Setelah kejadian tersebut. Joey telah diberikan hukuman skors selama satu bulan. Tidak adil memang jika dipikirkan. Itu karena kedua orang tua Joey memohon maaf kepada Roselyn. Gadis itu dalam hati tertawa girang melihat Joey yang tertunduk lesu. Namun Roselyn menampakkan raut sedih yang dibuatnya.
"Iya, saya akan memaafkan Joey. Memang saya yang salah karena meminjam uang kepada Joey." Ujarnya sembari memeluk sang ibu kembali.
Nasib buruk menimpa Gladys, ia sedari awal telah sesumbar sebab kedua orang tuanya adalah salah satu donatur terbesar di sekolah ini. Gadis itu malah harus menerima kenyataan dia harus dikeluarkan dari sekolah karena terbukti menyebar video bugil serta foto editan yang menampilkan Roselyn. Fyuh, satu kuman telah tersingkirkan oleh Roselyn. Beginilah seharusnya ia hidup.
Kegiatan bersekolah berlanjut seperti biasa. Kini tak ada lagi murid yang memandangnya dengan remeh. Sebaliknya, mereka menunduk karena tahu siapa keluarga dari Roselyn. Memang begitulah tabiat manusia, menindas orang yang menurut mereka lemah. Roselyn tak akan membalas mereka. Ia sudah menyebar video perundungan itu. Sudah cukup untuk membuat mereka tak berkutik. Sekarang semua wajah yang pernah merundungnya menjadi tertunduk di hadapannya.
Malah beberapa siswa nampak tak tahu malu dengan terang-terangan sok dekat dengannya. Mana sudi Roselyn mau berteman dengan mereka semua. Kelihatan sekali bagaimana hampir semua orang berlaku layaknya mereka tak pernah merundung. Padahal jelas sekali bagaimana semuanya ikut menghina dan mencaci Roselyn dahulu.
Nampaknya semua rintangan telah Roselyn hadapi. Menemukan keluarga yang baik, mendapatkan kembali suami—kekasihnya, yang terakhir tentu ia sudah tidak khawatir mendapatkan perundungan lagi. Roselyn bingung, sekarang ia ingin hal apa lagi untuk mengusir rasa bosan. Usianya masih belia—oh! Mungkin saja ini kesempatan bagi dirinya untuk menikmati masa muda. Dahulu ia rela menukarnya demi mengabdi kepada sang keluarga. Ia sibuk merangkak menjejaki kelas sosial atas. Setelah lulus, Roselyn akan berencana untuk berlibur sama menghabiskan uang milik sang ayah.
"Rose, Sayang. Ada yang mau ketemu sama kamu."
Roselyn tersentak setelah mendengar panggilan dari sang ibunda. Siapa yang datang menemuinya? Chloe akan langsung menuju kamarnya. Pun Jacob, kekasihnya itu pasti langsung menyambangi kamar lalu menindihnya. Tanpa berlama-lama, Roselyn keluar dari kamarnya.
"Siapa, Mih?"
Sofia mengedikkan bahu, "Enggak tau, Sayang. Katanya dia teman kamu, gitu."
"Oke deh, Mih. Aku mau turun dulu kalo gitu. Makasih udah ngasih tau aku."
Roselyn mencium pipi Sofia sekilas lalu beranjak turun dari lantai dua rumahnya. Wanita paruh baya itu hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum menatap kepergian sang putri sulung. Memang Roselyn ini sangatlah suka bermanja ria kepadanya. Sofia tentu menerimanya dengan senang hati. Dia malah senang bila Roselyn tak canggung dengannya. Sekarang anak kesayangannya menjadi Roselyn, sebab gadis itu sangat menggemaskan di mata Sofia.
***
Roselyn turun dengan langkah pelan. Sedikit terkejut saat mendapati siapa tamu yang ingin menemuinya. Wajahnya kembali memasang raut datar, semaksimal mungkin menutupi ketidak sukaannya kepada orang tersebut.
"Kenapa kesini, Daniel? Kamu ada perlu sama aku?"
Daniel berdiri dengan cepat dari duduknya. Pemuda itu menatap Roselyn dengan senyum tipis terpatri dari wajahnya. Sayang saja, Roselyn sama sekali tidak terpesona. Hanya satu orang saja yang bisa membuatnya jatuh cinta di sini.
"Eh, iya. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
Roselyn agak sedikit curiga. Mau membicarakan apa? Seingatnya mereka sudah tak punya lagi urusan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Arms [TAMAT]
FantasyRoselyn. Menikmati posisinya sebagai ratu. Harus menerima kenyataan bahwa ia dibunuh dengan keji. Wanita itu pikir, ia telah mati. Namun secara ajaib Roselyn terbangun menjadi dirinya sendiri di versi remaja. Roselyn yang awalnya senang karena berpi...