Bab 22 persaingan

3 2 0
                                    

"Tidak semua hal bisa kita dapatkan di dunia ini, terkadang kita akan dijatuhkan oleh ekspektasi kita sendiri"
~Fake Love

Setelah menemui sang Ayah Darren kembali ke kamar Enzo. Terlihat Enzo tengah berbaring sembari memainkan HPnya. Darren duduk di pinggir kasur.

"Lo mau ngomong apa sih Ren, keknya serius banget," tanya Enzo.

"Lo semakin dekat aja sama Zea ya." bukannya menjawab pertanyaan Enzo justru Darren mengalihkan pembicaraan.

"Yah biasa aja sih," ucap Enzo.

"Gue suka sama Zea dan gue berharap lo ngejauhin dia! " ucap Darren tiba-tiba saja, Enzo sempat tercengang sesat.

"Maaf Ren gue gak bisa, gue juga suka sama Zea, gue pengennya kita bersaing secara sehat saja, gue yakin, kok, Zea bakal milih salah satu dari kita." jawaban Enzo berhasil membuat emosi Darren meningkat.

"Gue gak mau Zea jatuh ke tangan orang lain, pokonya gue mau lo jauhin dia! " ucap Darren.

“Sorry, Ren gue gak bisa, " ucap Darren.

"Mau lo apa sih lo udah ngambil perhatian bokap selama ini, sekarang lo malah ngambil Zea dari gue! " bentak Darren.

"Gue gak pernah ngambil mereka dari hidup lo! " Enzo melepas cengkraman tangan Darren di kerah  bajunya.

"Ouh iya perihal kasih sayang Ayah? Kasih sayang seperti apa yang lo maksud ha! Justru selama ini gue yang ngalah sama lo! Sekarang coba lo ingat-ingat part mana gue ngerebut kasih sayang Ayah, Yang ada gue selalu ngalah sama lo! dari segi apapun!tetapi untuk kali ini gue gak mau," bentak Enzo.

"Pokoknya lo harus jauhi Zea gue gak mau tau," pungkas Darren.

Enzo tertawa sinis mendengar ucapan Darren sembari berkata,"gue gak mau jauhin Zea!mau apa lo?"

"Lo bener-bener ya, gue akan bikin perhitungan sama lo!" ancam Darren.

Lagi-lagi Enzo tertawa dengan ekspresi yang menakutkan. Ia pun mendekati wajah Darren dengan tatapan tajamnya.

"Darren, Darren akhirnya lo kembali ke sikap awal lo. Lo selalu maunya semua berpusat dengan lo! Tidak peduli apapun itu lo maunya seluruh perhatian terlimpah ke lo. Lo yang gak pernah mau ngalah dalam hal apapun. Ingat Ren tidak semua hal di dunia ini bisa lo dapatkan!" ucap Enzo.

"Ouh iya bukannya lo bilang kemaren lo gak punya rasa dengan Zea kok sekarang tiba-tiba lo bilang suka sama Zea,mencurigakan" timpal Enzo.

"Itukan dulu sekarang gue udah punya rasa sama Zea!" jawab Darren.

"Lo itu bukan bener-bener suka dengan Zea, hanya saja lo itu iri, keirian lo membuat lo buta akan perasaan lo sendiri. Lo iri kan akan kedekatan gue dengan Zea. Lo merasa kehilangan perhatian ketika Zea selalu bersama gue, begitu juga dengan  Ayah kan?" Enzo menunjuk dada Darren.

"Ternyata ini ya sifat asli lo Zo, ternyata lo itu jahat yang selalu pakai topeng seperti malaikat!" bentak Darren.

"Ini bukan sifat asli gue, memang dasar lo aja yang terlalu berekspektasi tinggi seakan-akan gue adalah malaikat pelindung lo!" sindir Enzo.

"Lo emang gak tau diri ya Zo," Darren mendorong Enzo.

"Gue gak tau diri? Kalau gue gak tau diri terus lo apa dong?" tanya Enzo.

"Memang ya buah jatuh gak jauh dari pohonnya, sifat lo sama persis kek bokap lo!" ucap Darren, Enzo hanya tertawa saja.

"Daripada lo manusia egois yang hanya bisa mikirin diri sendiri, manusia yang hanya bisa merengek saja. Dari dulu lo gak pernah bisa mandiri Ren! Lo itu hidup bergantung dengan orang lain, terutama dengan gue," ucap Enzo yang mampu membuat hati Darren merasa nyeri.

Tidak bisa Darren pungkiri ucapan Enzo memang benar, selama ini ia hanya bisa merengek saja. Ia juga selalu bergantung dengan orang lain, apalagi dengan Enzo, bahkan ia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa Enzo.

"Kenapa diam? Yang gue ucapin kenyataan ya. Gak bisa kan lo menyanggah ucapan gue." Enzo mengeluarkan smirknya.

Hening.

Darren tak dapat membalas ucapan Enzo. Ia terdiam seribu bahasa tatkala Enzo mengucapkan hal itu.

"Setelah ini akan gue buat Zea benar-benar melupakan lo atau gue buat aja ya Zea benci sama lo." Enzo beranjak pergi meninggalkan Darren.

"Ah, sialan lo Enzo, " ucap Aksa sambil menendang tembok kamar Enzo, ia mengepalkan kedua tangannya lalu meninju dinding yang ada dihadapannya.

Enzo segera menghubungi Zea agar tidak keduluan Enzo. Setelah menghubungi Zea ia pun bergegas pergi ke tempat janjian ia dengan Zea.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengarkan semua pembicaraan mereka tadi.

***

Kini Darren dan Zea tengah berada di salah satu kafe tempat biasa yang sering mereka kunjungi.

"Gimana makanannya enak kan? " tanya Darren.

"Iya sesuai sama selera gue, " ucap Zea.

" Ouh iya Ren, gue dapat informasi lo sama Enzo bukan saudara kandung ya? " tanya Zea.

"Iya kami tuh aslinya sepupuan," jawab Enzo yang di balas anggukan oleh Zea.

"Dia orangnya asyik juga ya Ren," ucap Zea.

Ucapan Zea berhasil membuat Darren merasa kesal ia pun berkata, " Gue lagi malas bahas dia, gue habis berantem sama dia tadi."

"Loh kalian berantem kenapa?" tanya Zea.

Darren pun gelagapan tidak mungkin ia menceritakan penyebab mereka berantem tadi, sedangkan mereka berantem karena memperebutkan Zea.

"Biasalah urusan laki-laki." Zea hanya mengangguk saja. Darren bersyukur karena Zea bukan lah tipikal orang yang kepo.

"Caca lo janji ya gak bakal ninggalin gue." Darren mengarahkan jari kelingkingnya ke hadapan Zea.

"Janji." Zea menautkan kelingkingnya.

"Btw lo kenapa sih Ren, kok tumben kayak gini," tanya Zea.

"Gue cuma takut aja kehilangan lo untuk ke dua kalinya, cukup waktu itu aja kita terpisah cukup lama," ucap Darren, Zea hanya mengangguk saja.

Mereka melanjutkan memakan makanannya dengan diselingi obrolan dan canda tawa. Setelah makan Darren mengajak Zea berkeliling kota, setelah itu Darren mengajak Zea untuk memancing ikan karena ia tau bahwa Zea sangat menyukai kegiatan tersebut.

Tampak Zea bahagia tatkala pancingannya di makan ikan. Tawa Zea berhasil menghangatkan hati Darren, namun tiba-tiba saja Darren teringat kata-kata Enzo tadi. Ucapan Darren yang mengatakan ia hanya iri dengan  Enzo mampu membuat Darren sedikit overthinking, mungkin yang di ucapkan Enzo benar, tetapi di sisi lain ia merasa hal itu tidak benar.

"Ren lo kok melamun." Zea mengguncang badan Darren.

"Enggak kok gue cuma lagi fokus mancing aja tadi," ucap Darren.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dua tiga ayam goreng
Ngantuk bgt gengs

Salam kece

Tertanda author keren

Fake Love (ENS) BSPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang