Jacob terus saja memeluk tubuh telanjang Roselyn. Mereka menjadi rajin bercinta setelah kejadian yang pertama itu. Sekarang Jacob malah yang selalu meminta jatahnya kepada Roselyn. Pemuda itu terus mengecupi punggung polos Roselyn. Tidak ada satu bagian dari tubuh Roselyn yang belum Jacob jelajahi.
"Kapan Om Jackson sama Tante Sofia pulang liburan?"
"Besok, tadi Mami bilang ke aku. Katanya nyuruh jemput di bandara—aah. Jacob!"
Roselyn merengek sebab tangan Jacob masih saja belum puas untuk bermain dengan buah dada miliknya.
"Aku ikut jemput mereka, ya?"
"Terserah kamu—Jacob! Berhenti main-main!"
Jacob mengukung tubuh Roselyn. Menatap wajah cantik kekasihnya yang terlihat lelah tersebut. Roselyn menangkup wajah Jacob yang berada di atasnya. Menarik wajah Jacob untuk kemudian dia cumbu bibir pria itu. Bercumbu dengan Jacob telah menjadi kegemarannya. Meski dia harus memberikan jadwal agar mereka tidak sering bercinta. Bukannya apa, Roselyn tak ingin tubuhnya hancur. Kadang ia harus mengabaikan rengekan Jacob yang meminta untuk bercinta.
"Rose, jangan pernah tinggalkan aku."
Jacob kembali melumat bibir merekah milih Roselyn. "Aku bakal kejar kamu terus sejauh apapun kamu berlari. Bahkan aku akan mengejarmu hingga mati! Kamu harus ingat itu, Rose."
Roselyn tercekat, kalimat itu terdengar tidak asing. Gadis itu menelan ludahnya dengan kasar. Tidak mungkin, kan? Tidak ... tidak, pasti ini hanya kebetulan saja.
"Siapa kamu?"
Roselyn bertanya dengan penuh hati-hati, suaranya menjadi pelan. Tidak selantang biasanya. Roselyn menatap Jacob dengan tatapan penuh kewaspadaan.
"Jacob."
Roselyn memekik keras ketika merasakan milik Jacob mulai menerjang intinya lagi. Kali ini Jacob tak melakukannya dengan lembut seperti biasanya. Roselyn merasakan Jacob sedang meledak. Kalau boleh jujur, Roselyn merasa takut sekarang. Semoga saja pemikirannya tidak benar kali ini.
***
"Daniel, aku mau balikin buku yang aku udah pinjem. Makasih, ya."
Roselyn menyerahkan buku yang sudah ia masukkan kepada Daniel. Tak lupa ia menaruh sebungkus coklat sebagai hadiah. Sesuai dengan catatan milik Rose. Seharusnya hari ini, di saat festival sekolahnya. Rose akan menyatakan perasaannya kepada Daniel. Gadis itu memang menyimpan perasaan berlebih pada Daniel. Itulah alasan yang membuat Joey setengah mati ingin menyiksa Rose. Alasan tersebut lah yang membuat Roselyn yakin bahwa dua orang itu memiliki ikatan di masa lalu. Roselyn tak akan terkejut apa pun kenyataannya. Hidupnya memang penuh dengan kejutan.
Maaf saja, Roselyn tak akan menyatakan perasaannya kepada Daniel. Malah dia berkencan dengan lelaki yang menjadi penyebabnya ingin mengakhiri hidup. Ya maaf saja, dengan mata tertutup pun, Roselyn masih akan berjalan memilih Jacob.
"Astaga, Rose. Santai aja, kamu bisa balikin kapan aja. Ngomong aja ke aku kalo kamu butuh sesuatu."
Sebelum Roselyn menjawab, Joey sudah datang dengan raut tidak menyenangkan. Roselyn berdecak dalam hati. Lucu sekali, 'ngomong aja kalo butuh sesuatu' katanya. Terus kemana perginya pria ini saat Rose dirundung dahulu. Padahal jelas ia tahu pelakunya adalah Joey. Setakut itukah Daniel dengan pengaruh dari keluarga Joey. Baiklah, ini saatnya ia bermain.
Roselyn sengaja memegang salah satu tangan Daniel. "Sebenarnya aku mau ungkapin perasaan aku. Bahkan aku udah buat catatan biar nggak lupa. Tapi kayaknya nggak jadi, kita nggak bakalan bisa. Karena kamu milik orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Arms [TAMAT]
FantasyRoselyn. Menikmati posisinya sebagai ratu. Harus menerima kenyataan bahwa ia dibunuh dengan keji. Wanita itu pikir, ia telah mati. Namun secara ajaib Roselyn terbangun menjadi dirinya sendiri di versi remaja. Roselyn yang awalnya senang karena berpi...