eh Zea gue ada info bedepew nih," ucap Nola.
"Gue gak minat ghibah Nol," tolak Zea.
"Info ini pasti bikin lo kaget banget," goda Nola.
"Yaudah apa infonya?" tanya Zea.
"Ternyata ya Darren dan Enzo engga beneran kembar, menurut info yang gue dapat nih mereka tuh cuma sepupuan," ucap Nola yang membuat Zea terkejut.
"Tapi kemaren gue nanya Darren mereka memang saudaraan kok," ucap Zea.
"Ya sepupu kan juga saudara, bener lah si Darren," ucap Nola.
"Tetapi gue gak tau sih yang mana pemilik rumah tempat mereka tinggal," tempat Nola.
"Lo tau informasi ini dari mana?" tanya Zea.
"Ada deh, yang pasti informasi ini sangat terpercaya," kata Nola.
Tiba-tiba saja terdengar suara batuk dari belakang mereka.
"Enak banget ya ngomongin orang di bangku orang tersebut, lagian kenapa kalian kepo banget tentang gue dan Darren?" Enzo yang berdiri di belakang Zea dan Nola memandang tidak suka.
"Memangnya kami berdua ngerugiin kalian? Kalian dapat apa kalau tau tentang masalah pribadi orang?" tanya Enzo.
"Heh Enzo enggak kok, gak kenapa-kenapa. Gue balik ya Zea." Nola beranjak dari tempat duduknya menuju mejanya sendiri.
Enzo segera duduk di bangkunya sembari memainkan ponselnya.
"Sorry ya kalau lo merasa terganggu dengan pembicaraan kami tadi, kami gak bermaksud apa-apa kok," ucap Zea.
"Hmm." Singkat, padat dan tak jelas itulah jawaban dari Enzo.
Tak lama kemudian Darren masuk ke kelas. Ia menyapa Zea dan Enzo dengan riangnya.
"Kok muka lo kek kesal gitu, lo kenapa Zo?" tanya Darren.
"Kesal lah ada yang ngulik-ngulik ranah pribadi kita," sindir Enzo.
"Maksud lo?" Darren bingung dengan perkataan Enzo.
"Nola dan Zea masa ngomongin kita tadi di sini, ngomongin kalau kita hanya sepupuan saja buka saudara kembar, padahal ya itu bukan urusan mereka ya kan." Darren mengangguk menandakan ia paham, Enzo memang paling tidak suka urusan pribadi nya di usik oleh siapapun.
"Udahlah Zo,anggap angin lalu aja, berarti kita udah kek artis kan ya di omongin tentang masalah pribadinya." Darren berusaha mencairkan suasana.
"Maafin saudara gue satu ini ya Ca, dia memang paling gak suka kalau urusan pribadinya di ganggu," timpal Darren.
"Iya Ren seharusnya gue yang minta maaf, udah bikin Enzo gak nyaman. Maafin gue ya Zo." Zea merasa bersalah.
Enzo tidak membalas apapun ia hanya diam saja. Darren memberi kode ke Zea agar Zea membiarkan saja saudaranya itu menenangkan diri.
Zea kembali ke aktivitas awal yaitu mencoret-coret bukunya. Seketika Zea teringat satu hal, ia segera memeriksa laci mejanya. Ia meraba seluruh sudut laci mejanya, tetapi ia tidak menemukan stick note seperti biasa ia dapat.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dua tiga ayam goreng
Selamat berpuasa gengDalam kece
Author keren
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love (ENS) BSP
Teen FictionCinta itu hanya genjutsu yang berkamuflase dalam kata bahagia ~Fake Love~ sebagian orang mengira cinta itu sebuah ketulusan tetapi tidak bagi mereka, bagi mereka cinta hanya sebuah kesakitan. Berada di lingkaran kepalsuan membuat kehidupan 3 remaja...