Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, niskala mencoba mengecheck beberapa barang untuk dibawa saat dinas malam. Niskala juga memutuskan untuk berangkat lebih awal karna ingin lebih santai.
"Masih jam 8 dek udah siap aja"
"Lagi pengen berangkat lebih awal, mas agung mau kemana" ucap niskala yg berpapasan dengan agung saat akan ke halaman depan
"Anterin teh ini ke depan gih dek sekalian"
"Buat siapa mas"
"Pak teddy keliatannya hari ini moodnya kurang bagus"
"Loh kenapa?"
"Ya mana mas tau, tanyain sama orangnya gih"
"Yang bener aja sih"
"Udah sana anterin, mas mau lanjut nonton bola diatas sama bapak"
Niskala dapat melihat mayor teddy dari kejauhan, terlihat tangannya yg mengurut dahi sembari memejamkan mata. Beneran lagi cape kali ya dia ucap niskala dalam hati
"Permisi pak ini teh nya"
"Saya gak minta dibuatin teh" ucap mayor teddy dingin
"Tapii—"
"ya sudah simpen saja di meja"
Niskala pun menyimpan teh hangat disamping cangkir kopi hitam yang terlihat mulai habis.
"Kenapa masih disini?" Ucap mayor teddy yg menatap niskala berdiri ditempat
"Teh nya sudah saya terima kan" ucapnya lagi
"i-i-iya maaf pak, saya permisi"
Niskala pergi menuju halaman depan tempat dimana biasa dia akan diantarkan.
"Wah nisakala udah cantik aja nih"
"Mulai kan mulutnya" ucap niskala muak sembari tertawa
"mau berangkat sekarang tuan putri?" Ucap frank dengan nada bercanda
"Iya bang frank"
"tunggu sebentar saya ambil mobil dulu"
Baru saja franky akan pergi mengambil mobil, mobil fortuner hitam menghampiri mereka.
Niskala dan franky saling beradu pandangan.
Kaca mobil terbuka sepenuhnya.
"naik, saya antar" ucap mayor teddy dari dalam mobil
Bingung harus berbuat apa, franky memberikan kode mengangguk pada niskala.
Selama perjalanan tidak ada yg memulai percakapan. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Ini orang mode diem gini secara langsung agak ngeri juga ya" ucap niskala dalam hati
"Bisa berhenti main hp? Mata saya keganggu sama kecerahan layar hp kamu" ucap mayor teddy memecah keheningan
Niskala yang tadinya sesekali memainkan hp langsung menyimpannya disaku.
Niskala mengedarkan pandangan dari depan ke samping jendela mobil. Yang niskala inginkan saat ini hanya cepat sampai rumah sakit. situasinya cukup mencekam, aura dingin sikapnya terlalu kuat.
Mobil berhenti tepat digerbang rumah sakit. Mayor teddy pun tetap diam tak bergeming.
"Terimakasih sudah mengantar pak, selamat malam" ucap niskala ramah
"Hati-hati dijalan ya pak" ucap niskala lagi sembari turun dari mobil
Belum sampai niskala memasuki gerbang, mobil fortuner itu melaju pergi.
"Mbak itu abangnya ngebut amat"
"Iya pak, ada keperluan lagi katanya" bohong niskala
"Ohh gituu"
"Pak suwirjo saya langsung ke ruangan ya"
"Nggeh silahkan mbak"
.
.
.Pasien malam itu cukup membludak, energi niskala rasanya mulai terkuras habis. Tak terasa waktu bergulir dengan cepat waktu operan akan tiba.
"Ponek wangi banget kayanya" celetuk rehan dilorong rs
(*PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif)
"Iya nih si rara gak mandi" ucap niskala
"Gw lupa gak mandi kembang, IGD gw liat-liat aman gak ada—" ucap rara
Belum selesai rara mengucapkan kalimatnya mulutnya ditutup rehan dengan tangannya
"Bisa diem gak lo ra, gak usah sembarangan. Ini udah mau jam operan" ucap rehan
"Lepasin anjir rehan" ucap rara berontak
"Ya lagian mulut lo ga dijaga"
Tak lama perawat lain memanggil ke arah mereka "Han sini han pasien KLL"
(*KLL : kecelakaan lalu lintas)
"Kan gw bilang apa, cocot mu ra" ucap rehan
"Udah sana han cepetan" suruh niskala
"Semangat mas rehan" ucap rara meledeknya
"Geli gw ra" jawab rehan sembari pergi
.
.
."Mau beli bubur dulu gak?" Ucap rara
"Boleh sih tapi kita tunggu rehan sebentar" ucap niskala
"Ayo makan gw laper" rehan datang tiba-tiba sembari mengapit kan kedua tangannya pada leher rara dan niskala
"Lepas anjir rehan" tegur niskala
"Sakitt anj—" pekik rara
"Raa mulut nyaa" tegur rehan
"Mau makan apa kita" tanya rehan sembari melepaskan tangannya
"Rehan anjir rambut gw berantakan jadinya" dumel rara sembari merapihkan rambutnya
"Iya maaf maaf " ucap rehan sembari membantu merapihkan rambut rara
"Masih pagii udah makan hati nih gw" ucap niskala
"Aduhh pacar gw satunya cemburu nih, maaf ya cantikk" ucap rehan
"Gw kalo jadi cewe lo tiap hari makan hati kayanya" ucap niskala
"Suara buaya merdu amat han" ucap rara
Rehan hanya bisa tertawa dengan ucapan kedua temannya itu.
"Serius nih mau makan apa" tanya niskala
"Gw pengen buburr " ucap rara
"Gw pengen nasi t.o " ucap rehan
" tapi gw lagi mood makan nasi kuning gimana dong" ucap niskala
"Udah gak usah makan" ucap rehan
"Han tapi gw laperr" ucap rara
"Ya udah mau makan apa ini beneran, gw ngikut deh" tanya niskala
"Asal jangan bubur deh gak kenyang " jawab rehan
"Iya udah nasi goreng" ucap rara
"Mana ada orang jualan nasi goreng pagi-pagi beginii raa" balas niskala
"Ga ngerti gw sama jalan pikir lo ra" balas rehan
"Iya gw cuman ambil jalan tengah doang yeuuu" ucap rara
"Tapi lontong sayur kayanya enak" ucap rehan
"Buset masih pagii langsung makan yg bersanten" ucap rara
"Makan yg aman-aman aja sih han"
"Ya terus apaan"
"Jadi makan gak niii" tanya rara
"Ehh itu siapa dah" tegur rehan
Niskala melirik arah yg ditunjuk rehan.
"Gw gak jadi ikut makan yaa, kalian aja. Gw duluann byee" ucap niskala sembari menghampiri pria didepan gerbang.
TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
heartbeat
Romance"you walked in, my heartbeat different" ⚠️Please read this carefully⚠️ fluff but lil bit angst (?) - seluruh isi cerita hanya imajinasi belaka - karakter yang ada, tidak ada sangkut pautnya dengan pemilik visual - untuk hiburan semata - be wise read...