TAKDIR KETIGA

349 42 2
                                    

     Malam harinya, Gracio dan Ara duduk di salah satu cafe dengan menunggu rekan kerja dari Gracio. Ara tak henti henti nya bermain game di ponsel nya. Sampai dua orang datang bersama anak nya yang menurut Ara tak asing di matanya.

     Kedua orang itu menghampiri Gracio dan Ara yang tengah melihat ke arah mereka berdua. Gracio tersenyum tipis melihat kedatangan rekan kerjanya itu. Rekan kerja Gracio tak lain adalah pucho. Dan yang bersama pucho ialah Chika, anak tunggal dari pucho dan Aya.

     Gracio menjabat tangan Pucho dan tersenyum ramah kepada nya.

    "Pucho, kenalkan, ini adalah Ara, anak yang aku titipkan di panti, nanti saat besar dia yang akan meneruskan pekerjaan ku jika dia tak keberatan". Ujar Gracio. Ara menyalimi tangan Pucho dan mencium punggung tangan nya.

    "Apa kabar om, sudah lama tidak bertemu ya haha". Ujar Ara.

   "Om baik baik saja Ara. Bagaimana? Senang bisa bertemu Chika kembali Ra??". Tanya pucho. Ara mengangguk lalu tersenyum kepada pucho.

    "Kalian sudah kenal??". Tanya Gracio kepada kedua orang yang baru saja bersalaman.

    "Anakmu dulu begitu cerewet cio. Dulu saat aku pergi menjemput anakku, dia rewel ingin bertemu anakku besar nanti". Pucho terkekeh saat mengatakan itu. "Cio, ini Chika. Anak tunggal ku". Pucho memperkenalkan Chika kepada rekan bisnisnya itu.

    Chika dengan sopan menyalimi dan mencium telapak tangan Gracio. Chika tersenyum ke arah Gracio. Namun tidak kepada Ara.

    "Gue harus selesai in ini". Batin Chika. Yang ia maksud adalah tentang pertengkaran nya dengan Ara tadi siang.

   "Emmm. Om, pa. Chika boleh ngomong berdua gak sama Ara??". Tanya Chika kepada pucho dan Gracio.

    "Kalau om cio boleh, papa juga boleh kok sayang". Ujar pucho mengelus rambut anak kesayangan nya itu.

    "Boleh kok nak". Balas Gracio. "Ara di ajak Chika nya tuh sana". Gracio menyenggol pelan lengan anak pertama nya. Ara mengangguk kemudian beranjak bersama Chika.

    Chika berjalan di depan Ara dengan di buntuti Ara di belakang nya. Ara terlihat bingung sekarang. Ia takut di marahi Chika kali ini. Serius.

    "Ra". Panggil Chika tiba tiba. "Aku minta maaf soal perlakuan aku tadi siang ke kamu. Aku red flag". Sambung Chika.

   "Gak apa apa kak Chika. Aku juga tahu kok kalau aku salah". Jawab Ara dengan senyum manis terbit dari bibir nya. "Tapi.... Apa masih pantas untuk aku gapai impian itu kak??".tanya ara. Chika mengangguk kemudian tersenyum.

    "Kamu selalu pantas Ara. Aku yang salah karna udah buat semangat kamu untuk itu hancur Ra". Ujar Chika sambil menoleh. Ia menghampiri Ara dan memeluk singkat tubuh Ara. "Aku kangen kamu ra". Imbuh nya. Ara tersenyum tipis.

    "Kita balik yuk Ra. Kasian om cio sama papa udah nunggu". Ajak Chika. Ara mengangguk dan berjalan membuntuti Chika.

    Sesampai nya di sana, Chika kembali duduk di samping pucho dengan senyum berbinar. Tapi tidak dengan Ara. Ara tidak langsung duduk namun membuka pembicaraan.

   "Pa, om. Sebelumnya Ara minta maaf karna sudah membuat keputusan yang gegabah. Dulu sekali saat kak Chika masih tinggal di panti, Ara sempat janji ke kak Chika. Janji itu di mulai dari janji ketika besar mempunyai rumah berdua, janji menjaga satu sama lain, dan lain lain. Ara ingin menepati satu janji saja yaitu mempunyai rumah bersama kak Chika. Jika papa dan om memperbolehkan, maka Ara akan menjaga kak Chika dengan sepenuh hati". Ujar Ara di akhiri dengan helaan nafas.

   "Kalau papa ya terserah kamu Ra, kamu sudah besar, pasti tahu mana baik dan buruk untuk diri kamu. Tapi gimana sama mama papa Chika??". Ujar Gracio. Pandangan Ara beralih kepada pucho yang juga tengah melihatnya.

    "Om izinkan Ara. Tapi gimana?? Chika nya mau gak?? Kalo Chika nya mau kan urusan Tante Aya gampang". Jawab pucho. Pucho memandang anaknya yang menganggukkan kepalanya dengan senyum yang terbit di wajahnya. Ara yang melihat itu hanya dapat tersenyum tipis tanpa bersorak sedikitpun. Jaga image katanya.

                                   ***

*********
Gimana? Suka?
Maaf kali ini dikit. Ga enak badan hehe.

Gimana harinya??

Semangat yaaaa

CINTA & NORMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang