"Tanpa kita sadari hal kecil yang tidak berharga bagi kita bisa jadi merupakan sumber kebahagiaan orang lain"
~ Enzo.
Bel sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Seluruh siswa-siswi di kelas XI IPS¹ sedang memasukkan buku-buku dan peralatan tulis ke dalam tas. Mereka bergegas pulang ke rumah karena sudah merasa lelah dan lapar.
"Zo hari ini jadi kita ngerjain tugas?" tanya Zea.
"Jadi kok," jawab Enzo.
"Lo bareng gue kan?" tanya Enzo, yang di balas anggukan Zea.
Mereka berdua berjalan menuju parkiran sekolah. Sesampainya di parkiran motor Enzo menaiki nomornya lalu menyodorkan helm bogo kepada Zea. Zea hanya terdiam menatap Enzo.
"Kenapa lo bengong?" tanya Enzo.
"Gak apa-apa kok." Zea mengambil helm dari tangan Enzo.
"Kenapa? Lo malu naik motor Supra kek punya gue ya?" tanya Enzo.
"Pasti lo mikir bareng gue naik mobil berAC gitu kan atau minimal naik motor kawasi ninja gitu kan? Terkadang ekspektasi gak sesuai realita," ucap Enzo yang menaiki motor Supra X 125 berwarna hitam dengan sedikit warna merah.
"Enggak ya, kok lo mikirnya gitu sih, memangnya gue cewek matre apa!" tegas Zea.Zea menaiki motor tersebut, mereka pun keluar dari gerbang sekolah. Enzo mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sampailah mereka di sebuah tempat makan.
"Kita makan siang dulu ya sambil bahas kita mau ngambil topik apa," ajak Enzo yang di balas anggukan oleh Zea.
Mereka memasuki kafe tersebut lalu duduk di tempat yang telah disediakan. Mereka memilih menu, setelah itu pelayannya pun pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.
"Menurut lo kita ngambil topik apa nih dari permasalahan sosial?" tanya Enzo.
"Kalau gue sih ngikut aja," jawab Zea.
"Gimana kalau kita milih topik kemiskinan dan ketimpangan sosial, nah nanti kita akan ke pemukiman kumuh dan anak-anak jalanan yang ada di lampu merah, menurut gue sih kemiskinan dan ketimpangan sosial kan satu kesatuan juga, jadi ada benang merahnya." Enzo menjelaskan mengenai tugas yang akan mereka kerjakan.
Makanan mereka tiba Enzo yang memesan ayam pada hitam dengan es jeruk, sedangkan Zea memesan nasi goreng dengan jus mangga.
Setelah selesai makan, mereka bergegas ke tempat tujuan mereka. Untuk tempat pertama mereka menuju ke lampu merah di mana sering ada anak jalanan yang sedang mengamen. Sebelum kesana Enzo berhenti terlebih dahulu ke sebuah supermarket. Ia berbelanja jajanan dan minuman yang begitu banyak.
"Untuk apa lo belanja sebanyak ini Zo," tanya Zea.
"Untuk anak-anak nanti lah, apa lo tega kita kesana hanya sekedar ngefotoin mereka? apa lo gak mau bercengkrama dengan mereka terlebih dahulu? percayalah Zea senyuman yang mereka berikan ke kita di saat mereka menerima makanan yang gak seberapa bagi kita ini akan memberikan efek luar biasa di hati lo," ucap Enzo, ia segera menuju ke kasir untuk membayar makanan yang ia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love (ENS) BSP
Roman pour AdolescentsCinta itu hanya genjutsu yang berkamuflase dalam kata bahagia ~Fake Love~ sebagian orang mengira cinta itu sebuah ketulusan tetapi tidak bagi mereka, bagi mereka cinta hanya sebuah kesakitan. Berada di lingkaran kepalsuan membuat kehidupan 3 remaja...