Roselyn terus membuka ponsel miliknya. Sudah beberapa hari Jacob tidak bisa dihubungi. Semua pesan yang ia kirim, tak pernah dibalas oleh Jacob. Bahkan Roselyn yakin jika Jacob tidak membaca pesan miliknya. Keluarga Jacob mengatakan bahwa kekasihnya itu sedang berlibur. Sedikit mencurigakan, pasalnya Jacob selalu melaporkan semua kegiatannya kepada Roselyn. Pemuda itu hanya akan berlatih basket, belajar, lalu berdua dengannya.
"Hah! Bodo amat! Kesel banget. Awas kalo balik, aku bakal ngambek!"
Roselyn mematikan ponsel miliknya, gadis itu lantas berguling-guling di atas ranjang empuk miliknya. Kakinya bergerak untuk menendang angin kosong. Kepalanya sengaja ia tutupi dengan bantal untuk meredam teriakan darinya.
"NYEBELIN! NYEBELIN BANGET! JACOB JELEK! JACOB RAMBUT JAGUNG JELEK!"
Tega sekali pria itu! Meninggalkan Roselyn sesuka hati. Awas saja, Roselyn tidak akan mau jika Jacon memutuskan hubungan ini. Yang boleh adalah Roselyn lah yang harus mengatakan putut terlebih dahulu. Jacob tidak berhak memutuskannya!
Kurang apa lagi yang Roselyn berikan? Rasa sayang? Sudah. Roselyn juga selalu berada di sisi Jacob jika pemuda itu sedang mencurahkan kegalauan hatinya. Bahkan Roselyn sudah menyerahkah tubuhnya, catat itu! Lebih tepatnya dia menelanjangi tubuh Jacob, sih. Sama saja, yang terpenting dirinya telah digagahi oleh sang kekasih.
Tak mau pusing memikirkan dimana keberadaan sang kekasih, Roselyn memilih untuk tidur saja. Besok ia masih harus pergi menuju sekolah. Roselyn benci sekolah! Roselyn rindu menjadi ibu dari Allan. Nah kan, gadis itu kembali merindukan anaknya kembali. Padahal selama ini ia mengobati rindunya dengan cara menganggap Jacob sebagai bayinya. Sekarang harus bagaimana jika gadis itu merindukan keduanya? Semua salah dari Jacob!
Hingga pada keesokan paginya, Roselyn datang ke sekolah dengan mata yang sembab. Semalaman Roselyn hanya menangisi Jacob. Entahlah, Roselyn biasanya tidak menangisi laki-laki. Mungkin ini efek hormon remaja? Iya, pasti karena jiwanya berada pada tubuh gadis belia. Makanya dia menjadi tak terkontrol seperti rusa liar di hutan.
Roselyn tidak memperhatikan pelajaran yang sedang berlangsung. Gadis itu hanya melamun memikirkan Jacob. Buku catatannya sudah penuh dengan coretan nama sang kekasih. Astaga! Roselyn benar-benar sudah terjatuh ke dalam pesona kekasihnya sendiri. Gadis itu rindu setengah mati pada Jacob. Haruskah Roselyn memasang poster untuk mencari kekasihnya?
Hingga waktu makan siang berlangsung, Roselyn masih saja merengut sedih. Bahkan Jacob tidak masuk sekolah beberapa hari ini. Roselyn tidak berselera lagi untuk menelan makan siangnya.
"Rose! Aku mau bicara sama kamu."
Roselyn menatap pemuda yang memanggil namanya. Sontak wajahnya berubah menjadi masam. Mau apa lagi Daniel ini, urusannya sudah selesai. Jangan menambah rasa kesal Roselyn.
"Aku nggak mau. Aku mau balik ke kelas."
Daniel menahan lengan Roselyn, gadis itu dengan cepat menghempas tangan Daniel.
"Bentar aja, Rose. Please, aku mohon."
Roselyn membuang nafas dengan kasar, "Oke! Awas kalo lama."
Daniel tersenyum tipis, menggandeng tangan Roselyn menuju perpustakaan yang sepi. Mereka berdua berdiri di balik rak buku yang tinggi menjulang. Roselyn sudah menyilangkan tangan di depan dada. Lengkap dengan mukanya yang masih masam. Sumpah, dia sudah tak ingin lagi berurusan dengan Daniel mau pun Joey.
"Kenapa?" Tanyanya dengan nada sewot.
"Tentang yang aku omongin kemarin. Aku nggak mau nyerah."
"Maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Arms [TAMAT]
FantasyRoselyn. Menikmati posisinya sebagai ratu. Harus menerima kenyataan bahwa ia dibunuh dengan keji. Wanita itu pikir, ia telah mati. Namun secara ajaib Roselyn terbangun menjadi dirinya sendiri di versi remaja. Roselyn yang awalnya senang karena berpi...