Ara memasuki sebuah gedung bernuansa golden itu. Ia berfikir sejenak. Bukankah zaran termasuk keluarga tidak mampu?? Apa mungkin ini harta Chika??. Fikir Ara. Ara terus berjalan dengan menenteng sebuah bingkisan yang akan di berikan kepada Chika. Tangannya masih penuh dengan perban. Karena lukanya cukup dalam.
Ara berhenti didepan Chika lalu tersenyum tipis pada Chika. Ia menyerahkan bingkisan itu kepada Chika yang di terima oleh Chika dengan senang hati.
"Selamat kak Chika. Akhirnya kamu kembali ke dirimu sendiri. Kembali normal seperti orang biasa". Ujarnya sambil menjabat tangan Chika. Chika awalnya tak sadar dengan perban di tangan Ara. Ia tersenyum tipis lalu melirik tangan Ara.
"Makasih Ra, tapi tangan kamu kenapa??". Tanya Chika. Jinan yang berada di belakang Ara ikut was was secara tiba tiba.
"Eee kak. Gue ada kerjaan di kantor. Duluan ya". Ia melepas jabatan tangan itu lalu berlari keluar gedung bernuansa golden itu.
Disana. Jinan ingin mengejar. Tetapi Chika mencegah.
"Ara kenapa nan". Sorot mata khawatir dari Chika tak bisa berbohong. Ia khawatir.
"Ceritanya panjang Chik. Nanti gue kasih tau. Gue kejar adek gue dulu ". Jinan ikut berlari mengejar Ara yang sudah jauh pergi. Saat ia melihat punggung Ara, ia makin mempercepat larinya dan menggenggam tangan Ara agar berhenti berlari.
"Gak usah kabur!! Kamu yang ngotot buat Dateng Ra". Jinan menarik Ara kedalam pelukannya. Ara tak dapat lagi menahan tangis. Ia menangis. Memperlihatkan kelemahan nya yang sebenarnya.
"Kak.... Aku kehilangan kak chikaaa". Tangis nya semakin pecah. Jinan mengusap kepala Ara dengan penuh kasih sayang. Dan akhirnya Ara melepaskan pelukan itu. Karna ia tau akan ada sesuatu yang keluar. Bukan ingus melainkan darah segar mengalir dari kedua lubang hidung nya itu. Matanya tiba tiba memburam. Ia pingsan.
****************
Tbc*
Up jam segini rame ga??
Udah ah habis ini beneran nyerah aku kalo ga rame
Ga mau up kalo ga rame
Lebih tepatnya aku nyerah
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA & NORMA
Teen Fiction"kita memang punya cinta tetapi dunia punya norma" -biellara samudra natio harlan