Tak terasa hubungan Zea dan Enzo semakin lama semakin dekat, mereka sering menghabiskan waktu bersama dan terkadang Darren ikut bergabung dengan mereka. Perlahan dengan kedekatan yang terjalin menumbuhkan rasa suka di hati Zea, Diam-diam ia suka dengan sikap laki-laki itu,bagi Zea sikap laki-laki itu berbeda dengan laki-laki lain, tetapi di sisi lain rasa dendam terhadap Enzo masih juga tumbuh, dan di sisi lain lagi ia sayang dengan Darren karena Darren selalu ada untuknya, hanya Darren yang memeluknya di saat ia merasa lelah. Kini ia merasa dilema dengan perasaannya sendiri.Lamunan Zea buyar ketika Enzo dan Darren memasuki kelas.
"Guys besok kan kita libur tanggal merah nih, main yok," ajak Darren.
"Gue sih ayo aja," ucap Enzo.
"Aku sih mau aja," jawab Zea.
"Weh kalian bahas apa nih keknya serius banget," timpal Meca.
"Ini si Darren mau ngajak kita main pas libur besok," jawab Zea.
"Gue ikut dong," ucap Meca.
"Ayo aja, makin rame kan makin seru," ucap Darren.
"Kita mau kemana? Jangan ke mall," ucap Enzo.
Darren tampak berpikir. Ia mengerutkan dahinya.
"Gimana kalau kita piknik aja gitu?" Meca memberikan usul.
"Gue sih setuju aja, kalian gimana?" tanya Zea.
"Kita yang cowok ngikut sih, tapi dimana tempatnya?" tanya Darren.
"Kalau untuk tempat nya mah aman itu gue yang ngatur, di jamin indah, estetik, cakep, keren," Jawab Meca yang di balas anggukan yang lain.
"Nah nanti pulang sekolah kita beli aja bahan-bahan yang perlu di bawa," usul Meca. Mereka mengiyakan ucapan Meca.
Bel sekolah telah berbunyi beberapa saat yang lalu. Kini mereka berempat sedang berada di parkiran. Udah semuanya ikut mobil gue aja. Zea dan Meca mengangguk.
"Gue bawa motor ya," Tolak Enzo.
"Yaudah sih lo tinggal naik aja, motornya di tinggal," ucap Darren.
"Enak aja nanti hilang gimana? lama ya gue nabung untuk dapatin nih motor." Enzo mengelus motor scoopy hitam miliknya.
"Tinggal minta bokap aja susah banget sih lo kek orang susah aja," kesal Darren.
Zea dan Meca hanya melihat perdebatan antara dua saudara tersebut.
"Nih orang emang kek gini Zea, Mec, kalau mau beli barang selalu nabung dulu, di kasih motor gede sama bokap milih motor matic, di beliin iPhone malah mau Android. Sangat sederhana," ucap Darren.
"Eh kita tuh anak beban orang tua jadi jangan makin jadi beban," ucap Enzo.
"Tapi kan orang tua mencari uang untuk anaknya," ucap Darren.
"Sudah-sudah kalau berdebar terus kapan kita perginya." Zea melerai mereka berdua.
"Udah nanti biar orang suruhan Ayah aja yang jemput motor lo, kuncinya di titip ke Pak Satpam aja, biar gue yang telpon Ayah." Darren segera menelpon Ayahnya, sedangkan Enzo berjalan menuju satpam sekolah.
Mereka meninggalkan gerbang sekolah menuju salah satu mall yang dekat dengan sekolahnya. Mereka memilih mall karena mereka sekalian akan makan bersama.
Kini mereka tengah memesan makanan. Setelah pesanannya tiba mereka melahab makananya masing-masing sembari ngobrol bersama, sekali-kali mereka tertawa terbahak.
"Eh kita main ke timezone dulu yok," ajak Darren.
"Ayo." Meca langsung menarik Zea menuju timezone.
Mereka bermain semua permainan yang ada. Tidak lupa Meca mengabadikan momen mereka melalui HP nya. Saat ini mereka sedang bombom car, tabrak menabrak pun terjadi. Enzo menabrak Zea berkali-kali sampai Zea merasa kesal. Setelah puas bermain di timezone mereka pun beralih menuju tempat makanan untuk bekal mereka piknik besok.
Sebelum menuju tempat makanan mereka singgah ke tempat aksesoris terlebih dahulu. Zea dan Meca menggunakan topi pantai tak lupa menggunakan kacamata yang terpajang di sana, begitu pula dengan Darren dan Enzo mereka menggunakan kacamata berwarna hitam dengan bentuk unik. Setelah menggunakan aksesoris tersebut mereka pun berfoto dengan pose kocak.
"Lo mau beli apa kesini?" tanya Enzo.
"Gue mau beli bandana doang kok." Meca hanya nyengir kuda saja.
Setelah mendapatkan apa yang Meca mau mereka beranjak menuju tempat makanan. Di sana mereka sibuk milih-milih makanan yang akan di bawa besok.
"Eh lidah buaya," ucap Darren.
"Itu daun bawang lah," ucap Zea.
"Ini wortel putih unik juga ya" saut Enzo.
"Ini lobak lah bukan wortel," kesal Zea.
"Kalian nih kek baru keluar dari goa aja dah," ucap Meca.
" Ini pasti lengkuas." Darren mengangkat sebuah bumbu masak.
"Ini bukan lengkuas lag tapi kunyit iya kan?" tanya Enzo.
"Memang lah kalian ini, itu aja gak tau ini tuh kencur," timpal Meca.
Zea hanya memutar biji matanya melihat kelakuan temannya yang sangat absurd.
"Kalian semua salah ini tuh jahe, lihat tuh udah jelas-jelas di tulis jahe malah bilang lengkuas lah, kunyit lah, kencur lah." Zea menujuk kearah tulisan jahe.
Mereka tertawa terbahak-bahak menertawakan kebodohan mereka dalam bumbu masak. Kini mereka sedang memilih buah-buahan.
"Buah malam minggu." Enzo menujuk sebuah apel.
"Buah-buah apa yang bikin ketawa?" tanya Darren.
"Enggak tau?" ucap Meca.
"Buahahaha," ucap Darren.
"Garing banget Ren," ucap Meca.
Merek pun tertawa melihat ekspresi Darren yang berniat ingin menghibur mereka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dua tiga ayam goreng
Ngantuk bgt gengsSalam kece
Tertanda author keren
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love (ENS) BSP
Teen FictionCinta itu hanya genjutsu yang berkamuflase dalam kata bahagia ~Fake Love~ sebagian orang mengira cinta itu sebuah ketulusan tetapi tidak bagi mereka, bagi mereka cinta hanya sebuah kesakitan. Berada di lingkaran kepalsuan membuat kehidupan 3 remaja...