21. Yang Tidak Roselyn Tahu

507 85 5
                                    

Daniel. Pangeran kedua yang selalu menjadi bayang-bayang dari kakaknya. Mereka hanya mengenal Daniel sebagai adik dari Jacob. Bukan dikenal karena namanya sendiri. Daniel tidak menyukainya. Dia ingin dikenal sebagai Daniel yang berdiri sendiri, tanpa bayang-bayang keluarga. Terutama Jacob.

Daniel sadar, sedari kecil ia memang lemah. Sering sekali sakit hingga terbaring di tempat tidur untuk beberapa hari. Lelaki berkulit pucat itu sudah tidak asing dengan berbagai jenis obat serta banyak tabib yang mengunjunginya. Sang ayah—Joseph— selalu melarangnya melakukan aktivitas yang dirasa berat untuknya. Berbeda dengan sang kakak yang dibiarkan bebas.

Jacob bagaikan elang yang terbang bebas di angkasa. Menjelajahi banyak wilayah baru serta berkemampuan bertarung yang hebat. Sejak masa kanak-kanak, Jacob dikirim menuju barak pelatihan prajurit oleh ayahnya sendiri. Sehingga kakaknya tersebut tumbuh dengan lingkungan yang keras, membentuknya menjadi pribadi yang keras pula. Jujur saja ia merasa iri.

Daniel merasa tidak berguna. Seperti burung di dalam sangkar. Hanya mampu melihat dunia di dalam istana. Bahkan ayahnya memberikan tahta kekaisaran kepada Jacob. Sementara dirinya dijanjikan menjadi raja di salah satu wilayah. Sungguh tak adil baginya. Masa kecilnya hanya dihabiskan untuk membaca, membaca dan membaca tanpa tahu bagaimana teori tersebut di dunia nyata.

Daniel tahu bahwa ibunya merupakan seorang pelayan. Ibunya menjadi selir kesayangan bagi Joseph, setelah berhasil menggoda pria yang saat itu sudah beristri. Semua dia dengar dari para pelayan yang bergunjing.

"Kau tahu tidak? Dulu ibu dari Pangeran Daniel adalah pelayan seperti kita. Tapi dia berhasil menjadi selir dan melahirkan keturunan. Huh, sayang sekali dia tak menikmati kekuasaan karena mati saat melahirkan."

Begitulah, Daniel remaja hanya mampu meremas bukunya dibalik dinding. Awalnya lelaki itu menolak percaya. Namun setelah melihat bagaimana bedanya dirinya dengan Jacob, baru dia percaya kenyataan tersebut. Lebih menyakitkan ketika tahu bahwa Joseph lebih menyayanginya karena Daniel berwajah mirip mendiang ibunya.

Daniel mengira, ibunya adalah Louis—sang permaisuri. Wanita cantik tersebut memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Tak membedakan antara dirinya dan Jacob. Makanya, Daniel mengira bahwa ia betulan anak dari Louis. Bagaimana mungkin wanita itu berbesar hati membesar anak dari selingkuhan suaminya. Betapa besar kebaikan hati Louis. Daniel akan selalu menganggap dirinya memang anak dari Louis, bukan yang lain.

Barulah Daniel mendapat kebebasan di usianya yang menginjak 17 tahun. Joseph mulai menyuruhnya untuk bergaul dengan bangsawan lain. Tidak ada yang spesial. Daniel tetap berada di bawah pengawasan sang ayah, sementara Jacob melalang buana melintasi lautan. Kabarnya, sang kakak akan pulang setelah ikut kompetisi bertarung dalam acara tahunan di barak prajurit.

Daniel memandang kebun dengan bosan. Hari ini ia memutuskan untuk rehat sejenak dari kegiatannya belajar bersama guru. Sesekali Daniel akan berkeliling taman serta kebun. Atau berlatih mengendarai kuda. Matanya dengan cepat beralih memandangi seorang gadis—dia yakin bahwa sesosok itu adalah gadis muda— yang sedang memetik bunga. Daniel yakin jika gadis itu ingin merangkainya. Aneh, kenapa tidak menyuruh pelayan saja? Oh, kenapa pula dirinya harus peduli.

Daniel terus memandangi gadis muda tersebut yang terlihat kesusahan membawa hasil petikan bunga. Terlalu banyak bunga yang dibawa, gadis muda itu bisa terjatuh. Daniel segera menghampiri gadis tersebut, Oh ...

Seperti dugaannya, ia terjatuh. Bunga yang telah dipetik menjadi berserakan di tanah. Dimana pelayan yang melayani gadis ini?

Gadis itu mendongak, membuat Daniel terpana. Rambut pirang emasnya yang dikepang, sangat manis sekali. Wajahnya sungguh cantik, dengan bibir merona. Matanya membulat, terkejut akan kehadiran Daniel.

Open Arms [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang