5

1.1K 148 7
                                    

Jacob tidak bercanda saat mengatakan bahwa ia akan menghabisi semua yang menyakiti miliknya. Calon kaisar itu dengan tega menghabisi adiknya yang sengaja ditugaskan di wilayah terpencil. Jacob datang menghampiri dengan sebilah pedang di tangannya.

"Kenapa kau kesini, Kak?"

Daniel bertanya, lantaran Jacob tidak pernah mengunjunginya. Lebih tepatnya Jacob tidak peduli dengan orang lain. Dia hanya peduli tentang dirinya sendiri. Daniel mengira Jacob mempunyai kepentingan yang mendesak. Begitu pikiran awalnya.

"Membunuhmu."

Daniel tertawa dengan keras. Apa-apaan ini. Cara bercanda Jacob tidaklah lucu sama sekali. Mana orang berniat membunuh lalu mengatakan secara terang-terangan. Jika memang berniat membunuh, pasti sudah dari dahulu Jacob melakukannya dengan mudah.

"Jangan bercanda! Tidak lucu sama sekali, Kak!"

Tanpa diduga, Jacob mengeluarkan sebilah pedang. Mengangkat pedang itu tepat di depan leher Daniel. Tentu Daniel merasa ketakutan, nyawanya benar-benar terancam sekarang ini.

"Kenapa kau berniat membunuhku? Apa salahku? Kau bukan Tuhan!"

Jacob mengangkat salah satu sisi bibirnya. "Kau mengatakan akan membunuh Allan. Jadi aku akan membunuhmu terlebih dahulu."

"Hanya karena itu? Konyol sekali! Kau membunuh adikmu demi anak rendahan yang tidak jelas asal-usulnya!"

"Aku yakin pasti kau tidak bodoh, Daniel. Kau tahu pasti alasanku menyayangi Allan."

Daniel berdecih, "Ternyata anak sialan itu memang anakmu. Aku memang menikahi wanita murahan yang menggoda kakakku sendiri!"

"Rose melakukan semua itu karenamu, Bodoh. Dia sengaja menggodaku untuk melahirkan keturunan tanpa menghilangkan darah kerajaan. Agar orang-orang tidak mencurigaimu yang tak bisa mempunyai keturunan. Tapi kau malah mengatakan bahwa dia pelacur."

Jacob tertawa dengan keras, "Kau mengatakan bahwa dia wanita murahan, sedangkan dirimu sendiri berhubungan dengan banyak wanita. Apa perlu kubongkar hubunganmu dengan pelayan itu? Daniel, kau mengingat Tuhan saat nyawamu terancam. Tapi kemana saat kau mencumbu gadis di rumah bordil? Saat kau bersetubuh dengan pelayan rendahan itu?"

"Sedari awal, memang seharusnya Rose menjadi milikku. Beruntung aku sudah memilikinya, karena kami mempunyai anak. Rose juga mencintaiku. Jadi tidak ada alasan lagi kau hidup."

Daniel sudah menegang. Tingkah buruknya sudah tercium oleh Jacob. Daniel tak dapat lagi membela diri karena faktanya memang seperti itu. Daniel membenci Jacob yang menggunakan kelemahan untuk menyerangnya. Ini semua tidak adil. Jacob mendapatkan semua, namun pria itu tetap saja menjadi serakah.

"Kau mewarisi tahta tertinggi. Mendapatkan pelatihan perang dan politik. Lalu kau masih merasa kurang dariku, Kak? Pergilah dan miliki wanita murahan itu sebanyak apapun kau mau! Aku tak sudi melihat wajahnya lagi."

"Tentu aku mendapatkan itu semua. Karena aku pewaris sah kerajaan. Aku keturunan asli kaisar dan permaisuri. Bukan dirimu, hasil perselingkuhan dengan pelayan. Pantas saja kau juga berselingkuh dengan pelayan rendahan pula. Kau tahu alasan kenapa ibuku mati? Dia membunuh dirinya sendiri karena tahu suaminya berselingkuh dan harus merawat anak hasil selingkuh tersebut. Kau dan Ayah itu sama saja, suka bermain perempuan. Sangat menjijikan."

"Bukankah kita sama, Kak? Kau juga berselingkuh dengan wanita itu!"

"Aku hanya bermain dengan Rose. Karena Rose yang pantas untukku. Dan aku hanya mengizinkan Rose untuk menggodaku, melahirkan anakku. Sudah sejak lama aku ingin merebutnya darimu. Namun ternyata ia datang sendiri kepadaku. Aku tentu tak menolaknya. Berkatmu, kami akan hidup bahagia berdua."

Open Arms [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang