mendekati akhir

3 0 0
                                    

"sayanggg! Aku punya kabar gembira"ucap nisa dengan suasana hati yang gembira.

"Oh ya? Kabar apa?"tanya sang pacar, tak lain dan tak bukan ialah sang ketua osis.

"Kamu masih ingat gak? sama temanku yang di Indonesia, yang pernah aku ceritain waktu itu"tanya nisa terlebih dahulu sebelum menyampaikan berita nya.

"Masih, kenapa?"ucap suga heran, karena setau nya sang pacar tidak mau membicarakan tentang mereka lagi.

"Mereka udah minta aku pulang, dan mereka udah mengaku salah. Jadi aku mau pulang ke Indonesia hehehe"ucap nisa masih dengan suasana hati yang baik.

"Itu berita bagus sayang, akhir nya ya mereka mengaku salah. Tapi apakah kamu harus pulang?"ucap suga.

"Aku hanya pulang sebentar, dan aku akan kembali ke sini. Kan gak mungkin aku ninggalin kamu"ucap Nisa.

"Kan gak ada yang tau"ucap suga masih kekeh dengan isi kepala nya itu.

"Sayanggg! Aku pulang nya masih lama, sekitaran 2 Minggu lagi. Jangan marah ah, lagian aku di sana cuman sebentar"ucap nisa membujuk sang kekasih agar percaya dengan ucapan nya.

"Kau berjanji ?"tanya suga penuh harap.

"Ya tentu saja! Aku hanya milikmu, oke?"ucap Nisa.

Suga pun memerah di buat nya, melihat reaksi itu Nisa tak kuasa menahan rasa gemas nya. Kenapa bisa ya pacar nya segemas itu pikir nya

"Btw, bentar lagi musim salju tiba. Apakah itu benar?"tanya Nisa.

"Ya itu benar, kenapa? Kamu ingin bermain salju?"tanya suga.

"Bukan itu, kau tau tentang cerita turun nya salju pertama?"tanya Nisa dengan berbinar, berharap sang kekasih tau.

"Tentu saja aku tau"jawab suga yang membuat nisa senang atas jawabannya.

"Aku harap di malam itu, kita masih bersama dan kita bisa melewati malam bersalju itu dengan perasaan gembira"ucap nisa.

"Tentu saja kita akan bersama, kita akan bersama selama nya. Percaya lah akan hal itu"ucap suga.

"Kamu yakin?"tanya Nisa ragu ragu.

"Tentu saja aku yakin, kita sudah di takdir kan bersama. Jika kita tidak di takdir kan, maka kita tidak akan di pertemukan"ucap suga meyakini.

"Tapi... Kau tau sendiri kan? Kita berbeda, sebenarnya aku mau jujur"ucap nisa ragu, takut ia akan mengundang kemarahan dari sang kekasih.

"Jujur tentang apa? Beritahu saja, tak perlu takut aku marah"ucap suga.

"Kita itu berbeda keyakinan, dan kita yakin bahwa kita akan bersama. Tapi apakah itu akan menjadi kenyataan? Hubungan kita seharusnya tak pernah terjadi, tapi setelah ku pikir pikir lagi. Tak salah kita memiliki perasaan, yang salah ialah rasa keyakinan kita bahwa kita akan bersatu"ucap nisa dengan panjang lebar tanpa menatap mata sang kekasih, Ia takut jika menatap mata sang kekasih ia akan menangis.

"Sayang... Kamu serius mengucapkan ini? Keyakinan bahwa kita akan bersama itu gak salah, ya memang aku gak tau di masa depan kayak mana"ucap suga.

"Tapi ini masa sekarang, sekarang ya sekarang. Jangan memikirkan hal yang membuat kita menjadi tidak nyaman, aku tau kita berbeda keyakinan. Tapi aku mohon, kita jalani aja ya? Jangan ingatkan aku tentang hal ini lagi"ucap suga.

"Tapi..." Baru saja Nisa mau melanjutkan ucapannya Suga langsung memotong nya.

"SAYANG! aku mohon please, jangan ingetin ini lagi ya?"ucap suga, lalu ia pergi dari hadapan nisa karena ia merasa malu sudah membentak sang kekasih.

"Kita salah kak, seharusnya aku sadar bahwa kamu bukan takdir aku. Aku kira hubungan ini akan terjadi sementara, tapi ternyata aku salah. Kita malah saling mencintai, dan cinta itu yang membuat hubungan kita ini bertahan walaupun aku tau bahwa agama kita tak akan pernah mengizinkan. Maaf kak"

Chat dari suga.
"Maaf sayang, aku membentak mu. Tapi aku terluka, kenapa kita di pertemukan jika keyakinan kita berbeda? Cinta kita tak salah. Tapi aku bingung harus bagaimana"

Pilihan Takdir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang